Brilio.net - Industri hiburan di Korea Selatan tak hanya sekedar K-Drama yang punya alur cerita menarik. Rupanya, di sana juga menyimpan sisi gelap mulai dari eksploitasi seksual, banyaknya kasus bunuh diri sampai kisah perempuan paruh baya yang terpaksa masuk ke lingkaran prostitusi.
Dikutip brilio.net dari Worldofbuzz, Minggu (5/2), populasi Korea Selatan terus meningkat dan penduduk lanjut usia hidup dalam kemiskinan. Ironisnya, kondisi itu justru akibat tuntutan dari ekonomi Korea Selatan yang merangkak maju.
Para remaja usia produktif memilih untuk bekerja keras dan mengurus diri mereka sendiri demi mempersiapkan masa tua yang lebih baik. Imbasnya, generasi tua mau tak mau harus bekerja keras untuk kesuksesan ekonomi Negeri Ginseng dan terpaksa menjadi pekerja seks komersial (PSK).
Bacchus, sebutan untuk PSK lansia di Seoul jumlahnya terus meningkat beberapa tahun terakhir. Sejatinya, istilah tersebut untuk wanita lansia yang mencari nafkah dengan menjual minuman dalam botol kecil yang terkenal sebagai minuman energi Bacchus untuk kaum pria. Namun seringkali bukan itu yang mereka jual, melainkan mereka justru menjajakan seks.
Para Bacchus berlokasi di Jongmyo Park, taman terdekat di jantung kota Seoul. Jongmyo Park adalah tempat di mana para lelaki tua datang dan menikmati waktunya dengan bermain catur. Salah seorang kakek yang sedang bermain catur mengatakan sebagian besar dari mereka sudah pernah menggunakan jasa nenek penjaja Bacchus.
"Kami adalah lelaki, jadi kami penasaran tentang perempuan. Kami beli minuman dan menyelipkan uang ke tangan mereka dan tiba-tiba saja hal itu terjadi!" kata Kim (60) seperti dikutip dari BBC.
Seorang pekerja seks lansia, Madam Park (78) menceritakan kisah hidupnya. Nenek yang biasa mangkal di jalanan distrik Jongo di Seoul ini menikah saat berusia 19 tahun. Tapi sayang, suaminya adalah seorang pecandu judi dan mengakibatkan ia harus kehilangan rumah. Suami Madam Park meninggalkan dirinya di usia 20-an dalam keadaan miskin beserta empat anaknya.
Gajinya sebagai pembantu tidaklah cukup untuk membiayai anak-anaknya sekolah. Untungnya, Madam Park bisa tinggal bersama kerabatnya di sebuah rumah kecil.
Madam Park putus asa dan memutuskan untuk menjadi Bacchus di usia 70 tahun. Keputusan pahit itu diambil ketika ia didiagnosis arthritis parah dan harus membayar RM1100 atau sekitar Rp 3,3 juta setiap bulan untuk bisa mendapatkan obat.
Meski pun dia hampir tidak bisa berjalan karena nyeri akut, dia harus tetap berdiri di jalan-jalan selama minimal 6 jam setiap hari untuk menunggu pelanggan.
"Bahkan jika saya akan mati, saya perlu obat. Sehari setelah berikutnya, saya akan pergi ke rumah sakit dan mendapatkan suntikan untuk tulang. Hal ini sangat menyakitkan," katanya.
Dalam satu hari, jika beruntung, Madam Park bisa bertemu 3-4 orang dan menerima sekitar 100.000 won atau Rp 1 juta.
Meskipun ia telah tertangkap dan didenda beberapa kali karena terlibat prostitusi, Madam Park tidak punya pilihan kecuali terus bekerja sebagai PSK.
"Ini memalukan. Aku malu karena saya sudah tua, "katanya.
Dr Lee Ho-Sun, peneliti fenomena kemiskinan di masa tua di Korsel mengatakan, fenomena penjaja Bacchus adalah hasil dari jenis baru kemiskinan di masa tua.
"Ini menyedihkan saat membayangkan bagaimana orangtua bahkan mungkin seorang nenek di Korea Selatan harus bekerja sebagai PSK di tengah citra negara yang terkenal mewah dan glamor dari ketenaran K-Pop," katanya.
Berikut video selengkapnya mengenai fenomena Bacchus di Korea Selatan:
Recommended By Editor
- Di negara-negara ini pelacuran legal, termasuk di tetangga Indonesia
- Para PSK ini diberi pelatihan jurnalistik oleh mahasiswa UMY, hebat!
- Video viral orang Korea jago ngomong Bahasa Jawa ini bikin ketawa geli
- 15 Foto keajaiban oplas Korsel yang bikin kamu bilang 'kok bisa ya?'
- Suasana malam Jembatan Banpo, sisi lain keindahan Kota Seoul