Brilio.net - Anak-anak memang memiliki imajinasi yang luas, periang dan selalu menemukan hal-hal baru. Mereka senang menirukan berbagai hal yang pernah mereka lihat, baik secara langsung maupun dari tayangan televisi. Namun apa jadinya, dunia ceria dan menyenangkan itu berubah menjadi tragedi yang menyisakan duka mendalam.
Dilansir brilio.net dari thesun.co.uk, Rabu (22/7) seorang anak asal Thailand bernama Khanitta Pakkhayakuland meninggal dunia usai tercekik gorden rumahnya ketika bermain hantu-hantuan.
Diketahui, bocah berusia 9 tahun itu ditinggal di rumah bersama tiga kakak perempuannya. Kala itu sang ibu sedang mengunjungi kerabat mereka di Chachaoengsao, Thailand pada 11 Juli 2020. Saat itu lah anak-anak asik menghabiskan waktunya untuk bermain. Termasuk Khanitta Pakkhayakuland, ia diketahui sangat senang menakuti saudaranya dengan pura-pura menjadi hantu. Agar mirip hantu, ia mengikat dirinya dengan gorden.
foto: thesun.co.uk
Pada saat orangtuanya kembali, mereka melihat anaknya sudah tergantung di gorden dalam keadaan tak bernapas. Kakak-kakaknya berusaha untuk menolong adiknya yang bernasib malang itu, bahkan ia sempat diberikan napas buatan dan dilarikan ke rumah sakit setempat, namun sayang nyawa gadis kecil periang itu tidak dapat diselamatkan.
Sungguh sulit diterima, entah bagaimana permainan itu berubah menjadi tragedi menyedihkan. Nenek gadis malang itu, Nai yang berusia 55 tahun mengatakan bahwa Khanitta Pakkhayakuland memang senang melilitkan diri di gorden untuk menakuti saudaranya dengan berpura-pura menjadi hantu.
foto: thesun.co.uk
Ia pun sudah berkali-kali melarang cucunya untuk melakukan itu, karena dianggap sangat bahaya. Namun, anak-anak menyukai dunianya sendiri tanpa memikirkan akibatnya.
"Saya melihatnya bermain seperti itu beberapa kali dan selalu memperingatkannya untuk tidak melakukannya karena itu berbahaya," kata sang nenek.
"Itu mengejutkan bagi saya karena orangtuanya hanya pergi selama beberapa menit sebelum mereka pulang dan menemukan putri mereka meninggal," timpalnya lagi.
Sang ibu, Supanee mengatakan, mungkin ketika bermain ia terpeleset dan gorden masih terlilit di lehernya.
"Saya percaya dia mungkin terpeleset, sementara gorden masih melilit di lehernya dan ketika saudara perempuannya menyadarinya, sudah terlambat," ujarnya.
"Ini duka mendalam bagi seluruh keluarga karena dia masih muda dan kami sangat merindukannya. Saya tidak ingin percaya bahwa dia telah meninggal," kaya sang ibu.
"Kami akan lebih berhati-hati sekarang ketika meninggalkan anak-anak sambil bermain sendirian karena saya pikir saya tidak akan pernah bisa menerima kehilangan lagi," pungkasnya.
Polisi tidak mencurigai siapapun dalam kasus ini, kerana kematian gadis kecil itu murni sebuah kecelakaan tunggal dan tanpa disengaja. Di mana ia terlilit gorden dan tak bisa bernapas.