Brilio.net - Kabar perundungan yang diterima dokter muda Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip), ARL (30), terus menjadi perhatian publik. Ia diduga bunuh diri dengan menyuntikkan cairan obat anestesi ke dalam tubuhnya karena sering mengalami perundungan oleh seniornya selama menjalani PPDS di RSUP dr Kariadi, Semarang.

Selain faktor bullying, menurut sumber dari kepolisian, ARL mengakhiri hidupnya karena merasa kesulitan mengikuti pelajaran. Hal ini selaras dengan penjelasan ibu korban dan temuan buku harian ARL yang diunggah ulang oleh akun TikTok @shella_dr.

Terungkap, sebelum mengakhiri hidup, ASL sempat mengeluhkan beratnya menempuh pendidikan spesialis, juga rasa lelah saat menghadapi tekanan dari para seniornya. Pada saat itu, ia merasa sendiri tanpa ada orang yang bisa menolongnya.

isi buku diary mahasiswi ppds undip © TikTok

foto: TikTok/@shella_dr

"Bila harus menanggung lebih lama lagi. Aku sendirian, aku berjuang sendiri. Tidak ada yang menolongku. Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi. Semoga Tuhan mengampuniku. Tuhan, aku sakit. Aku mohon tempat aku pulang," tulisnya yang diunggah ulang oleh akun TikTok @shella_dr, Jumat (16/8).

Diketahui, ia mendapat biaya dinas untuk mengambil S2 anestesi di Undip. Sehari-hari, ia beraktivitas di RSUP dr Kariadi Semarang. Sehingga, ia harus membagi waktu yang cukup padat untuk mengerjakan dua hal dalam waktu yang bersamaan. Hal inilah yang membuatnya merasa tak sanggup.

"Pulang dini hari, bukan duduk-duduk saja. Aku merasakan sakit yang luar biasa malam ini. Aku tidak sanggup lagi meneruskan siklus ini," tambahnya lebih lanjut.

Ia pun mempertanyakan ketidakadilan yang dirasakan kepada Tuhan. Bahkan, korban juga mempertanyakan alasan dirinya menerima pilihan Tuhan untuk hidup jika pada akhirnya harus menanggung beban seberat ini.

isi buku diary mahasiswi ppds undip © TikTok

foto: TikTok/@shella_dr

"Apa Tuhan membenciku? Aku selalu menjerit mohon pertolongan. Tapi kenapa aku dibiarkan? Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri? Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memilih dilahirkan?," paparnya lebih lanjut.

Namun demikian, korban mengakui jika ia tak serta merta menyerah begitu saja. ASL menyebut jika ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk bertahan dengan cobaan yang dialami. Tapi, pada akhirnya tak kuat dan memilih untuk menyerah.

isi buku diary mahasiswi ppds undip © TikTok

foto: TikTok/@shella_dr

"Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha. Aku sudah menanggung banyak. Aku manusia biasa. Terlalu berat untukku. Sakit sekali. Beban fisiknya begitu besar. Aku ingin berhenti," terang isi diari-nya.