Joaquin Phoenix telah menjadi buah bibir setelah perannya sebagai Joker di film yang disutradarai oleh Todd Phillips. Hal yang sangat wajar mengingat ia mampu menghadirkan karakter rumit penuh depresi pada sosok yang kelak menjadi musuh abadi Batman tersebut.
Padahal, awalnya banyak yang meragukan aktor berusia 42 tahun ini mampu memerankan sang badut psikopat. Dia kemudian diprediksi para kritikus bakal masuk nominasi Academy Awards atau Oscar tahun depan. Tidak sedikit yang mengatakan bahwa Joaquin Phoenix adalah salah satu aktor watak papan atas yang dimiliki Hollywood saat ini.
Berikut merupakan 3 film terkenal yang pernah dibintangi Joaquin Phoenix, sebelum sang aktor menjadi Joker.
1. Gladiator.
Jauh sebelum ia direkrut Todd Phillips untuk memerankan Joker, Joaquin Phoenix pernah bermain di film yang mendapat 12 nominasi Oscar di Academy Awards tahun 2001. Sebuah film action kolosal berjudul Gladiator.
Kala itu Joaquin Phoenix berperan sebagai raja Romawi bernama Commodus dan menjadi lawan main Russell Crowe yang menjadi pemeran utama sebagai Maximus, seorang panglima perang Romawi yang berevolusi menjadi gladiator.
Gladiator bercerita tentang seorang panglima perang Romawi bernama Maximus yang dipercaya oleh sang Kaisar Romawi Marcus Aurelius untuk menjadi penggantinya sebagai penguasa Romawi. Hal itu disebabkan karena sang putra mahkota Romawi, Commodus adalah sosok yang tidak layak menggantikannya sebagai kaisar.
Selain hanya suka berpesta, Commodus juga sangat korup dan gemar menggunakan dana kerajaan untuk kesenangannya pribadi. Yang lebih mengerikan lagi, ia dikelilingi para senator dan jenderal culas serta rakus di lingkungan kerajaan tersebut.
Tatkala mendengar kabar tersebut, Commodus kemudian melakukan kudeta terhadap ayahnya sendiri dengan cara membunuhnya. Setelah sang kaisar tewas, Commodus mendeklarasikan diri sebagai penerus kekaisaran dan memberikan maklumat kepada seluruh rakyat Romawi untuk mengakui dirinya sebagai raja baru yang sah. Tak terkecuali kepada Maximus.
Namun Maximus menolak untuk mengakui sang putra mahkota sebagai suksesor kaisar. Ia menilai kekuasaan sang pangeran diperoleh dengan cara ilegal dan tidak sesuai dengan filosofi Romawi yang kala itu merupakan kekaisaran terkuat di muka Bumi.
2. Her.
Her bercerita tentang seorang pria bernama Theodore Twombly (Joaquin Phoenix) yang memiliki kehidupan menjenuhkan. Twombly bekerja sebagai penulis untuk pembuatan surat orang-orang yang tidak mampu menulis surat dari sifat dan kepribadian mereka.
Selain itu, Twombly juga memiliki masalah mental yang serius disebabkan proses perceraiannya dengan kekasihnya, Catherine (Rooney Mara). Setiap hari ia hanya murung, baik di tempat kerja maupun di waktu ketika pekerjaannya telah selesai.
Teman-teman di sekitarnya mencoba untuk menghiburnya, tapi hal itu sama sekali tidak berkesan untuk Twombly. Hingga suatu hari ia memutuskan membeli perangkat operasi yang mampu berkomunikasi memanfaatkan kecerdasan buatan.
Kecerdasan buatan yang ia pilih menggunakan suara perempuan. Perangkat operasi tersebut kemudian memperkenalkan diri dengan nama Samantha (Scarlett Johansson). Twombly kemudian berkomunikasi setiap saat dengan Samantha.
3. Inherent Vice.
Inherent Vice berkisah tentang seorang penyidik swasta bernama Larry Doc Sportello (Joaquin Phoenix) yang tinggal di Gordita Beach, sebuah kota fiksi di Los Angeles, Amerika Serikat. Doc adalah pribadi yang sangat unik.
Doc merupakan seorang hippie atau pencandu yang akut. Nyaris tiap malam ia menghabiskan waktunya untuk menghisap sabu-sabu. Ia sama sekali tak dapat konsentrasi bekerja jika tak menghisap barang haram tersebut.
Secara ironi bisa dikatakan jika sabu-sabu itu membantunya untuk fokus melakukan penyidikan. Pada suatu hari ia dikunjungi oleh mantan kekasihnya, Shasta Fay Hepworth (Katherine Waterston).
Katherine curhat jika dirinya kini telah memiliki kekasih baru bernama Michael Z Wolfman (Eric Roberts). Michael adalah seorang pengembang real estate yang memiliki karir bagus dan telah memiliki seorang istri. Namun Michael kini mengidap gangguan jiwa.
Gangguan jiwa yang dialami Michael awalnya tidak terlalu parah, namun lama-kelamaan semakin akut. Michael kerap kali mengalami halusinasi dan delusi akut. Hingga kemudian sang istri mempunyai inisiatif untuk membawa Michael ke rumah sakit jiwa.
Sementara Katherine percaya jika gangguan jiwa Micahel bisa dipulihkan dengan dukungannya tanpa harus mengirimnya ke rumah sakit jiwa. Untuk itulah Katherine mengunjungi Doc untuk membantunya melakukan suatu misi.
Misi tersebut adalah menggagalkan upaya istri Michael untuk mengirim suaminya ke rumah sakit jiwa. Namun konflik di Inherent Vice bukan hanya tentang misi penggagalan untuk membawa Michael ke rumah sakit jiwa.
Source
- nflxso.net wordpress.com ytimg.com