Wabah virus Covid-19 tak menghalangi beberapa pasangan calon pengantin untuk melaksanakan pernikahan. Justru pandemi global ini menginspirasi konsep pernikahan yang sangat unik.
Seperti yang terjadi di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Sebanyak empat pasang calon pengantin melaksanakan Nikah Bareng dengan konsep pernikahan yang sangat unik. Selain tempatnya luar biasa, mas kawinnya bukan sekadar seperangkat alat salat, tetapi ditambah dengan hand sanitizeryang dibayar tunai.
Selain itu, sebelum melaksanakan ijab kabul semua calon pengantin terlebih dulu mencuci tangan dengan sabun. Bahkan para penghulu yang akan menikahkan para calon pengantin ini diwajibkan memakai sarung tangan dan masker. Tak hanya itu, prosesi ijab kabul yang biasa dilakukan di pelaminan kali ini dilaksanakan di atas mobil Jeep, termasuk para penghulu dan saksi nikahnya.
Hand sanitizer sebagai Mahar / Foto: Istimewa
Ijabkabul dipandu oleh Kepala KUA Cangkringan Khamim, S,Ag dan Kepala KUA Pakem Edy Hirmanta, S.Ag diawali kothbah oleh Kasi Bimas Islam Kankemenag Sleman H.Jaenudin, S.Ag, M.SI dengan saksi nikah: Kepala Dinas Sosial DIY Drs. Untung Sukaryadi, MM, Kepala Dinsos Sleman Eko Suhargono,S.IP, Ketua Baznas Sleman Drs. H. Kriswanto, MSc. dan Ketua FORTAIS & Nikah Bareng Nasional RM. Ryan Budi Nuryanto, SE. dan diakhiri dengan doa tolak bala bencana oleh Kepala Kankemenag Sleman Dr. H. Syaban Nuroni, MA.
Usai melaksanakan ijab kabul, selanjutnya empat pasangpengantin bersama petugas memasuki area Kalikuning dengan menggunakanJeep dan membentuk formasi nikah.
Sebelum prosesi ijab kabulsebagai tanda mereka tetap semangat dalam mengadapi situasi saat ini bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya dan acara diawali oleh sambutan Bupati Sleman yang diwakili oleh Kepala Dinas Sosial Sleman dan dibuka oleh kepala Dinas Sosial DIY
Kegiatan Nikah Bareng yang diprakarasai oleh Forum Taaruf Indonesia ini dilaksanakan dalam rangka merayakakan Hari Air Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 Maret 2020. Oleh karena itu, lokasi pernikahan juga dilaksanakan dengan lokasi yang berdekatan dengan sumber mata air alami yaitu lereng Merapi.
Direktur Forum Taaruf Indonesia (Fortais) RM Ryan Budi Nuryanto menjelaskan bahwa, Nikah Bareng ini dikemas secara istimewa dengan sejumlah pesan yang disampaikan secara simbolik. Selain pesan kesehatan, nikah bareng ini juga mengemban pesan sosial kemasyarakatan.
Pasangan pengantin merupakan awal membentuk keluarga yang suci dan bersih. Karena itu, disimbulkan dengan prosesi mencuci tangan dan penyemprotan hand sanitizer. Selain menangkal virus Covid-19, dalam kehidupan berkeluarga nantinya pengantin selalu menjaga kebersihan dan kesucian, ujar Ryan kepada wartawan pada Sabtu (21/3/2020).
Panitia melakukan pengukuran suhu tubuh dan penyemprotan hand sanitizer bagi tamu undangan yang hadir / Foto: Istimewa
Dijelaskan Ryan, karena Nikah Bareng kali ini diselenggarakan pada masa social distancing maka Nikah Bareng dilaksanakan juga secara sederhana. Sebab, untuk acara yang sangat sakral dan monumental seperti ini tidak mungkin untuk ditunda karena melibatkan keluarga para calon pengantin beserta sanak keluarganya. Meski demikian, selama penyelenggaraan pihaknya mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan Pemerintah, seperti melakukan pengecekan suhu tubuh serta penyediaan alat-alat kesehatan.
Untuk acara ini sepenuhnya peserta Nikah Bareng tidak dipungut biaya alias gratis, mulai dari fasilitas dari biaya nikah, mahar unik, cincin kawin tematik, rias / baju pengantin, dokumentasi, ijab unik, tasyakuran, hingga bulan madu di hotel berbintang yang diberikan oleh PHRI DIY.
Oleh karena itu, melalui pernikahan ini diharapkan dapat meningkatkan semangat untuk melakukan restorasi sosial menjadikan budaya sebagai perekat bangsa dan mengedukasi masyarakat melalui Germas sebagai langkah mewujudkan keluarga yang sehat lahir maupun batin. (*/Sulistyawan)