Tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung beberapa waktu lalu masih menyisakan duka yang sangat mendalam bagi Indonesia. Begitupun dengan dunia musik tanah air yang tak henti dirundung duka akibat meninggalnya para personel salah satu band populer di Indonesia, Seventeen. Mereka ikut menjadi korban bencana tsunami saat tengah manggung mengisi acara di Tanjung Lesung. Empat dari lima personil Seventeen ditemukan sudah tidak bernyawa setelah tersapu ombak hingga hanya menyisakan sang vokalis, Ifan yang menjadi salah satu korban selamat.
Sontak saja kasus meninggalnya para personel Seventeen ini menyita perhatian dunia entertainment. Terlebih Ifan yang kini mendapat banyak simpati dari publik karena tak hanya kehilangan kawan-kawannya, tapi juga turut kehilangan sang istri tercinta, Dylan Sahara, yang saat itu tengah berada di belakang panggung. Dalam satu hari saja, Ifan kehilangan beberapa orang terdekatnya sekaligus.
Nasib band Seventeen sendiri pun dinyatakan bubar setelah peristiwa ini, seperti pernyataan resmi yang diunggah di laman akun instagram band tersebut beberapa waktu lalu.
Meniti karir dalam waktu yang cukup lama yaitu 20 tahun, band Seventeen pun tak luput dari yang namanya ubah-ubah formasi. Di awal karir Seventeen jauh sebelum Ifan bergabung, Seventeen sudah sering gonta-ganti vokalis. Hal ini terungkap dari cerita salah satu mantan gitaris Seventeen, Yudhy, yang menggunggah cerita perjalanan awal karir Seventeen melalui laman akun Instagramnya @joddie_rose.
Lalu, seperti apa saja serba-serbi perjalanan awal karir Seventeen?
1. Potret kecil Bani Seventeen.
Potret ini diambil tatkala Bani Seventeen masih duduk di bangku SD. Bersama kawan-kawan sepermainannya, Bani kecil diceritakan sebagai anak yang sangat suka bermain game,terutama game Duck Hunter. Setelah selesai bermain game, Bani kerap berlatih gitar bersama Yudhy yang juga memiliki passion yang sama dengannya di bidang musik.
Salah satu momen yang sangat membekas di hati Yudhy adalah ketika mereka sering kali berlaga ahli bermain gitar di atas ranjang seakan-akan sedang pentas di atas panggung. Dan berkat bantuan temannya yang duduk di bangku SMP, Tomo Widayat yang ternyata juga sempat memproduseri album band Seventeen yang berjudul "Pantang Mundur", Bani akhirnya bisa menguasai ilmu gitar secara perlahan-lahan. Oh ya, bisa tebak Bani kecil yang mana?
2. Potret remaja Herman Seventeen.
Memakai kaos berlogo band Rolling Stones, Herman remaja terlihat sangat kurus di masanya. Inilah awal perkenalan Yudhy dengan Herman Seventeen yang terjadi saat mereka duduk di bangku SMA. Mbing (kambing), nama panggilan Herman kala itu, dikenal luas sebagai sosok yang melankolis. Yudhy dan Herman mulai saling mengenal saat duduk di kelas 1D. Dari situlah, mereka membentuk sebuah grup band bersama kawan-kawan sejawat yang bernama Pure Samalona, dengan formasi Herman dan Yudhy sebagai gitaris.
Bukan band besar, hanya sebuah band sekolah yang menyanyikan lagu-lagu Slank dan Red Hot Chili Peppers. Meski begitu, band tersebut pernah meraih juara di festival musik se-Jawa Tengah yang diadakan di Kota Kroya! Hebat, bukan?
3. Cikal bakal band Seventeen.
Inilah formasi awal band Seventeen yang sebelumnya bernama Sweet Seventeen. Yudhy dan Herman sebagai Gitaris, Bani sebagai Bassis, Andy sebagai drummer dan Doni Rahadjo sebagai vokalis. Di formasi ini, mereka masih dalam tahap berlatih di rumah dengan alat-alat musik yang didapat dari hasil meminjam selain gitar. Dulu, di formasi ini Seventeen belum jadi apa-apa, belum memiliki lagu sendiri.
Lagu-lagu dari band Oasis pun kerap mereka gunakan dalam berlatih dikarenakan sang vokalis, Doni Rahadjo kabarnya sangat menyukai Oasis.
3. Formasi kedua Band Seventeen.
Di formasi yang kedua ini, bagian vokal yang awalnya disandang oleh Doni Rahadjo harus digantikan oleh Untung. Namun di awal karir band ini, mereka sempat mengalami kekurangan biaya untuk rekaman. Sampai-sampai sempat terlintas di benak mereka untuk menghentikan cita-cita bermusik ini. Meski dukungan dari ayah Yudhy sangat besar dalam hal mendanai, namun para personel bersikukuh untuk tidak merepotkan orang tua dalam mendanai kegiatan band mereka, salut ya.
5. Tampil di kafe-kafe.
Akhirnya setelah mengalami kesulitan finansial, Seventeen pun berhasil menemukan peluang mengumpulkan dana dengan manggung di kafe Etnik Jogja. Beraliran all round, Seventeen kerap menyanyikan lagu-lagu dari Padi Band, Radio Head, dan U2. Dari yang cuma dibayar dengan sepiring nasi sampai tahap dibayar rupiah, Seventeen akhirnya mampu mengumpulkan dana untuk rekaman lagu pertama yang berjudul "Kekasih Barumu". Lagu ini pun sempat disiarkan di radio-radio Jogja. Salah satunya Geronimo FM.
Di formasi ketiga ini, bagian vokal dipegang oleh Mamat Bono di mana pada zamannya Mamat dianggap mampu membangkitkan jiwa musikalitas dalam band Seventeen. Sayangnya, Mamat Bono harus mengundurkan diri dikarenakan mendapat pekerjaan lain sebagai pegawai bank dan harus berpindah kota. Dari situlah, Seventeen kembali mengalami keterpurukan sampai akhirnya Mamat digantikan sementara oleh Resa Prihadi yang sekarang menjabat sebagai manager aktif band Seventeen.
Inilah serba-serbi awal perjalanan karir band Seventeen yang benar-benar dimulai dari nol. Dilihat dari awal perjalanannya, dapat disimpulkan jika Andi, Bani, dan Herman adalah akar dari berdirinya Seventeen karena sejak awal berdiri hingga akhir karir Seventeen, mereka tetap bersama dan tak pernah terpisahkan.