Brilio.net - Nasib nahas dialami bocah umur 10 tahun dari Bangladesh. Pada beberapa bagian tubuh bocah bernama Shahana itu muncul semacam akar. Dia pertama kali menunjukkan tanda-tanda kondisi langka ini ketika baru menginjak usia enam bulan.
Ia disebut menderita Epidermodysplasia Verruciformis (EV) yang juga dikenal sebagai 'penyakit manusia pohon'. Sebagian orang lain menyebut orang yang menderita penyakit ini sebagai manusia akar.
Perlahan, akar yang tumbuh di wajahnya semakin banyak, seperti di hidung, pipi, dagu dan telinga. Hingga saat ini orangtuanya masih terus mengusahakan pengobatan untuknya.
Dilansir brilio.net dari Daily Mail, Rabu (1/2), keluarga Shahana berasal dari sebuah desa terpencil di bagian utara Bangladesh. Saat ini ia sedang menjalani pengobatan di Dhaka Medical College Hospital. Yang bikin salut, meskipun keadaannya seperti itu, teman-teman sekelasnya tak menghindari dan tetap berteman baik dengan Shahana.
"Saya merasakan gatal di wajah dan lutut saat pagi dan malam hari," katanya.
EV sendiri adalah gangguan kulit langka yang menciptakan jaringan baru pada tubuh menyerupai kutil. Penyakit seperti ini bisa jadi diwarisi dari gen salah satu orangtuanya.
Kasus manusia pohon seperti Shahana sebelumnya sudah beberapa kali menghebohkan dunia. Sebut saja Toader Ion dari Rumania, Abul Bajandar dari Bangladesh, dan Dede Koswara dari Bandung, Indonesia. Bahkan tangan dan kaki mereka sampai hilang tertutup kutil menyerupai akar-akar yang muncul itu.
Dede koswara sendiri meninggal pada Januari 2016, sementara Abul Bajandar akhirnya mempunyai tangan lagi setelah dilakukan 16 kali operasi pada tangannya untuk membuang 5 kilogram kutil akibat penyakit ini.
Recommended By Editor
- Terkena penyakit langka, gadis ini berganti kulit setiap dua bulan
- Kisah nestapa Sulami, idap penyakit langka tubuhnya kaku bak manekin
- Begini keadaan manusia 'Tangan Kayu' usai jalani operasi berkali-kali
- Menyedihkan, bayi ini kerap diejek 'bayi dalmatian' karena penyakitnya
- Kakinya sakit, cowok ini berjuang melamar pacarnya di Puncak Rinjani