Brilio.net - Sebuah buku berjudul "Aku berani Tidur Sendiri" untuk anak-anak tiba-tiba ramai di media sosial. Buku yang ditujukan untuk anak-anak itu dianggap terlalu vulgar.
Dalam buku itu, termuat materi tentang masturbasi yang dianggap netizen tak cocok untuk anak-anak.
Salah satu yang mengunggah foto buku tersebut adalah akun Twitter @LadyZwolf. Pada sebuah bagian buku, tertulis keisengan sang anak untuk bermain dengan alat kelaminnya yang mengarah ke tindakan masturbasi.
"Menit demi menit berlalu dan mataku masih tak bisa terpejam. Aku menyilanagkan kakiku kuat-kuat pada guling. Iseng-iseng aku menggerakkan tubuhku naik turun. Eh, ternyata asyik juga rasanya. Jantungku berdebar, tapi aku senang."
"Aku menemukan permainan baru yang mengasyikkan. Sesekali aku memasukkan tanganku ke dalam celana. Aku mengulang. Lagi dan lagi."
Begitulah penggalan isi yang ada di buku tersebut.
Buku itu pun langsung mendapat banyak hujatan dari netizen yang menganggap materi itu tak pantas ada di buku anak-anak.
"ini buku anak-anak? Kok bisa lolos sih yang begini?" kata akun Twitter @ladyZwolf.
"Kalo ngeliat dr sinopsisnya di belakang, mungkin niatnya buku ini adalah justru utk melarang. Nih yg dpt dr seller di Tokped," lanjut @ladyZwolf.
"@LadyZwolf sebagai orang yg suka dongeng pake buku ini buku yg parah bgt sih. Sedihnya itu dari penerbit buku anak yg cukup besar :(," komentar @destriayu.
Buku ini pun diunggah ke akun Instagram @lambe_turah dan mendapat hujatan netizen yang lebih ganas.
Ramai dibicarakan di media sosial membuat penerbit Tiga Serangkai langsung memberikan klarifikasi.
Disebutkan bahwa buku ini dimaksudkan sebagai buku parenting untuk membantu orangtua menjelaskan pada anak-anak tentang pentingnya melindungi diri. Antara lain mengajarkan anak untuk melindungi diri dari orang-orang yang berniat tidak terpuji terhadap mereka, membekali anak cara melindungi diri dari ancaman penyakit dan kejahatan seksual, juga pengetahuan dasar seksual yang penting untuk diketahui anak sejak dini.
Menurut Penerbit Tiga Serangkai, materi masturbasi dimasukkan sebagai tindakan itu tidak sepantasnya dilakukan karena memicu risiko kesehatan.
"Pada akhirnya, kami sadar bahwa sebagian masyarakat kita mungkin belum siap untuk menerima pendidikan seksual sejak usia dini. Sebagai bentuk tanggung jawab kami, buku tersebut sudah kami tarik dari peredarannya dari toko buku umum sejak Desember 2016, tak lama setelah buku itu terbit. Namun sayang, ternyata masih ada yang menjualnya di toko online," tulis Tiga Serangkai dalam rilis yang dilansir brilio.net dari fanspage Facebook.
Berikut klarifikasi lengkap dari penerbit tentang buku 'Aku Berani Tidur Sendiri' karya Fita Chakra.
"Sehubungan dengan maraknya pembicaraan dan beredarnya potongan halaman dari cerita Aku Belajar Mengendalikan Diri dalam Seri Aku Bisa Melindungi Diri, bersama ini kami sampaikan bahwa ketika kami menerbitkan Seri Aku Bisa Melindungi Diri, kami berkeinginan membantu orang tua menjelaskan pada anak-anak tentang pentingnya melindungi diri. Antara lain mengajarkan anak untuk melindungi diri dari orang-orang yang berniat tidak terpuji terhadap mereka, membekali anak cara melindungi diri dari ancaman penyakit dan kejahatan seksual, juga pengetahuan dasar seksual yang penting untuk diketahui anak sejak dini.
Kami mengangkat materi “masturbasi” dalam salah satu cerita karena berawal dari adanya fenomena anak yang mendapatkan keasyikan saat menyentuh, memegang, atau bahkan memainkan kemaluannya. Hal “negatif” ini sudah umum dijumpai. Apabila kita mengetikkan kata kunci “anak memainkan kemaluannya” di Google, muncul banyak sekali artikel yang relevan dengan hal tersebut. Beberapa artikel bahkan menunjukkan bahwa perilaku ini juga dilakukan oleh balita. Beberapa orang menamakan aktivitas memainkan kemaluan ini dengan sebutan masturbasi. Sebenarnya, perilaku pada anak tersebut belumlah layak disebut masturbasi karena makna masturbasi adalah proses memperoleh kepuasan seks tanpa berhubungan kelamin atau stimulasi organ seks oleh diri sendiri.
Anak, bahkan balita, tentu sama sekali belum punya hasrat tersebut. Seperti diutarakan oleh salah seorang psikolog dalam artikel yang kami acu, perilaku senang menyentuh atau memainkan alat kelamin adalah wajar karena anak usia prasekolah sedang berada dalam masa phallic (falik), bahwa salah satu sumber kenikmatan berada di daerah genital. Hal ini normal dan merupakan bagian dari proses perkembangan anak. Namun, setiap orang tua tentu khawatir jika mengetahui anak mereka mengetahui hal tersebut. Mereka khawatir hal tersebut akan terus dilakukan anak sampai besar dan akhirnya berkembang menjadi masturbasi. Oleh karena itulah, cerita Aku Belajar Mengendalikan Diri ini ditulis.
Dengan latar belakang tersebut, buku ini berfungsi sebagai media untuk menyampaikan kepada anak bahwa perbuatan tersebut, memainkan kemaluannya, tidak sepantasnya dilakukan dan memiliki risiko kesehatan. Tentu target buku ini lebih diutamakan kepada para orang tua yang merasa anaknya juga melakukan hal tersebut. Namun, tetap ada baiknya jika buku ini juga dibaca oleh orang tua dan anak pada umumnya sebagai pengetahuan yang bermanfaat sebagai bentuk upaya pencegahan.
Pada akhirnya, kami sadar bahwa sebagian masyarakat kita mungkin belum siap untuk menerima pendidikan seksual sejak usia dini. Sebagai bentuk tanggung jawab kami, buku tersebut sudah kami tarik dari peredarannya dari toko buku umum sejak Desember 2016, tak lama setelah buku itu terbit. Namun sayang, ternyata masih ada yang menjualnya di toko online.
Sebagai bentuk tanggung jawab kami lainnya, jika tidak keberatan, kami mempersilakan Bapak untuk mengirimkan buku yang telah Bapak beli tersebut kepada kami ke alamat Redaksi Tiga Ananda; Jln. Dr. Supomo No. 23 Surakarta 57141, Telp. (0271) 714344. Kami akan mengganti buku tersebut dengan produk kami yang lain. Atau, jika berkenan, kami akan mengembalikan uang (alternatif) karena buku tersebut sudah ditarik dan tidak dijual bebas.
Kami berharap penjelasan ini dapat menjawab keresahan Bapak dan Ibu. Demikian informasi ini kami sampaikan. Atas perhatian Bapak dan Ibu, kami ucapkan terima kasih.
Surakarta, 20 Februari 2017
Penerbit Tiga Serangkai"
Nah menurutmu terkait kontroversi dan penjelasan Tiga Serangkai, bagaimana Guys?
Recommended By Editor
- Sebut TKI sebagai 'pengemis' dan 'babu', Fahri Hamzah dihujat netizen
- Aksi arogan dan main ancam oknum Polantas kawal mobil ini bikin berang
- Bentak orang tua setelah kecelakaan, pemuda ini akhirnya minta maaf
- 10 Foto kebalikan dari seharusnya ini bikin kamu tak ngasal bertindak
- Ini tanggapan keras pecinta binatang soal aksi pendemo yang bunuh ayam