Apakah kamu suka membaca cerpen alias cerita pendek? Atau mungkin kamu suka membaca cerpen klasik?Bicara tentang cerpen klasik, mungkin kamu tahu atau pernah membaca cerpen berjudul 'Robohnya Surau Kami'. Cerpen karangan A.A. Navis ini dianggap sebagai salah satu karya monumental dalam dunia sastra di Indonesia.
Apa isi daricerpen karya A.A. Navis ini?
Dalam cerpen yang diterbitkan pada tahun 1955 itu, A.A. Navis menampilkan wajah Indonesia di zamannya dengan penuh kegetiran. Banyak kata-kata satir dan cemoohan akan pemikiran kolot orang-orang Indonesia pada saat itu, yang masih cukup relevan dengan masyarakat sekarang.
Cerpen 'Robohnya Surau Kami' adalah sebuah cerpen bergenre sosio-religi. Cerpen ini menceritakan tentang kematian tragis seorang Kakek penjaga surau di kota kelahiran sang tokoh utama yaitu, tokoh aku. Si Kakek bunuh diri setelah mendengar cerita Ajo Sidi yang terkenal sering membual.
Dalam cerita bualannya, Ajo Sidi menceritakan dialog antara Tuhan dengan Haji Saleh. Dikisahkannya Haji Saleh adalah seorang yang taat beribadah saat di dunia, mirip seperti si Kakek. Namun saat di hari keputusan, Haji Saleh malah dimasukkan ke dalam neraka. Tentu saja, Haji Saleh merasa diperlakukan tidak adil oleh Tuhan. Haji Saleh dan orang-orang yang juga merasa diperlakukan tidak adil pun menuntut penjelasan. Lalu Tuhan menjelaskan sebab Haji Saleh dan orang-orang itu dimasukkan ke neraka adalah karena mereka terlalu mementingkan diri sendiri, terlalu fokus ibadah dan menelantarkan anak-istri mereka hingga kehidupan mereka melarat. Mereka hidup di negeri yang kaya, tapi membiarkan diri mereka sendiri hidup dalam kemiskinan.
Setelah mendengar cerita Ajo Sidi, si Kakek merasa tersindir. Sampai akhirnya, si Kakek pun memutuskan untuk bunuh diri karena merasa tertekan akibat bualan Ajo Sidi. Sedangkan Ajo Sidi yang mengetahui kabar kematian si Kakek hanya memesankan pada istrinya untuk membelikan kain kafan tujuh lapis sebelum pergi bekerja.
Apa yang menarik dari cerpen berjudul Robohnya Surau Kami ini?
Cerpen ini terasa begitu menarik dengan gaya bahasa dan diksi yang digunakan. Selain itu, cerpen ini juga sarat akan pesan moral. Banyak pelajaran hidup yang bisa kita dapatkan dari cerpen ini. Sindiran-sindiran khas dari sang penulis juga cukup mengena di hati para pembacanya. Terutama sindirannya akan sifat manusia yang egois, hanya mementingkan diri sendiri hingga melupakan orang-orang di sekitarnya.
Meski diterbitkan lebih dari setengah abad yang lalu, cerpen 'Robohnya Surau Kami' masih menarik untuk dibaca hingga kini. Dengan cerita yang memiliki relevansi hingga puluhan tahun, jelaslah bahwa cerpen 'Robohnya Surau Kami' memang merupakan sebuah karya sastra yang hebat. Sebuah karya hebat dari seorang sastrawan dan budayawan hebat yang dijuluki sebagai "Sang Pencemooh", A.A. Navis.