Brilio.net - Ketika menjalin sebuah hubungan dengan seseorang tentunya akan merasa bahagia, seperti dunia milik berdua. Itu kalau hubungannya berjalan dengan sehat. Pasalnya, tak sedikit juga yang menjalin hubungan dengan rasa obsesi besar saking cintanya. Bukannya membuat kisah cinta menjadi indah, malah jadi mimpi buruk.
Seperti yang dilakukan oleh seorang wanita berusia 18 tahun ini. Dilansir brilio.net dari odditycentral.com pada Sabtu (4/4), wanita bernama Xiaoyu ini melakukan aksi ekstrem kepada pasangannya selama menjalin hubungan. Bahkan karena aksinya tersebut, dia sampai didiagnosis menderita kondisi langka.
Wanita asal Tiongkok ini sangat terobsesi dengan pasangannya. Karena rasa ingin memiliki yang cukup besar, dia sering melakukan hal buru kepada pacarnya, seperti menelepon pacarnya sebanyak 100 kali dalam sehari dan selalu memantau posisi pacaranya.
foto: freepik.com
Gadis tersebut mulai menunjukkan perilaku yang mengganggu pada tahun pertama kuliahnya. Saat itu juga ia memulai hubungan dengan seorang pria yang namanya tidak disebutkan. Menurut Dr. Du Na dari Rumah Sakit Rakyat Keempat Chengdu, Xiaoyu dengan cepat menjadi terobsesi dengan pacarnya secara tidak wajar.
Ia sering ingin tahu di mana pacarnya berada setiap saat, dan panik jika tidak segera mendapat balasan dari pesannya. Meskipun terdengar seperti perilaku kontrol yang ekstrem, dokter menyatakan bahwa Xiaoyu menderita kelainan mental langka yang disebut "Love Brain".
“Dia diharapkan segera membalas pesannya,” kata Dr. Du.
Nggak hanya perasaan panik yang melanda, Xiaoyu juga melakukan tindakan ekstrem ketika ia tak mendapat jawaban dari sang kekasih. Xiaoyu pernah sangat marah dan menghancurkan barang-barang yang diapartemen hanya karena sang kekasih tak membalas pesannya.
Ketika pacarnya pulang ke apartemen, Xiaoyu bahkan mengancam akan melompat dari balkon. Melihat tindakan nekat Xiaoyu tersebut, sang kekasih langsung menelepon polisi untuk meminta bantuan. Xiaoyu akhirnya ditahan dan kemudian dirawat di rumah sakit.
foto: freepik.com
Menurut Dokter Du Na, orang yang mengalami bentuk ringan dari "Love Brain" biasanya dapat pulih dan hidup normal dengan cara mengendalikan emosi mereka. Namun, dalam kasus yang parah seperti dialami Xiaoyu, pengobatan medis diperlukan. Kelainan mental ini biasanya terjadi pada mereka yang memiliki hubungan tak sehat dengan orang tuanya saat tumbuh dewasa.
Kisah Xiaoyu menjadi viral di media sosial Tiongkok dan memicu perdebatan sengit mengenai kesehatan mental dan stigma di sekitarnya, serta penyebab sebenarnya dari perilaku mengendalikan dalam hubungan romantis. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi orang-orang saat menjalin sebuah hubungan agar tetap sehat tanpa merugikan diri dan pasangan.
Recommended By Editor
- Aksi cowok minta maaf sama pacarnya ini antimainstream, definisi effort sesungguhnya
- Pasangan remaja ini lakukan pemotretan ala prewedding di studio, 7 hasilnya di luar ekspektasi
- Dulu diremehkan nggak punya masa depan, santriwati ini buktikan kesuksesan bikin calon mertua menyesal
- Momen cewek bagikan 'perjuangan' bangunkan pacarnya ini bikin kesabaran diuji, begini saran warganet
- WNI ogah bayar pajak Rp 26 juta pilih robek tas Hermes di depan Bea Cukai, ternyata segini harganya
- Bantah gugat cerai Ruben Onsu, Sarwendah sebut sedih takut anak-anaknya membaca