Brilio.net - Beberapa waktu lalu beredar video aksi tak biasa yang dilakukan masinis kereta api. Pada video yang viral itu, masinis ini memberhentikan keretanya tepat di tengah jalan untuk lalu-lalang kendaraan. Selain itu, masinis ini juga meninggalkan lokomotif untuk membeli jajanan sebelum akhirnya kembali naik kereta dengan santainya.
Sementara itu, sejumlah pengguna jalan lainnya yang akan melintas sempat tertahan sedikit lama menunggu sampai palang pintu di buka oleh PJL. "Masinis nya lapar pengen sarapan dulu ..." tulis seorang netizen dalam keterangan video tersebut
Dilansir brilio.net dari merdeka.com, Senin (11/11), PT Kereta Api Indonesia (KAI) memberikan klarifikasi tentang video yang viral saat masinis kedapatan beli jajanan dan meninggalkan lokomotif di perlintasan sebidang. KAI mengatakan bahwa penutupan perlintasan sebidang tersebut bukan karena sedang menunggu asisten masinis dari Lokomotif CC 206 13 33, melainkan sedang menunggu penumpang naik dan turun kereta di Stasiun Parungkuda, Sukabumi.
Kejadian itu berlangsung pada 31 Oktober 2019, KA Pangrango rute Sukabumi-Bogor dengan nomor 393 sedang melakukan pemberhentian di Stasiun Parungkuda untuk proses naik dan turun penumpang.
Masinis: ke warung naik motor itu apa?pic.twitter.com/wn30XCeYWO
— IG: @hatihatidimedsos (@hati2dimedsos) November 8, 2019
VP Public Relations KAI Edy Kuswoyo mengatakan setiap kereta api yang berhenti di Stasiun Parungkuda, Lokomotifnya akan menutup Jl. Parakan Salak yang tepat berada di ujung emplasemen stasiun. Hal tersebut dikarenakan stasiun yang kecil dan emplasemen stasiun yang tidak cukup panjang, sehingga posisi Semboyan 10 G yang merupakan tanda berhenti lokomotif berada sejajar dengan perlintasan sebidang.
KA Pangrango dengan Nomor 393 memiliki jadwal keberangkatan dari stasiun Sukabumi pukul 15.45 dan tiba di Stasiun Bogor pukul 17.48. KA tersebut terdiri dari 1 Kereta Eksekutif, 1 Kereta Pembangkit, dan 3 Kereta Ekonomi.
"Tidak benar bahwa penutupan tersebut dikarenakan menunggu masinis yang sedang membeli makanan," ujar Edy dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (8/11).
Edy menegaskan bahwa kejadian penutupan perlintasan tersebut oleh kereta selalu terjadi setiap harinya. Selain itu merupakan hal yang normal terjadi di Stasiun Parungkuda.