"Apa rencana lima tahun kamu?"
Sebenarnya tujuan dari pertanyaan di atas dalam sebuah interview kerja adalah pewawancara ingin tahu apakah rencana kamu selaras dengan tujuan perusahaan. Apakah kamu termasuk "kutu loncat" atau tergolong setia untuk perkembangan perusahaan dan bisa berkembang bersama. Serta apakah kamu berkemungkinan tinggi untuk berkontribusi untuk perusahaan.
Tapi kamu nggak perlu khawatir. Yuk, simak bareng kira-kira apa yang perlu kamu ketahui dulu untuk bisa menjawab pertanyaan ini.
- Siapkan bayangan rencana yang selaras dengan posisi yang kamu lamar.
- Tunjukkan motivasi diri.
- Jawab dengan optimis dan realistis.
Misalkan, posisi yang kamu lamar adalah di divisi Sales, kamu bisa menjawab seperti ini:
"Saya membayangkan diri saya berjuang untuk mengamankan sales perusahaan dengan melihat tren yang ada, dan siap manuver dengan plan A-B-C dengan kondisi pandemi seperti ini, karena belum tahu juga akan seperti apa nantinya. Kalau sudah terwujud dan berhasil, saya juga terpikir berbagi strategi dan cara dengan rekan-rekan lebih junior, sehingga perusahaan akan memiliki tim yang lebih solid dan kuat. Kalaupun nanti ada apresiasi atau apa pun, itu cuma sekadar bonus."
Kalimat di atas terdengar optimis dan realistis. Namun kamu perlu menghindari kesan sombong. Misalnya seperti kalimat di bawah ini:
"Saya akan bawa perusahaan ke kemajuan dan membawa hasil sales yang tinggi. Siap dan pasti capai target sales. Cuma kalau sampai, ya bolehlah saya set bonusnya."
Jangan pernah mengatakan hal di atas. Percaya diri boleh, tapi kamu tak boleh sombong. Selain sombong, ada beberapa hal yang tak perlu kamu sampaikan, yaitu rencana pribadi yang berisiko "umur karier pendek" di perusahaan itu.
Misalnya, dalam lima tahun akan berwirausaha atau dalam lima tahun akan sekolah lagi. Tujuan rencana pribadi ini bagus buat kamu, namun tidak buat perusahaan. Rekruitmen adalah investasi energi dan materi bagi perusahaan. Kalau dari awal diketahui kamu berkemungkinan "tidak lama" dalam perusahaan ini, kesempatanmu diterima akan semakin kecil. Sehingga cukup main aman saja, tidak perlu sebutkan rencana yang terlalu pribadi tersebut.
Pertanyaaan rencana lima tahun ini sebenarnya tergolong pertanyaan imajiner, karena masih di angan-angan. Tapi ini pertanyaan serius yang mengharapkan jawaban serius. Menjawab dengan becanda akan kurang pas.
Contoh jawaban becanda mengenai pertanyaan rencana lima tahun adalah sebagai berikut:
"Saya ingin ada di posisi bapak."
Mungkin itu lelucon atau bercanda, tapi kurang terdengar pas. Apalagi kalau kita tidak tahu seberapa cepat jalur promosi di perusahaan itu. Artinya kalau tidak cepat, seolah kamu ingin menggeser posisi sang pewawancara. Sekali lagi, mungkin jawabannya bercanda, tapi tidak indah.
Secara prinsip, selaraskan jawabanmu dengan sekiranya tujuan perusahaan. Kalau memungkinkan sertakan strategi sedikit untuk meraih rencanamu itu. Tipis-tipis saja, karena kalau strateginya terlalu detail, justru akan menjadi "senjata" kamu ketika diterima. Lagi pula, strategi detail butuh lebih banyak data yang mendukung.