Apakah kamu masih ingat duel sengit dua robot dari dua negara maju, Jepang vs Amerika, Serikat?
Duel seru Suidobashi Kuratas dari Jepang versus MegaBots Eagle Prime dari Amerika itu menciptakan beragam reaksi dan kehebohan di berbagai kalangan. Mulai dari penggiat robotika, industri mesin berbasis robot, hingga penghobi robot; baik yang berupa robot asli maupun fantasi animasi seperti Gundam series dari Sunrise/Bandai Japan.
(Sumber gambar: eTeknix)
Walau memang tidak semenarik adegan duel robot seperti di film, anime, maupun video game, namun duel dua robot yang dipiloti oleh manusia tersebut seakan mewujudkan dan membuka jalan kalau di masa depan, suatu hari nanti, robot dengan desain lebih keren, berpilot seperti robot-robot genre Super Robot dari maestro manga Go Nagai akan jadi kenyataan di dunia.
Well Sepertinya masa depan itu adalah sekarang. Thefuture is now.Karena beberapa waktu yang lalu, di event perayaan 40 tahun franchise Gundam, Beyond 40th Gundam Anniversary, para shareholders Gundam mengumumkan proyek ambisius mereka yang disambut gembira kalangan fans (dan bahkan non fans) Gundam di berbagai belahan dunia.
(Sumber gambar: Gundam.Info)
Yaitu patung/robot Gundam dengan skala ukuran 1:1 yang mampu bergerak dengan dua kaki, dua lengan dan anggota tubuh lainnya.
Dengan kata lain, mereka sedang membangun robot bipedal (dua kaki) Gundam yang mampu bergerak. Seperti di anime dan game?
(Sumber gambar: AnimeNewsNetwork)
Berikut ini livestreaming pengumuman Gundam yang berjalan, https://www.youtube.com/watch?v=kmTJT0zvOcY
Belum ada detail lebih jelas soal Gundam yang bergerak ini selain satu gambar berperspektif yang menunjukkan sosok robot Gundam (seri RX-78) sedang melangkah dengan kedua kakinya.Dari gambar tadi bisa disimpulkan kalau nanti Gundam ini akan mampu melakukan langkah dengan dua kaki. Bersifat bipedal walk. Berbeda dengan Eagle Prime maupun Kuratas yang bergerak seperti tank. Dan ini merupakan pencapaian oke di bidang robotika.
Seperti yang bisa dilihat di produk MegaBots maupun Suidobashi, robot-robot mereka menggunakan "rail/wheels" sebagai kaki penyangga. Bukan sepasang kaki bipedal seperti Gundam. Sehingga stabilitas mereka cenderung lebih baik. Karena robot besar berdiri dengan dua kaki versus berdiri di atas sederetan roda akan memberikan kestabilan berbeda.
Kaki-kaki yang stabil karena berbasis roda (Sumber gambar: NewAtlas)
Proyek robot Gundam yang dapat bergerak dengan dua kaki ini digawangi nama-nama dari berbagai profesi penting.Ada Yoshiyuki Tomino yang tentu sudah dikenal fans Gundam sebagai sutradara yang menangani banyak seri anime Gundam (termasuk sebagai penulis dan sutradara anime Gundam original tahun 1979). Ada pula sutradara film Katsuyuki Motohiro yang karyanya seperti Space Traveler (2000) dan Psycho Pass: The Movie (2015) mendapat respon positif. Dan ada Seiichi Saito, dosen paruh waktu di Fakultas Sains & Teknologi di Tokyo University of Science, yang akan bertindak sebagai 'Creative and Technical Director' dalam proyek ini.
Tak hanya berisi pesohor; proyek ini juga memiliki sederetan actual robotic scientist alias ilmuwan robotika asli di kehidupan nyata. Ada dua nama terkemuka di sana.Yang pertama adalah Professor Shuji Hashimoto dari Universitas Waseda. Beliau adalah Team Leader dari proyek Gundam ambisius ini. Sebagai ahli Fisika terapan, Hashimoto dibantu oleh ilmuwan bidang jaringan syaraf buatan (artificial neuron) dari Universitas Chukyo yang bernama Professor Pitoyo Hartono.
Sebuah nama yang terasa ngendonesia?Tidak salah, karena Pitoyo Hartono memang berasal dari Surabaya, Indonesia dan belajar Neural Network and Computational Intelligence Theory / Jaringan Syaraf dan Teori Komputasi Kecerdasan Robotik yang akan berguna saat diaplikasikan ke proyek yang bernama resmi Gundam Global Challenge ini.
Team Walking Gundam (Sumber gambar: Gundam-Challenge.Com)
Dengan nama Gundam Factory Yokohama, proyek besar Gundam ini diproyeksikan akan menyelesaikan robot Gundam setinggi 60 kaki (atau sekitar 19 meter) sebelum event Olimpiade Tokyo 2020 dimulai. Robot ini memang berukuran lebih kecil jika dibandingkan Gundam Unicorn (tinggi 64 kaki) yang saat ini masih dipajang di Odaiba sejak 2017. Tapi pembeda terbesar di antara keduanya jelas, yaitu kemampuan mobile yang nyata.
Gundam Unicorn (Sumber gambar: Stripes)
Hasil dari Gundam Factory Yokohama nanti akan dipajang di wilayah Pelabuhan Yamashita di Prefektur Yokohama. Jelas akan jadi karya monumental dari sebuah imajinasi serta ilmu pengetahuan robotika negara Jepang. Sulit untuk membantah superioritas (serta passion) negara ini akan robot, karena robot adalah bagian dari kultur pop Jepang sejak lama.
Mungkin kultur robot ini juga sebagai kompensasi dilarangnya negara Jepang untuk memiliki Angkatan Bersenjata pasca kekalahan di Perang Pasifik (World War II / Perang Dunia Kedua) oleh Amerika Serikat.
Jika kamu jeli melihat, Jepang memang tidak punya pasukan militer selain Pasukan Bela Diri / Self-Defense Force).
Tentara Militer Jepang hanya boleh ada dalam format "Pasukan Bela Diri" (Sumber gambar: SoraNews24)
Itu konsekuensi mereka sebagai pihak yang kalah perang tahun 1945. Tapi siapa tahu, mereka saat ini sedang mengembangkan pasukan militer berbasis Mobile Suit Robot seperti Gundam dalam anime/game?
Akankah ada duel robot Gundam seperti ini di masa depan? (Sumber gambar: GameSpot)
Kedengarannya mustahil atau komedik. Tapi saya pribadi berani mengatakan kalau pada satu titik dan masa, Jepang akan punya pasukan robot-robot canggih dengan pilot serta persenjataan seperti yang mereka tunjukkan di berbagai anime dan game Gundam.
Dan hal itu pasti hanya soal waktu. Karena saat ini saja, mereka sudah dalam tahap memiliki sebuah robot setinggi ruko/rumah toko yang mampu berjalan dengan dua kaki. Bisa dibayangkan dalam 40-50 tahun lagi seperti apa teknologi robotika mereka?
Indonesia perlu banyak ilmuwan-ilmuwan seperti Pak Pitoyo Hartono. Mungkin salah satunya nanti adalah kamu?