Empon-empon atau dalam taksonomi tumbuhan masuk ke dalam suku Zingiberaceaediperkirakan memiliki 50 genus dan lebih dari 1000 spesies. Dari 1000 spesies yang ada, baru belasan rimpang yang dimanfaatkan secara optimal sebagai tanaman obat, bumbu dapur, kosmestik, dan asesori upacara adat. Sementara sisanya masih belum tereksplor secara maksimal, padahal secara fitokimia, suku empon-emponan memiliki punya kesamaan yang bermanfaat sebagai obat herbal.
Penelusuran yang dilakukan di pasar tradisional Beringharjo, Yogyakarta beberapa waktu yang lalu, beberapa empon-empon yang masih mudah dijumpai terhitung ada 13 spesies. Jumlah ini terhitung sangat sedikit. Untuk itu perlu dijaga kelestariannya agar keberadaanya tidak punah.
Konservasi terhadap tanaman obat keluarga (Toga) sangat menguntungkan secara ekonomi bagi petani empon-emponan secara khusus dan masyarakat luas pada umumnya. Di samping memiliki nilai ekonomi, spesies empon-emponan bermanfaat sebagai plasma nutfah tanaman herbal di Indonesia. Berikut 13 empon-empon yang masih eksis sampai sekarang.
1. Temu Lawak (Curcuma xanthorrizha).
Gambar: Rimpang dan Habitus Temu Lawak (Dok. Pribadi, 2019)
Warna rimpang Temu Lawak adalah orange, namun agak tua dibanding kunyit. Temu Lawak merupakan tanaman endemik asli Indonesia. Jika orang mendengar Temu Lawak, maka yang terbayang adalah khasiatnya untuk menambah nafsu makan pada anak-anak.
Keberadaan rimpang ini cukup melimpah di pasaran. Warga sudah terlanjur mempercayai akan khasiat yang didapat dari mengkonsumsi Temu Lawak. Manfaat yang dapat diperoleh dari temu lawak adalah menambah nafsu makan, mengobati gangguan pencernaan, mengatasi kram perut saat haid, mengatasi masuk angin, membantu pengobatan kanker, mengatasi masalah usus besar, memengaruhi metabolisme lemak, mengatasi radang sendi, mengeluarkan toksin tubuh, mengatasi demam, meningkatkan fungsi ginjal, meningkatkan stamina (Anonim, 2019).
2. Kunyit (Curcuma longa).
Gambar: Habitat dan Rimpang Kunyit (Dok. Pribadi, 2019)
Warna rimpangnya orange. Temu ini mungkin paling mudah ditemui dibandingkan empon-empon jenis lain. Hal ini disebabkan kunyit memiliki banyak khasiat sebagai obat dan bumbu dapur seperti memasak ikan untuk menghilangkan bau amis dll. Kunyit juga sering kali dipakai untuk asesori upacara adat pada masyarakat Jawa.
Secara kesehatan kunyit telah diakui membawa banyak asas manfaat pada tubuh. Untuk itu beberapa literatur ilmiah menyarankan untuk dijadikan tanaman wajib untuk mengisi kebut tanaman obat keluarga. Khasiat yang dapat diperoleh di antaranya ramuan anti peradangan tubuh, mengobati asam lambung, mengurangi produksi gas pada pencernaan, meredakan sakit perut akibat irritable bowel syndrom, mengurangi mual, dan meredakan diare (Joseph, 2017).
3. Temu Putih (Curcuma zedoaria).
Gambar: Habitat dan Rimpang Temu Putih (Dok. Pribadi, 2019)
Sering kali temu putih dipertukarkan namanya dengan kunir putih. Atau dengan kata lain dua spesies ini dianggap sama. Padahal keduanya sangat berbeda. Temu putih dari marga Curcuma, sedangkan kunir putih dari marga Kaempferia. Rasa temu putih sangat pahit, sedangkan kunir putih tidak terlalu pahit.
Temu putih dijual dipasaran karena dipercaya sebagai obat kanker. Namun sebenarnya tidak hanya itu, banyak manfaat yang diperoleh dari temu putih, di antaranya kandungan curcumol dan curdione berfungsi untuk antikanker, untuk mengurangi nyeri pada saat haid, dapat mengobati kanker seperti kanker serviks, mengobati kista, mengatasi diare, mengatasi masalah lambung, dan mengatasi sakit perut (Anonim, 2016).
4. Temu Ireng (Curucma aeruginosa).
Gambar: Habitat dan Rimpang Temu Ireng (Dok. Pribadi, 2019)
Temu ireng atau temu hitam karena warna rimpang bagian dalamnya berwarna biru kehitam-kehitaman. Daunnya mirip temu putih dan temu lawak karena sama-sama mempunyai semburat ungu pada mid-rib (ibu tangkai daun).
Temu ireng dipakai masyarakat sebagai obat jamu cekok (Limananti & Triratnawati, 2003). Selain itu juga terkenal untuk mengobati penyakit batuk. Manfaat lain misalnya menambah nafsu makan, mengatasi penyakit kulit, menyuburkan kandungan, mengatasi nyeri saat haid, pembersih darah paska melahirkan, meredakan batuk dan sesak nafas, menghilangkan racun dalam tubuh, mengobati cacingan, penambah darah, dan mengatasi gangguan wasir (Ana, 2015).
5. Temu kunci (Boesenbergia rotunda).
Gambar: Rimpang dan Habitat Temu Kunci (Dok. Pribadi, 2019)
Temu kunci bentuknya memang seperti kunci. Kalau rimpang lain bentuknya kerucut, temu kunci memiliki bentuk silinder kecil-kecil layaknya kunci. Baunya harum, dipakai untuk pelengkap ibu-ibu di dapur dalam memasak sayur bayam.
Sayur bayam yang ditambahkan kunci lebih beraroma harum dan terasa lebih hangat. Manfaat yang diperoleh dari temu kunci selain bumbu dapur adalah mengatasi gangguan pencernaan, mencegah gigi berlubang, mencegah maag, dan meningkatkan gairah seks (Setiaputri, 2018).
6. Temu mangga (Curcuma mangga).
Gambar: Habitat dan Rimpang Temu Mangga (Dok. Pribadi, 2019)
Tanaman ini asli Malaysia. Disebut temu mangga karena aroma daging rimpangnya seperti mangga Kueni, harum dan tidak pahit. Orang Sunda memanfaatkan temu mangga sebagai lalapan.
Kandungan Curcuminoid pada temu mangga yaitu sebesar 0.18-0.47%dideteksi menggunakan metodeHPLC deteksi photodiode array (Bos et al., 2007). Beberapa manfaat temu mangga sebagai obat tradisional di antaranya sebagai obat maag, mengatasi diare, penghilang nyeri saat haid dan keputihan, mengobati jerawat dan bisul, untuk mengecilkan rahim, dan penambah nafsu makan (CCRC, 2019).
7. Temu giring (Curcuma heyneana).
Gambar: Rimpang Temu Giring (Dok. Pribadi, 2019)
Temu giring merupakan tanaman endemik Indonesia (Bos et al., 2007). Kulit rimpang berbuku-buku dengan panjang sekitar 10 cm. Warna rimpang kuning kehijauan dan rasanya pahit.
Temu giring identik dengan khasiatnya sebagai obat kecantikan. Namun ternyata banyak kandungan senyawa kimia yang bermanfaat sebagai tanaman obat keluarga. Di antaranya adalah berpotensi sebagai antioksidan, dapat mengangkat sel kulit mati, bermanfaat sebagai obat cacing bagi anak, sumber aktioksidan yang cukup tinggi, sebagai obat luka, obat cacing, dan obat sakit perut, sebagai obat pelangsing, mengatasi perasaan tidak tenang atau cemas, obat cacar air, dan obat batuk (wardani, 2016).
8. Kencur (Kaempferia galanga).
Gambar: Rimpang dan Habitat Kencur (Dok. Pribadi, 2019)
Bulan Maret 2019 lalu kita dikagetkan dengan harga kencur yang meroket. Harga per kilogram bisa mencapai 80.000 hingga 100.000 rupiah. Hal ini diduga karena maraknya ekonomi kreatif berupa sajian kuliner seblak, diduga menjadi penyebab meluncur tingginya harga kencur (Aryani, 2019).
Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan (Wikipedia, 2018). Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar (jarang 5) dengan susunan berhadapan, tumbuh menggeletak di atas permukaan tanah.
Kencur biasanya dipakai untuk bumbu pecel, urap, atau karedok. Manfaat yang diperoleh dari ekstrak kencur yakni relaksasi dan memberikan efek sedatif atau menenangkan, manambah nafsu makan, mengatasi diare, mengatasi radang lambung, obat anti nyeri, obat anti radang, obat batuk, menyembuhkan luka, dan sebagai perawatan wajah berjerawat (Anonim, 2019).
9. Kunir putih (Kaempferia rotunda).
Gambar: Kunir Putih (Dok. Pribadi, 2019)
Rimpangnya pendek dan bercabang-cabang, juga berbau harum. Akarnya berbau harum dan bentuknya seperti kacang tanah atau bisa juga seperti telur merpati (Lim, 2016, p. 436). Dari rimpang, keluar akar-akar kasar yang ujungnya terdapat anakan rimpang yang berair dan tampak tumbuh menggerombol menutup rimpang induk. Rimpangnya berasa pahit. Jika telah keluar bunga, tandanya rimpang telah siap dipanen. Umbi mudanya dapat dimakan sebagai lalap.
Yunus et al. (2016) mengungkapkan bahwa Kaempferia rotunda atau Kunir yang sejak dahulu telah digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan dan juga mengobati kanker. Selaintu juga bermanfaat untuk mengobati radang, meredam demam, dan meningkatkan nafsu makan (Arsyad, 2017).
10. Bangle (Zingiber purpureum Roxb.).
Gambar: Bangle (Dok. Pribadi, 2019)
Bangle sebagian orang dianggap tanaman keramat karena diduga mampu menangkal jin dan dipercaya sebagian warga dapat mengusir makhlus halus saat anak terkena sawan.
Rimpang bangle menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Warna daging rimpangnya kuning muda sampai kuning kecokelatan (Raina, 2011, p. 36).
Bangle mengandung minyak atsiri (sineol,pinen), damar, pati, dan tanin (Raina, 2011, p. 36). Berikut 10 manfaat bangle bagi kesehatan, yaitu sebagai obat demam, obat sakit perut, sakit kepala, obat sakit kuning, obat rematik, obat cacingan, melancarkan BAB, antioksidan, meningkatkan nafsu makan, dan mengatasi begah (Ginaini, 2016).
11. Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum).
Gambar: Lempunyang (Dok. Pribadi, 2018)
Lempuyang atau lempuyang wangi (Zingiber zerumbet) adalah sejenis rempah-rempah yang berkhasiat obat. Rimpangnya dimanfaatkan sebagai campuran obat pahitan yang dijual oleh penjaja jamu keliling. Lempuyang atau puyang adalah salah satu bahan utama jamu yang cukup populer, jamu cabe puyang (Wikipedia, 2019b).
Lempuyang diketahui mampu menginduksi apoptosis sel-sel kanker. Tidak hanya itu, lempuyang berguna bagi kesehatan, misalnya sebagai obat asma, merangsang nafsu makan, merangsang membran mukosa lambung, mengurangi rasa nyeri, dan pembersih darah (Raina, 2011, p. 220).
12. Lengkuas (Alpinia galanga).
Gambar: Lengkuas (Dok. Pribadi, 2019)
Laos atau lengkuas adalah rimpang yang cukup familiar bagi ibu-ibu pencinta kuliner. Bumbu laos dipakai untuk memasak ayam goreng atau masak sayur opor. Oleh karena itu lengkuas terkenal sebagai penyedap masakan yang alami. Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas.
Lengkuas mengandung minyak atsir sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan. Lengkuas dipercaya sebagai obat rematik, sakit limpa, gairah seks, nafsu makan,bronkitis, dan panu (Raina, 2011, p. 222).
13. Jahe (Zingiber officinale).
Gambar: Rimpang Jahe (Dok. Pribadi, 2019)
Jahe ada tiga jenis, yaitu jahe merah, emprit, dan gajah. Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23mm dan panjang 8 hingga 15mm. Tangkai daun berbulu halus (Wikipedia, 2019a). Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5cm dan lebar 1,5 hingga 1,75cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan.
Rimpang ini sangat populer karena digunakan sebagai bahan untuk membuat wedang jahe. Jika kalian suka jajan di angkringan atau kucingan, maka tidak lengkap rasanya apabila tidak merasakan sensasi kehangatan wedang jahe. Jahe sekarang sudah dikemas lebih praktis dalam bentuk sachet. Beberapa juga digunakan sebagai campuran susu dan minuman lain. Sejumlah manfaat jahe bagi kesehatan karena mengandung senyawa kimia zingirona, gingerol, dan zingiberol, yakni untuk mengatasi batuk, membangkitkan nafsu makan, mulas, perut kembung, obat gatal, dan salesma (Raina, 2011, pp. 134135).