Brilio.net - Baru-baru ini, viral seorang pilot dan insinyur penerbangan beralih profesi menjadi penjual sate. Hal ini dikarenakan dua orang tersebut diberhentikan dari pekerjaan karena adanya pandemi Covid-19. Kisahnya pun viral dan membuat warganet bersimpati. Mantan pilot dan insinyur di sebuah penerbangan itu pun membuat usaha sate dengan nama Shazam, yang memiliki kepanjangan Shazaly dan Adam.
Awalnya, Muhammad Shazaly Ahmad atau yang kerap disapa Shazaly adalah seorang pilot. Lelaki berusia 32 tahun tersebut diberhentikan dari pekerjaannya pada bulan Juni lalu. Ternyata, adik iparnya yang bernama Adam Zafran George Abdullah juga diberhentikan dari pekerjaannya sebagai insinyur perusahaan pesawat di Dhaka, Bangladesh. Mereka pun mencari cara agar bisa mendapatkan uang untuk bertahan hidup.
foto: Instagram/@shazamsatay
Akhirnya, mereka berdua bekerja sama dalam membuat usaha sate. Mereka membuka sebuah tempat kecil untuk usaha satenya di tepi jalan Putra Heights di Subang Jaya, Selangor, Malaysia.
"Beberapa hari setelah berhenti kerja memang membuat saya down. Dari yang semula ada pemasukan, kemudian menjadi pengangguran. Sedangkan saya ada kewajiban untuk menafkahi keluarga," ujar Shazaly dilansir dari mstar pada Rabu (19/8).
foto: Instagram/@shazamsatay
Shazali berujar bahwa dirinya merasa bersyukur bahwa keluarganya tetap menerima dan memberikan dukungan untuk bangkit, terutama sang istri. Diketahui bahwa Shazali sudah 10 tahun menjadi pilot. Sedangkan adik iparnya yang berumur 31 tahun tersebut sudah lebih dari enam tahun menjadi insinyur di perusahaan penerbangan. Shazali mengungkapkan bahwa seminggu setelah dipecat, ia berpikir keras untuk mencari uang.
Dari beberapa pemikirannya perihal usaha, pada akhirnya terciptalah sebuah ide untuk membuat bisnis sate bersama adik ipar. Menurutnya, menjual sate merupakan bisnis makanan yang disukai hampir semua orang. Ia meyakini bahwa hampir seluruh lapisan masyarakat menyukai sate. Ia dan adik iparnya bermodal awal sekitar 3.000 RM atau sekitar Rp 10,6 juta, sudah termasuk peralatan untuk membuat sate.
foto: Instagram/@shazamsatay
Usahanya dalam membuat sate pun cukup lancar. Awalnya hanya 300-400 tusuk sate per hari, lambat laun bisnisnya tersebut semakin meningkat omsetnya. Hingga kini, mereka berhasil menjual 700-1.000 tusuk sate setiap harinya. Warung satenya dibuka selama enam hari, kecuali pada hari Senin.
"Saya akui jika berjualan sate itu amat sangat lelah, belum lagi jika faktor cuaca. Kalau dulu saya mengutamakan On Time Performance (OTP) apabila membawa pesawat, namun semenjak berjualan sate saya mendahulukan Quality Control (QC) untuk memenuhi keinginan dan selera pelanggan," ujarnya mantan pilot tersebut.
foto: Instagram/@shazamsatay
Usahanya tersebut menarik minat banyak pelanggan. Tiap pelanggan pun ternyata memiliki selera sate yang beragam. Ia menerangkan bahwa ada pelanggan yang ingin satenya dibakar sedikit, namun ada juga yang minta biasa-biasa saja. Bahkan ada juga yang memastikan bahwa satenya aman dikonsumsi.
"Sebagaimana saya memastikan saat penerbangan agar penumpang dan awak pesawat bisa selamat, saya juga perlu memastikan jika sate yang dijual aman dimakan," ujarnya.
foto: Instagram/@shazamsatay
Shazaly bersyukur karena dapat berbisnis warung sate bersama Adam selaku adik iparnya. Usahanya tersebut memberikan keuntungan meski bisa dikatakan masih baru dalam menjalaninya. Meskipun usaha satenya dinilai cukup membuat lelah, namun dengan keyakinan ia tetap melangkah. Shazali dan Adam berencana untuk mengembangkan bisnis sate pada masa yang akan datang.
Recommended By Editor
- 8 Potret fungsi lain dari handphone ini bikin geleng-geleng
- 8 Potret absurd orang pas lagi dibonceng ini bikin gagal paham
- 10 Potret kerusakan gadget ini bikin tukang servis auto histeris
- 10 Mainan anak-anak di online shop, absurdnya bikin tepuk jidat
- 9 Meme nasib sekolah online, bikin mata berkaca-kaca