Kisah wanita terima lamaran pria lain & putuskan pacar sehari sebelum menikah, endingnya bikin nyesek

Brilio.net - Banyak orang memerlukan kepastian dalam hubungan asmara karena secara emosional dapat memberikan rasa aman. Kepastian memungkinkan pasangan untuk merencanakan masa depan bersama yang lebih jelas. Dengan kepastian, seseorang merasa lebih dihargai dan terhubung, memperkuat komitmen serta kepercayaan dalam hubungan.

Hal itulah yang diinginkan oleh wanita asal Malaysia ini. Ia bercerita bahwa dirinya sempat punya pacar yang tidak bisa memberi kepastian kapan akan menikahinya. Kisahnya ini langsung menuai sorotan dari netizen.

Dikutip brilio.net dari mstar.com, Selasa (28/5), wanita tersebut pernah menjalani hubungan dengan seorang pria. Namun pria tersebut tak kunjung memberi kepastian. Dalam keterangannya, sang pacar baru bisa menikahinya paling lambat dalam waktu 4 tahun lagi.

"Aku ada teman laki-laki dan dia berjanji akan nikahin aku empat tahun lagi," ujarnya.

foto: freepik.com

Namun waktu yang diminta pacarnya itu dirasa terlalu lama. Sang wanita yang kini berumur 26 tahun itu tak bisa lagi menunggu karena sudah dikejar umur. Jika sesuai dengan janji pacarnya, maka ia baru akan menikah di usia 30 tahun.

Di tengah kegundahan hati yang tak bisa menunggu pacarnya itu, ia juga dihadapkan dengan kemunculan seorang pria lain. Tak cuma ingin berteman, pria yang baru dikenalnya itu datang untuk langsung meminang. Sebuah dilema yang membuatnya harus mengambil keputusan penting dalam hidup.

"Pada waktu yang sama, ada pria lain yang datang meminang. Dia juga sudah stabil secara emosi dan punya pekerjaan," kata wanita itu.

Dihadapkan pada pilihan yang sulit, ditambah kondisinya yang sudah menginginkan seorang pria untuk menjaganya, akhirnya wanita itu mengambil keputusan untuk menerima lelaki yang datang meminang.

Sebuah pengorbanan untuk keputusan hidup yang lebih pasti, wanita tersebut memilih melepas cinta terhadap pacarnya. Mereka menyatakan berpisah sehari sebelum pernikahan. Sang pacar membolehkan pujaan hatinya itu untuk menjalani kehidupan baru bersama pria lain.

foto: freepik.com

"Saya putus dengan pacar sehari sebelum pernikahan. Mantan saya langsung memblokir semua akun sosmedku," imbuh wanita itu.

Namun, keinginannya untuk menikah cepat justru berdampak pada kondisi emosinya ketika menjalani rumah tangga. Wanita tersebut mengatakan bahwa ia merasa menyesal karena mengambil keputusan itu. Bagaimana tidak, usai sah menjadi istri dari orang lain ia malah terus terngiang-ngiang kenangan bersama mantannya.

Wanita itu berujar bahwa suaminya saat ini sudah menjadi sosok imam yang baik. Ia juga menjalankan kehidupan dengan bahagia, meski ketika menikah sang wanita tak punya perasaan dengan suaminya. Namun sayang, di tengah perjalanan itu ia malah terus-terusan teringat dengan mantan.

"Suami baik. Cuma saya rasa seperti teringat terus dengan mantan. Setiap hari saya stalking mantan apakah dia sudah punya pacar baru," katanya.

Pada kondisi ini, ia merasa berdosa dengan suami karena malah mengingat laki-laki lain. Namun, di sisi yang lain ia juga merasa kesulitan untuk melupakan mantannya. Situasi ini membuatnya menjadi serba salah.

"Pada waktu yang bersamaan, saya seperti berdoa dengan suami. Berdosakah saya? Tolong doakan saya. Saya sayang suami cuma kadang-kadang saya teringat mantan," katanya.

Kisahnya yang diunggah di X ini pun menjadi viral dan mengundang perhatian netizen. Banyak warganet yang justru menasihati wanita tersebut agar tidak memikirkan pria lain ketika sudah sah menjadi istri. Sebab itu adalah sebuah pengkhianatan kecil.

"Minta putus sehari sebelum nikah. Tak dapat membayangkan apa yang dirasakan oleh mantannya," ujar seorang netizen.

"Ketika ikatan suami istri sah dengan akad nikah, cinta lama harus dibuang. jangan hidupkan fitnah itu. Kamu ada ruang yang luas untuk move on. Doakan yang terbaik untuk mantanmu," kata netizen yang lain.

"Sudah jadi istri. Jangan bayangkan lelaki lain. Itulah sekecil-kecilnya pengkhianatan. jarang biarkan diri dibuai bisikan setan," komentar netizen.