Brilio.net - Baru-baru ini viral di sosial media seorang sopir ambulans tega menurunkan jenazah bayi di SPBU. Diketahui, asalan sang sopir melakukan hal tersebut karena keluarga tidak punya uang saat sopir meminta uang bensin. Sementara pihak keluarga mengaku sudah membayar seluruh administrasi di kasir rumah sakit. Kejadian ini pun menjadi ramai di media sosial, termasuk di postingan akun Instagram @interaktive.
Diketahui, jenazah tersebut merupakan pasien dari RSUD Ade M Djoen, Sintang, Kalimantan Barat di SPBU Bujang Beji. Saat itu, pihak keluarga ingin membawa bayi yang baru saja dilahirkan namun dalam keadaan meninggal. Pria berjaket hitam dalam video yang merupakan keluarga jenazah mengaku sudah membayar ke rumah sakit sebesar Rp600 untuk biaya ambulans.
Namun, saat sudah sampai di SPBU, sopir ambulans justru meminta lagi dengan nominal Rp400 ribu. Terkejut dengan nominal tersebut, pria berjaket hitam itu lantas berterus terang bahwa dia sedang tidak punya uang, namun sang sopir tetap memaksa.
"Bang minta duit 400 ribu buat beli minyak. Aku bilang aku nggak punya duit. sudah kami bayar di kasir," ujarnya dalam video, dikutip brilio.net pada Rabu (17/7).
Meski sudah dijelaskan dengan bahwa semua administrasi terkait ambulans sudah diselesaikannya di kasir, namun sopir tersebut tidak peduli. Bahkan, sopir tersebut sempat meminta nominal yang besar, yakni Rp1 juta yang tentu saja tidak disanggupi oleh keluarga. karena itu, jenazah bayi tersebut lantas diturunkan di SPBU tempat mereka berhenti.
"Oh nggak bisa gitu, itu bukan urusan saya. sama kasir nggak ada urusan," ujar pria berjaket hitam menirukan perkataan sopir ambulans.
Usut punya usut, ternyata pria berjaket hitam adalah kakek dari jenazah bayi tersebut. Tentunya dia mengaku sedih bercampur marah. Bahkan, dia sempat ingin memukul sopir tersebut. Syukurnya, dia masih diselimuti rasa sabar.
"Itu hati tertekan, udah sakit kalau saya tidak sadar boleh saya tinju itu. tapi aku masih sadar diri," ujarnya sambil menangis.
Kejadian ini langsung viral dan menjadi perhatian warganet. Banyak yang mencari sosok sopir yang tak punya hati tersebut. Rasa penasaran publik kemudian terbayar, akhirnya diketahui sopir tersebut bernama Suardi. Dia pun akhirnya memberi pembelaan.
Dalam keterangannya, malam saat kejadian bukanlah tugasnya. Namun, dia diminta untuk menggantikan karena temannya yang bertugas saat itu tidak hadir. Suardi juga menjelaskan mengapa meminta uang tambahan kepada keluarga jenazah meski sudah membayarnya di kasir.
"Terus tadi sebelum keberangkatan saya ditelepon oleh pihak keluarga yang berduka, saya tidak tahu namanya. Terus beliau menyampaikan kepada saya berapa biaya ambulans ke sana," ujarnya dikutip dari merdeka.com.
Sopir tersebut melanjutkan bahwa ambulans yang digunakannya menggunakan bahan bakar yang berbeda. Menurut keterangan Suardi, saat itu mobil ambulans menggunakan Dexlite yang harganya Rp14.900. Sementara, biaya yang disebutkan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) untuk menanggung BBM dari rumah sakit hanya sebesar RP9.500
"Saya bilang ambulans saya itu beda dengan Pergub yang ada ya karena BBM ambulans yang saya gunakan itu menggunakan dexlite," kata Suardi.
Gara-gara ada selisih harga itulah, sopir meminta kepada keluarga pasien. Namun dalam keterangannya, Suardi mengatakan bahwa keluarga keukeuh sudah membayar di kasir.
"Nah selisih BBM itu tadi yang saya minta kepada keluarga pasien. Ternyata keluarga pasien itu mengeluarkan surat bahwasanya sudah dibayar di kasir," katanya.
Karena itu, terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak yang membuat Suardi menurunkan jenazah bayi dan juga keluarga. Namun, Sopir tersebut punya alasan. Dia mengatakan ingin mengganti ambulans yang dibawa biar sesuai Pergub.
"Saya bilang saya ingin menurunkan keluarga pasien dengan mengganti ambulans yang standar Pergub. Demikian klarifikasi yang saya bisa sampaikan," kata dia.
Setelah memberikan klarifikasi, Suardi selaku sopir menyampaikan permohonan maaf. Dia mengaku bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Setelah terjadi polemik ini, pihak RSUD juga menyampaikan permintaan maaf. Mereka mengaku bahwa masih banyak kekurangan dalam pelayanan. Namun, dengan kejadian ini, mereka berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan untuk seluruh masyarakat.
"Kami sebagai direktur dan seluruh jajaran memohon maaf kepada seluruh masyarakat kabupaten sintang secara khusus kepada keluarga pasien yang kami layani pada 15 juli 2024. Kami mengakui masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh masyarakat tapi kami akan tingkatkan profesionalisme pelayanan dan profesionalisme individu," kata Direktur RSUD, drg Toni Ridwan.
Recommended By Editor
- Datangi makam anaknya, momen ibu lampiaskan rasa rindu pada mendiang sang putri jadi perdebatan
- Kisah cowok diajak pacarnya main 'permainan berbahaya', endingnya bikin ngelus dada lega
- 9 Potret cewek bagikan tren type pasangan mirip publik figur, penampakannya bikin lihat dua kali
- Detik-detik gadis terjebak di lintasan zipline ini awalnya bikin khawatir tapi usahanya bikin salut
- Pemilik tanah jual masjid di Makassar diduga karena tersinggung, ini penjelasan camat dan imam
- Berkesempatan ke Tanah Suci secara gratis usai viral, ini 9 potret Mak Sombret berangkat umroh