Brilio.net - Warga Depok digegerkan dengan seorang pria yang mengaku sebagai Imam Mahdi. Adalah Winardi, pimpinan Trisula Weda yang mengaku sebagai Imam Mahdi. Pengakuannya ini diakui oleh beberapa orang. Orang-orang yang mempercayainya memutuskan jadi pengikutnya.
Winardi dan pengikutnya memiliki beberapa kegiatan. Bahkan ia menyebar undangan terbuka Halal Bihalal Idul Fitri 1440 Hijriyah bersama Sang Pembaharu yakni Imam Mahdi. Undangan terbuka itu digelar oleh padepokan Keluarga Besar Trisula Weda yang disebar di sosial media.
Dilansir brilio.net dari merdeka.com, Jumat (31/5), Winardi menceritakan julukan Imam Mahdi berawal dari sebuah mimpi atas perintah Allah SWT. Dia mengklaim, nama tersebut diberikan oleh Allah SWT setelah menjalankan perintahnya melalui mimpi.
Di dalam mimpinya itu dia mengaku melakukan perjalanan rohnya dari Padepokan Trisula Weda dari Depok menuju kampung halamannya di wilayah Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Dia mengaku bertemu dengan almarhum kakek, nenek, ibu, bapak, dan leluhurnya.
"Setelah itu saya diperjalankan ke Tanah Suci, Arab Saudi. Saya menjalankan di waktu malam hari mendapatkan perintah dan kehendak Allah, ini bukan kemauan saya. Pemberian nama Imam Mahdi diberikan oleh Allah SWT. Jadi bukan saya memberikan nama itu (Imam Mahdi)," kata Winardi, Kamis (30/5).
foto: merdeka.com
Dia mengklaim betul bahwa dalam mimpinya dia bertemu dengan leluhurnya di Tanah Suci. Kemudian dia diarahkan oleh para leluhurnya untuk memandu menjalankan ibadah tawaf di Masjidil Haram. Lalu menjalankan ibadah jumroh aqobah dengan mengambil 7 batu krikil.
"Selanjutnya saya diperjalankan ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah," akunya.
Atas segala wangsit yang didapat itu, Winardi pun dianggap sebagai Imam Mahdi. Di padepokan tempatnya bahkan digambar bangunan menyerupai Kabah.
Dengan adanya gambar tersebut, Winardi pun diminta untuk menghapus. Pasalnya warga menilai bangunan yang menyerupai Kabah tersebut sebagai tempat ritual Winardi dan pengikutinya.
"Itu hanya hiasan musala saja, tempat suci untuk ibadah salat," ungkapnya.
Setelah mendapat masukan dari tokoh agama dan petugas maka Winardi pun berjanji akan mengubah cat tempat ibadah berupa bangunan musala yang menyerupai bangunan Kabah. Lalu juga semua kegiatan akan ditutup semua.
"Sudah ya cukup, saya akan tutup semua dan mengubah bangunan yang menyerupai Kabah," imbuhnya.
Winardi pun sempat dimintai keterangan oleh petugas. Dia juga mendapat nasihat dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok bahwa julukan yang diberikan Imam Mahdi adalah keliru. Dirinya pun mengaku menyesal dan meminta ampunan (tobat) kepada Allah SWT.
"Bahwa kegiatan saya lakukan salah dan keliru, saya tobat. Saya menyesal. Pengikut saya sekitar 70-an," pungkasnya.