Mi, termasuk cup noodle (mi gelas), selalu melekat di hati banyak masyarakat Indonesia. Mi terkenal dalam segala situasi, tidak terkecuali saat hari hujan. Kamu pasti sering mendengar, bahwa pada hari hujan, salah satu makanan yang sangat nikmat untuk disantap adalah mi, khususnya dimakan hangat-hangat.
Mi, tidak terkecuali mi dalam wadah menyerupai gelas, punya pesona tersendiri. Mi gelas atau biasa kita sebut mi cup atau cup noodle ini memang praktis, ya. Apalagi sekarang banyak varian mi gelas yang menggugah selera. Kamu dapat memilihnya sesuai kebutuhan. Akan tetapi, sudah tahukah kamu bagaimana mi gelas ini bisa tercipta? Yuk, kita jelajahi asal usulnya.
Sumber foto: Shan Li/www.latimes.com
Dilansir dari buku Project X: Cup Noodle (The Miracle of 8,2 Million Cups) oleh Kelompok Produser Project-X NHK, dapat kita ketahui, bahwa mi gelas pertama di dunia ini hadir tahun 1971 dari produk Nissin. Bahkan, tempat pengemasannya pun melalui beberapa kali revisi hingga dipilihlah tempat kemasan mi yang menyerupai bentuk gelas pada waktu itu. Kenapa kemasannya berbentuk seperti gelas? Karena ketika orang memikirkan mi, khususnya mi berkuah, biasanya orang akan memikirkan mangkuk, tidak terpikirkan tentang gelas. Oleh sebab itu, pemakaian kemasan seperti gelas menjadi fenomena tersendiri.
Di mana riset soal mi gelas pertama kali dikembangkan?
Di pabrik Takatsuki, Osaka, pertama kali riset mi gelas dikembangkan. Setelah tempat pengemasan (wadah) mi gelas berhasil terpilih, dimulailah upaya agar mi dalam wadah itu dapat tergoreng sempurna. Kunio Matsumoto dari Nissin pada saat itulah yang mengusahakan agar mi yang tebal dapat tergoreng sempurna. Ini juga tidak mudah! Matsumoto saat itu menyiasatinya dengan memasukkan mi dalam setengah bagian wadah. Wadah pun diberi ruang untuk mengambang sehingga mi dapat matang hingga ke bagian dalam.
Bagaimana dengan topping dalam mi gelas itu? Sekarang ini banyak cup noodle lezat dengan berbagai topping. Nah, pada masa awal kemunculannya, seperti dilansir dari buku Project X: Cup Noodle (The Miracle of 8,2 Billion Cups), ternyata udang digunakan untuk melengkapi mi gelas karena udang dianggap mewah. Jadi, jika ada kesan mewah, mi gelas dapat dijual lebih mahal dari mi instan biasa. Udang berwarna merah yang waktu itu digunakan bernama Poovalan, yang berasal dari Samudera Hindia.
Bagaimana pemasaran mi gelas untuk pertama kalinya?
Kemudian, bagaimana dengan pemasaran mi gelas pertama kalinya? Nah, waktu itu Ginza, sebagai salah satu daerah di Jepang dipilih sebagai area pemasaran mi gelas untuk pertama kalinya. Jadi, saat itu di Ginza ada lokasi yang dibuka hanya untuk pejalan kaki pada waktu-waktu tertentu. Biasanya dikunjungi 100ribu orang dalam sehari. Wow!
Pada November 1971, mi gelas mulai dipasarkan di Ginza. Mi gelas ini dipromosikan sebagai makanan yang dapat dimakan kapan saja, di mana saja, dan fashionable. Cukup dituang dengan air panas dan tinggal tunggu selama tiga menit. Ternyata, mi gelas laku keras di Ginza saat itu. Hanya dalam waktu empat jam pada penjualan yang pertama kalinya, mi gelas itu terjual sebanyak 20ribu mi gelas. Jumlah yang sangat fantastis, kan? Setelah itu popularitas mi gelas terus meningkap, seperti mi gelas dikirim ke mana-mana, bahkan ke luar Jepang, karena nilai praktisnya. Varian rasa mi gelas pun menjadi bermacam-macam. Perusahaan-perusahaan lain pun bermunculan dan turut membuat mi gelas yang tentunya terinspirasi dari perusahaan pembuat mi gelas pertama kalinya.
Jadi, di balik kesederhanaan yang kita lihat dari mi gelas, ternyata ada jerih payah banyak orang, ya. Berkat jasa mereka, kita bisa mengenal mi gelas, menikmatinya hingga rasa lapar pun hilang. Cepat, praktis, dan lezat. Hmm, jadi ingin makan mi gelas, ya!
Source
- Buku Project X: Cup Noodle (The Miracle of 8,2 Million Cups) oleh Kelompok Produser Project-X NHK