Karena bingung, dokter bertanya kepada teman pasien apa yang terjadi sebelum wanita ini dibawa ke rumah sakit. Salah satu temannya menerangkan bahwa mereka sedang tertawa, tapi tiba-tiba orang tersebut langsung tidak bisa ketawa.
foto: TikTok/@dr.patrickstar17
Menurut keterangan teman pasien, rupanya pasien tersebut sempat tertawa terbahak-bahak dan membuka mulutnya lebar-lebar.
"tidak tahu dok tadi lagi ketawa-ketawa, tiba-tiba tidak bisa ketawa," kata salah satu temannya.
Dokter kemudian memeriksa ulang, namun hasilnya sama seperti di awal, pasien tidak bisa bicara dan cuma bisa pakai bahasa isyarat. Sementara itu, hasil laboratorium normal.
foto: TikTok/@dr.patrickstar17
Karena tidak bisa bicara, anamnesis atau wawancara berupa keluhan pasien dilewatkan dan dokter langsung melakukan pemeriksaan fisik dengan handscoon.
Ketika dokter meminta pasien menutup mulutnya, dia menjawab tidak bisa. Dokter menduga kemungkinan ada masalah pada rahangnya.
foto: TikTok/@dr.patrickstar17
Dari pemeriksaan fisik, ditemukan hasil mulut tidak bisa tertutup tetapi tidak ada bengkak. Sementara itu, palpasi saat diraba terasa nyeri di sekitar telinga. Terdapat juga tonjolan tulang seperti sedikit bergeser.
Berdasarkan wawancara singkat dengan bahasa isyarat, dokter mengetahui fakta bahwa ketika pasien ini tertawa, terdengar bunyi suara seperti tulang bergeser. Dari hasil pemeriksaan itu, dokter meyakini ini adalah Temporomandibular Joint Syndrome atau bahasa sederhananya dislokasi rahang.
"Ohh fix pasien mengalami TMJ/Dislokasi rahang," ungkapnya.
foto: TikTok/@dr.patrickstar17
Segera dokter IGD langsung meminta bantuan kepada dokter spesialis bedah mulut. Di sana, pasien diposisikan tegap dan langsung direposisi kembali tulang rahangnya menggunakan tangan.
Ketika seseorang mengalami dislokasi rahang ini, penting untuk langsung diambil tindakan agar tidak mengganggu jalur pernapasan.
"Dislokasi rahang termasuk kasus emergency yang butuh penanganan segera karena bisa mengganggu airway/jalur nafas pasien," jelasnya.
foto: TikTok/@dr.patrickstar17
Setelah direduksi atau diletakkan kembali ke posisinya. Pasien akan menggunakan perban untuk fiksasi. Satu jam setelah tindakan, dokter melihat pasien sudah bisa tersenyum dan berbicara.
Sang dokter juga menyarankan untuk tidak terlalu keras dan berlebihan ketika ketawa karena kondisinya bisa terjadi kembali.
Recommended By Editor
- Tak mau singgung teman bau badan, bendahara ini belikan tawas dan sabun cuci baju untuk satu kelas
- Momen wanita santai tunjukkan rumahnya dipenuhi ulat jati ini bikin netizen merinding
- Niatnya antar paket COD ke acara pernikahan, kurir ini malah diperlukan bak tamu undangan
- Viral penjual pancake di Bekasi ini ketampanannya disebut mirip Lee Min-ho, ini 9 potretnya
- Dikasih pemutih karena dikira jamuran sama tukang laundry, baju tie-dye pria ini hasilnya bikin nyesek