Kalau ditanya ada apa di 17 April 2019, mungkin kebanyakan kita akan mengatakan pemilu. Memang benar hajatan demokrasi 5 tahunan rakyat Indonesia akan dilaksanakan tanggal 17 April 2019 ini. Namun selain pemilu, tanggal 17April ini juga merupakan Hari Hemofilia Sedunia. Sudah taukah tentang Hemofilia? Atau sudah tahukah kenapa tanggal ini menjadi Hari Hemofilia Sedunia? Yuk bersama simak fakta-fakta tentang Hari Hemofilia Sedunia berikut ini.
1. Makna Hemofilia tidak menyeramkan.
Hemofilia berasal dari bahasa Yunani Kuno yang terdiri dari dua kata, yaitu haima yang berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang. Hemofilia adalah suatu penyakit kelainan darah yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan. Wah, walaupun Hemofilia merupakan sebuah kelainan namun asal usul katanya indah ya.
2. Asal usul World Hemofilia Day.
World Hemofilia Day (Hari Hemofilia Sedunia) diselengarakan setiap tanggal 17 April tiap tahunnya untuk mengingatkan orang-orang di seluruh dunia akan penyakit Hemofilia. Tanggal 17 April dipilih menjadi Hari Hemofilia Sedunia karena merupakan tanggal lahir pendiri The Worls Federation of Hemofilia (WFH), yaitu Frank Schnabel (17 April 1963).
3. Sebenarnya Hemofilia merupakan penyakit yang jarang ditemukan.
Sebelumnya kita perlu mengetahui bahwa Hemofilia dikategorikan menjadi Hemofilia A dan B. Hemofilia A merupakan jenis Hemofilia akibat kekurangan faktor pembekuan darah VIII dan terjadi sekurang-kurang 1 di antara 10.000 orang. Sedangkan Hemofilia B merupakan jenis Hemofilia akibat kekurangan faktor pembekuan darah IX dan terjadi lebih jarang yaitu 1 diantara 50.000 orang. Nah ternyata Hemofilia jarang terjadi ya.
Hemofilia sendiri tidak mengenal ras, perbedaan warna kulit, dan suku bangsa sehingga dapat terjadi pada siapa saja, namun Hemofilia paling banyak diderita hanya pada pria. Wanita biasanya hanya akan menjadi pembawa gen Hemofilia tanpa menunjukkan gejala Hemofilia. Wanita hanya akan benar-benar mengalami Hemofilia jika ayahnya memang penderita Hemofilia dan ibunya adalah pembawa sifat (carrier).
Di sini pentingnya pemeriksaan kesehatan bersama pasangan sebelum menikah, untuk mencegah penyakit keturunan seperti Hemofilia. Sebagai penyakit keturunan, penderita akan terkena Hemofilia dari lahir hingga seumur hidupnya. Di Indonesia sendiri, mengutip Ketua Himpunan Mayarakat Hemofilia Indonesia (HMHI), Prof. Djajiman Gatot memprediksi pada tahun 2015 jumlah penderita sudah menembus 20.000 orang. Jumlah ini masih bisa bertambah mengingat banyak penderita Hemofilia yang belum melapor dan tercatat.
4. Apa yang sebenarnya terjadi pada penderita Hemofilia?
Penderita Hemofilia darahnya tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada penderita Hemofilia tidak akan secepat proses pembekuan darah kebanyakan orang normal lainnya. Gangguan ini diakibatkan karena jumlah faktor pembekuan darah kurang atau bahkan tidak ada sama sekali.
Seseorang yang terkena Hemofilia akan mengalami beberapa gejala klinis, seperti perdarahan sendi (hemartrosis) atau jaringan lunak (hematom), sedangkan pada anak akan timbul memar. Apabila terjadi perdarahan, yang perlu diperhatikan oleh penderita dan orang di sekitar adalah untuk melakukan pertolongan pertama, yaitu RICE. Rest, mengistirahatkan bagian yang berdarah, Ice, diberi es dengan cara Compression, yaitu ditekan selanjutnya Elevate dengan cara meninggikan bagian yang berdarah lebih tinggi dari jantung.
5. Aktivitas apa yang aman untuk penderita Hemofilia?
Yang perlu diperhatikan penderita Hemofilia adalah menghindari aktivitas yang dapat memicu adanya perdarahan. Penderita Hemofilia tetap dapat berolahraga. Olahraga yang dianjurkan adalah seperti berenang dan berjalan. Olahraga seperti hockey, sepak bola, tinju, maupun gulat disarankan dihindari karena rentan menyebabkan perdarahan.
Selain itu penderita Hemofilia perlu memperhatikan saat menyikat gigi, gunakan sikat gigi berbulu lembut dan lakukan gerakan perlahan untuk menghindari perdarahan. Saat mengendarai motor atau sepeda gunakan helm dan bantalan lutut sebagai antisipasi menghindari luka saat jatuh.
Penderita Hemofilia juga perlu berhati-hati saat menggunakan benda-benda tajam seperti peniti, jaru, gunting maupun pisau. Sedangkan jika penderita sedang sakit harap mengonsumsi obat berdasarkan resep dokter karena beberapa obat dapat memperburuk kondisi perdarahan.
Nah, itu tadi 5 fakta tentang Hari Hemofilia Sedunia. Semoga setelah mengetahuinya kita dapat bersama lebih tahu tentang Hemofilia sehingga dapat memberikan dukungan bagi teman maupun saudara kita yang mengalami Hemofilia.
As you grow older, you will discover that you have two hands, one for helping youself , the other for helping others-Audrey Hepburn.
Source
- http://www.pusdatin.kemkes.go.id/pdf.php?id=15042000001