Sholat adalah rukun Islam kedua setelah mengucap syahadat. Melalui Isra Miraj, Allah menyampaikan langsung perintah sholat lima waktu kepada Nabi Muhammad. Dalam hadits pun Rasulullah bersabda "Sholat adalah tiang agama, maka dari itu barangsiapa mendirikannya, maka sesungguhnya ia telah mendirikan agama (Islam) dan barangsiapa merobohkannya, maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam)".
Jika dibagi menurut hukumnya, sholat terbagi menjadi dua yakni sholat fardu (wajib) dan sholat sunnah. Sholat bisa dilakukan sendirian atau biasa kita sebut dengan munfarid, dan bisa dilakukan secara berjamaah.
Sholat berjamaah adalah amalan yang sangat dianjurkan oleh Islam. Apalagi jika dikerjakan di masjid, ada banyak keutamaan dan manfaat yang bisa didapatkan. Supaya tidak salah, ada baiknya mencermati bagaimana tata cara sholat berjamaah yang benar.
Dirangkum penulis dari berbagai sumber, berikut tata cara sholat berjamaah yang benar, beserta keutamaannya.
Keutamaan sholat berjamaah.
Agar semakin berlomba-lomba dalam kebaikan dan rajin beramal sholeh, kita boleh menjadikan keutamaan-keutamaan suatu ibadah sebagai pemantik semangat. Berikut keutamaan sholat berjamaah:
1. Mendapatkan pahala 27 kali lipat.
Sholat sendirian memang sah-sah saja, namun apabila mengerjakan sholat secara berjamaah kita akan mendapatkan 27 kali lipat pahala. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda "Sholat berjamaah lebih utama 27 derajat dibanding sholat sendirian".
2. Mendapatkan naungan dari Allah pada hari kiamat.
Ada tujuh golongan yang kelak akan mendapatkan naungan oleh Allah di hari kiamat. Tujuh golongan tersebut yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, seseorang yang hatinya terpaut di masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, seseorang digoda melakukan tindakan tidak baik oleh wanita cantik lalu mampu mengucapkan "sesungguhnya aku takut pada Allah", seseorang yang bersedekah, dan seseorang yang mengingat Allah dalam kesendirian hingga menangis.Maka, jangan lewatkan sholat berjamaah di masjid agar kelak mendapat naungan dari Allah di hari kiamat.
3. Ditinggikan derajatnya oleh Allah.
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berjuang di jalan-Nya. Salah satu caranya adalah melaksanakan sholat berjamaah di masjid. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, dijelaskan bahwa "Menyempurnakan wudu pada saat yang tidak disukai, banyak melangkah ke masjid-masjid, dan menunggu sholat setelah melaksanakan sholat. Maka itulah ar tibath (berjuang di jalan Allah).
4. Dijanjikan surga oleh Allah.
Surga adalah tempat yang disediakan oleh Allah bagi hambanya yang taat. Melaksanakan sholat berjamaah di masjid akan mendapatkan surga sebagai balasannya. Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, Rasulullah bersabda: "Ada tiga golongan yang semua dijamin oleh Allah, yaitu orang yang keluar untuk berperang di jalan Allah, maka ia dijamin oleh Allah hingga Dia mewafatkannya lalu memasukkannya ke dalam surga atau mengembalikannya dengan membawa pahala dan ghanimah, kemudian orang yang pergi ke masjid, maka ia dijamin oleh Allah hingga Dia mewafatkannya lalu memasukannya ke dalam surga atau mengembalikannya dengan membawa pahala, dan orang yang masuk rumahnya dengan mengucap salam maka ia dijamin oleh Allah".
5. Dicukupi rizkinya oleh Allah.
Muslim yang mengerjakan sholat lima waktu dengan berjamaah di masjid, maka Allah akan mencukupi rizki padanya. Hatinya senantiasa merasa tenang dan ia tidak akan merasa kekurangan.
6. Menjadi sarana dakwah bagi masyarakat luas.
Dengan melakukan sholat berjamaah di masjid, maka secara tidak langsung kita telah bersyiar pada masyarakat dengan mencontohkan perbuatan baik.
7. Memperkuat ukhuwah islamiyah, yakni persaudarahan dalam Islam.
8. Menjaga silaturahmi.
Melakukan sholat berjamaah membuat kita banyak bertemu dengan saudara sesama muslim lainnya sehingga terjalin silaturahmi yang baik.
9. Mengajarkan kesetaraan di hadapan Allah.
Ketika menunaikan sholat berjamaah, semua orang, baik dari berbagai suku, ras, jabatan, kaya, miskin, semua berbaur melaksanakan sholat demi mendapat rida-Nya.
10. Meningkatkan rasa kedisiplinan.
Untuk melaksanakan sholat berjamaah di masjid, maka kita harus tepat waktu. Dengan membiasakan sholat berjamaah di masjid, maka kebiasaan ini akan meningkatkan rasa kedisiplinan di kehidupan sehari-hari seorang muslim.
Setelah mengetahui keutamaan-keutamaan sholat berjamaah, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti adab sholat berjamaah, pemilihan imam, dan tata cara sholat berjamaah, baik bacaan niat maupun posisi imam dan makmum.
Pemilihan imam.
Dalam sholat berjamaah terdapat imam dan makmum. Ada syarat-syarat jika menjadi imam, yaitu Muslim, baligh, dan suci dari hadats besar maupun kecil. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih imam. Rasulullah bersabda dalam suatu hadits "Hendaklah seseorang mengimami suatu kaum yang lebih bagus bacaan Al Qurannya. Apabila sama bagusnya, maka lihatlah yang lebih mengetahui perihal sunnah. Apabila semua sama, maka lihatlah yang lebih dulu hijrah (menempati tempat itu). Apabila sama, lihatlah yang lebih tua."
Jadi urutan orang yang berhak menjadi imam adalah orang yang baik bacaan Alqurannya, kemudian orang yang lebih tahu mengenai sunnah, kemudian orang yang lebih dulu menempati suatu tempat, dan yang terakir yang lebih tua umurnya.
Adab dan etika sholat berjamaah di masjid.
1. Menggunakan pakaian yang bagus dan pantas
2. Berwudu dari rumah
3. Membaca doa masuk masjid
4. Tidak berjalan di depan orang yang sedang sholat
5. Melaksanakan sholat sunnah tahiyatul masjid sebanyak dua rakaat
6. Menjawab panggilan azan
7. Mengisi dengan hal bermanfaat di antara waktu azan dan iqomah, bisa dengan berdzikir atau membaca Al Quran
8. Bagi laki-laki mengisi shaf paling depan terlebih dahulu, dan bagi wanita mengisi shaf paling belakang terlebih dahulu
9. Makmum tidak mengeluarkan suara yang lebih keras dari imam
10. Imam memperhatikan kekhusyu'an makmum dan kenyamanannya. Jika banyak makmum yang sudah berusia lanjut, maka pelankan tempo gerakan. Jika mengimami makmum yang masih anak-anak, maka pilih surah pendek yang mereka tahu, dan sebagainya disesuaikan dengan kondisi yang ada
Tata cara sholat berjamaah.
1. Niat.
Niat adalah apa yang diyakini di hati, diucapkan secara lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Terlebih dahulu, niatkan dalam hati ingin mengerjakan sholat semata karena Allah.
Kemudian bagi imam, mengucapkan niat dengan membaca:"Usholli fardo shubhi (dhuhri/ashri/maghribi/'isya'i) (tsalasa/arba'a) rakataini mustaqbilal qiblati adaa'an imaaman lillahi ta'ala"
Artinya: "Saya niat fadlu subuh (zuhur/ashar/magrib/isya) dua (tiga/empat) rakaat dengan adzan menjadi imam karena Allah ta'ala"
Sedangkan niat untuk makmum membaca: "Usholli fardo shubhi (dhuhri/ashri/maghribi/'isya'i) (tsalasa/arba'a) rakataini mustaqbilal qiblati adaa'anma'muman lillahi ta'ala"
Artinya: "aku berniat sholat fardlu subuh (zuhur/ashar/magrib/isya) dua (tiga/empat) rakaat dengan adzan menjadi makmum karena Allah ta'ala"
Bacaan niat disesuaikan dengan sholat yang dikerjakan dan berapa jumlah rakaatnya, maka:
- subuh menggunakan rakataini (2 rakaat)
- zuhur, ashar, dan isya menggunakan arba'a rakataini (4 rakaat)
- magrib menggunakan tsalasa rakataini (3 rakaat)
2. Posisi imam dan makmum.
- Imam laki-laki dan satu makmum laki-laki, maka posisinya makmum berada di samping kanan imam
- Imam laki-laki dan dua makmum laki-laki, maka posisinya kedua makmum berada di belakang imam membentuk barisan. Jika sebelumnya hanya ada satu imam dan satu makmum, maka makmum yang datang terlebih dahulu harus mundur dan sejajar dengan makmum yang baru datang
- Imam dan bersama lebih dari dua makmum, maka posisi makmum di belakang imam dan membentuk barisan
- Imam wanita dan satu makmum wanita, maka posisinya makmum berada di sebelah kanan imam
- Imam wanita dan dua makmum wanita, maka makmum berada di sebelah kanan dan kiri imam dengan posisi sejajar
- Imam wanita dan lebih dari dua makmum wanita, maka posisi makmum berada di kanan dan kiri imam, dan isi bagian sebelah kanan lebih banyak
- Imam laki-laki dan makmum perempuan, maka wanita harus berada di shaf belakang dari shaf laki-laki dibelakang imam
- Jika makmum adalah anak kecil, maka posisinya sama seperti orang yang sudah baligh.
3. Bagi laki-laki mengisi shaf paling depan terlebih dahulu, dan bagi wanita mengisi shaf paling belakang terlebih dahulu
4. Imam mengucapkan "Bismillah was sholatu was salami'ala rasulillah, ama ba'du" sebagai aba-aba supaya makmum segera meluruskan dan merapatkan shaff. Atau bisa juga mengucapkan "istawuu wa'tadiluu" yang artinya "lurus dan rapatkan". Kemudian makmum bisa menjawab "sami'na wa atha'naa" yang artinya "kami dengar dan kami taat".
5. Makmum mengetahui gerakan imam.
Meskipun posisi makmum sudah jauh dari imam maka ia tetap harus memastikan bisa mengetahui gerakan imam. Pastikan agar tidak ketinggalan atau terlambat.
Imam juga bisa menggunakan pengeras suara agar makmum mengetahui gerakan sholatnya.
6. Makmum tidak mendahului gerakan imam, jadi tunggu sampai imam menyempurnakan gerakannya, setelah itu makmum mengikutinya.
7. Makmum harus memperhatikan bacaan imam dan ikut membaca al fatihah, namun cukup lirih saja. Jika imam sedang membaca surah di Alquran, maka makmum cukup dengarkan dan diam.
8. Menjawab amin dengan suara lantang.
Ketika imam membaca "ghairil maghdlu bi'alaihim waladl dloolliin" maka jawablah "aamiin" dengan lantang dan bersamaan. Dalam suatu hadits dijelaskan jika malaikat pun mengamini bacaan imam. Dan barangsiapa yang membaca bersamaan dengan malaikat, maka dosa yang telah ia perbuat akan diampuni oleh Allah.
9. Makmum masbuk, atau makmum yang terlambat dan ingin menyusul sholat, ia bisa menyusul dengan berjalan pelan, luruskan shaf, kemudian bertakbir dan ikuti gerakan yang lain. Setelah salam, makmum masbuk harus menyempurnakan rakaat sholatnya.
10. Setelah selesai sholat, imam menghadapkan dirinya ke arah makmum.
Oleh:Deta Jauda