Brilio.net - Kehilangan orang yang dicintai adalah sesuatu yang sulit. Apalagi jika kehilangan disebabkan oleh hal yang tak terduga. Hukum dalam beberapa kasus menjadi tak adil ketika melihat klaim hilangnya nyawa seseorang karena kelalaian klinis dan anggota keluarga akhirnya merasa dikecewakan oleh profesi medis dan sistem hukum. Hal inilah yang dirasakan oleh keluarga bayi Sophie, setelah ia meninggal hanya enam hari setelah kelahirannya.

Kisah bayi Sophie bermula dari pengguna Facebook Jaycele Villasana Ecot yang membawa seorang wanita hamil menuju Novaliches District Hospital (NDH) di Filipina. Namun, sesampainya di sana wanita itu malah ditolak masuk ke rumah sakit karena dikatakan bahwa ia belum saatnya untuk melahirkan.



Sementara mereka menunggu di rumah sakit, wanita hamil itu tiba-tiba mengalami demam tinggi. Petugas medis di rumah sakit akhirnya mau mengobati untuk menurunkan suhu tubuhnya. Namun mereka masih menolak untuk membantu proses persalinan karena menurut mereka belum waktunya wanita itu untuk melahirkan.

Dikutip brilio.net dari Viral4real, Senin (19/9), tak kunjung mendapatkan pertolongan, wanita itu lalu dipindahkan ke rumah sakit lain di kota Quezon. Menurut Ecot, rumah sakit dengan nama Quirino Memorial Medical Center itu memberikan bantuan medis yang buruk pula. Sampai akhirnya wanita itu menggigil, dokter baru memutuskan untuk melakukan operasi caesar pada dirinya.

Meski bayi Sophie berhasil dilahirkan namun ia meninggal hanya enam hari setelah kelahirannya. Bayi Sophie meninggal karena komplikasi kesehatan setelah menelan tinjanya sendiri ketika masih di dalam rahim ibunya. Keluarga bayi Sophie menyalahkan kedua rumah sakit karena kelalaian medis.

Miris, turut berbelasungkawa untuk keluarga bayi Sophie ini.