Di tengah gelombang arus remake game-game klasik era 90-an ke era modern saat ini, fans video game dapat berharap kalau suatu saat game favorit mereka di masa lalu bisa dimainkan kembali dalam format berbeda. Setidaknya dari kualitas grafis; yang sudah pasti akan menyesuaikan keadaan terkini di mana teknologi yang ada jelas lebih baik jika dibandingkan 20-30 tahun lalu. Beberapa kalangan menilai ini langkah strategis; menciptakan game yang hampir bergaransi akan laris di pasaran. Beberapa lainnya menganggap ini langkah pragmatis, atau ekstremnya pemalas karena tidak perlu kreativitas memikirkan sesuatu yang benar-benar baru. Cukup re-imagining game lama dan bikin modern seperti game-game lain di masa kini.
Capcom termasuk perusahaan game yang konsisten di jalur remake seperti ini. Dan terbukti secara bisnis langkah mereka benar karena profit game remake mereka jumlahnya besar. Resident Evil 2 Remake termasuk salah satu game terlaris sepanjang 2019 kemarin. Dan bahkan mendapat nominasi sebagai Game of the Year di ajang The Game Awards 2019. Game tersebut mendapat pujian di berbagai media dan kelompok fans. Beberapa gamers era modern mengeluhkan tingkat kesulitan yang ada dalamgame tersebut. Wajar juga sih, mengingat game sekarang relatif lebih mudah dikuasai dan dikalahkan/ditamatkan ketimbang game era 90-an yang memiliki tingkat kesulitan tinggi (sehingga seru dimainkan).
Tapi secara umum, Resident Evil 2 Remake membawa seluruh aspek keren yang dulu diberikan Resident Evil 2 tahun 1998. Apakah Resident Evil 2 Remake lebih bagus dari game originalnya? Secara grafis tentu saja; tapi itu sebuah keniscayaan. Saya pribadi sedikit kecewa karena konsep Dual Scenario (A & B) dari game original tidak diimplementasikan dengan baik dalamremake.
(Sumber gambar: Save Game World)
https://www.youtube.com/watch?v=u3wS-Q2KBpk
Tapi saya (terpaksa) mengerti karena itu hanyalah game remake. Game remake perlu sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang remakealias dibuat ulang. Dan sepertinya semangat seperti itulah mendasari remakeResident Evil 3 yang bakal dirilis tahun ini oleh Capcom.Menyusul kesuksesan dan momentum Resident Evil 2 Remake tahun lalu, Capcom tancap gas dan segera merilis Resident Evil 3 Remake ke pasar tahun 2020 ini.
(Sumber gambar: Neowin)
Resident Evil 3 pada masanya (tahun 1999) merupakan game sukses seperti para pendahulu Resident Evil (1 & 2). Mengambil timeline yang berdekatan dengan Resident Evil 2 dengan tokoh utama Jill Valentine (protagonis Resident Evil original), Resident Evil 3 adalah game menyenangkan dengan porsi action kuat dan puzzle yang bikin marah.
Tidak terlalu sulit menyelesaikan Resident Evil 3 walau jelas tidak pula mudah. Nemesis, monster gede yang selalu berseru STAAAAARS!!! merupakan momok menjengkelkan. Sering muncul mendadak dan bikin kaget sekaligus takut. Elemen buat sendiri peluru kamu juga merupakan aspek keren di Resident Evil 3 original. Begitu pula dengan kemungkinan tamat yang lebih dari satu sehingga menambah nilai replayability alias keinginan memainkan ulang game-nya. Dan tentu saja Mercenaries Mode: Operation Mad Jackal, sebuah mode time-trial untuk adu gengsi kehebatan dan kecepatan menyelesaikan misi dalam batasan waktu dan sumber daya (peluru, obat-obatan).Tapi sepertinya aspek-aspek tadi tidak akan terbawa dalam versi remake Resident Evil 3 untuk PlayStation 4, Xbox One dan PC tahun 2020.
(Sumber gambar: Power Up Gaming)
https://www.youtube.com/watch?v=BsQVkUgdnA4
Produser Capcom, Peter Fabiano melalui wawancara di majalah Official PlayStation Magazine baru-baru ini mengatakan kalau Resident Evil 3 Remake merupakan re-imaginingyang akan lebih fokus ke hal-hal baru seperti grafis photorealistic serta kontrol modern. Monster Nemesis seperti dalamgame original akan tetap ada namun kini dilengkapi A.I / kecerdasan buatan lebih baik dibanding versi original; bahkan akan lebih oke dari Tyrant/Mr. X di Resident Evil 2 Remake! Ini jelas menakutkan karena Nemesis dapat menggunakan senjata rocket launcher, tidak seperti Tyrant/Mr. X yang mengandalkan brute force itu.
Akan ada pula mode multiplayer (sesuatu yang sepertinya jadi keharusan saja di era internet seperti sekarang) bernama Resident Evil Resistance. Entah seperti apa nanti mode ini; syukur-syukur sih akan memuaskan dan mencegah fans mengomel lebih panjang gara-gara hilangnya Mercenaries Mode. Carlos Oliveira, karakter ekstra dalamgame original juga akan punya porsi lebih dalamremake ini. Melihat desainnya yang kini lebih hispanic (dibanding versi original), sepertinya dia akan lebih menarik. Peletakan gambarnya bersebelahan dengan Jill Valentine dan Nemesis di iklan media menunjukkan kalau peran Oliveira bakal lebih signifikan di remake Resident Evil 3.
Dari "boyband" ke "real man" (Sumber gambar: Game Rant)
Dengan remake ini maka semua Resident Evil original PlayStation sudah mengalami remake ke konsol lebih modern dari PS1. Resident Evil 1 di remake ke Nintendo GameCube & PS2. Resident Evil 2 & Resident Evil 3 di remake ke PS4, XB1 dan PC. Ini membuktikan kalau Capcom masih mengandalkan IP klasik pra millennium untuk menjaga arus kas mereka. Mungkin bukan hal buruk, tapi stagnanisasi seperti ini berbahaya buat kreativitas.
https://www.youtube.com/watch?v=Pvwdy38_vlo