Brilio.net - Pembantaian paus yang terjadi Kepulauan Faroe, atau pulau di Samudra Atlantik Utara yang terletak di antara Skolandia dan Islandia ini memang sungguh mengiris hati. Setiap tahunnya, penduduk di Kepulauan Faroe melakukan pembantaian paus secara besar-besaran sebagai tradisi musim panas untuk bersiap menghadapi musim dingin di bulan selanjutannya.

Air lautan penuh mendadak menjadi merah dengan tumpahan darah puluhan paus usai pembantaian. Satu paus yang berbaring diseret dan disembelih, kemudian diseret ke pinggir pantai dengan tali. Paus dibunuh dengan tombak tulang belakang yang didorong melalui leher untuk mematahkan tulang belakangnya.

pembataian paus  2018 brilio.net

foto: mirror.co.uk

Seperti dilansir dari Mirror, Seorang mahasiswa dari Universitas Cambridge, bernama Alastair Ward menceritakan saat dirinya mengunjungi kepulauan tersebut belum lama setelah merayakan kelulusannya. Ward merasa kaget dan tidak menyangka melihat kejadian mengerikan ini terjadi. Pendudukan sekitar mengatakan padanya bahwa ia dan temannya sangat beruntung mengunjungi Faroe saat ada paus datang.

"Kami pikir itu hanya akan diseret masuk tetapi semakin banyak kapal terus muncul di cakrawala," ujarnya.

Melihat kapal yang semakin mendekat, seluruh masyarakat kota berlari menghampiri dan mulai meretas paus. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak pun bahkan ikut terlibat melakukannya.

pembataian paus  2018 brilio.net

foto: mirror.co.uk

Anak-anak menggunakan tali sebagai pengait menarik mamalia itu, kemudian melompat ke atas bangkai. Menurut Ward banyak paus yang mengeliat di bebatuan dan bertahan hidup tak lama setelah kesengsaran terjadi.

"Mereka menempatkan kait tali di lubang sembulan untuk menarik masuk dan kemudian meretas mereka dengan pisau," tambahnya.

Melihat anak-anak melompat dan menari di atas bangkai, jari-jari menyentuh luka di leher paus yang terbunuh. Sedangkan orangtua asik mengabadikan momen tersebut dengan foto.

pembataian paus  2018 brilio.net

foto: mirror.co.uk

Bagaimana penduduk disana dengan sadisnya membunuh, menikam, memotong, dan menyaksikan darah keluar dari tubuh paus. Masyarakat disana terus bersorak gembira dan tertawa karena paus yang didorong ke daratan dapat terbunuh. Tak sedikit pula yang merayakannya dengan melumuri wajahnya dengan darah paus.

Perburuan ini atau yang lebih dikenal sebagai grindadrap, bertujuan untuk memberikan asupan daging yang cukup kepada masyarakat agar bertahan selama musim dingin.

pembataian paus  2018 brilio.net

foto: mirror.co.uk

Tahun lalu diyakini bahwa dalam sembilan kali perburuan dari Juli hingga September, 198 lumba-lumba dan 436 ikan paus dibantai habis-habisan.

Meski tindakan ini ditentang seluruh dunia, namun pemerintah Kepulauan Faroe menyatakan bahwa itu adalah hak warga Faroe untuk menggunakan sumber daya alamnya. "Perburuan paus diatur dan berkelanjutan dan merupakan bagian alami dari kehidupan Pulau Faroe."