Brilio.net - Toxic masculinity atau maskulinitas beracun merupakan salah satu isu kekerasan mental yang jarang sekali dibicarakan. Dalam konsep maskulinitas semacam itu, mengharuskan laki-laki untuk berlaku seperti nilai-nilai yang seharusnya dianggap ada dalam seorang laki-laki. Misalnya, seorang laki-laki tidak boleh menangis, pantang mengekspresikan emosi, menunjukkan kekuatannya, dan bahkan wajib selalu dominan daripada perempuan.
Hal semacam itulah kemudian membuat resah seorang sineas muda Khozy Rizal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Berangkat dari fenomena di sekitarnya di Makassar, Khozy berusaha merekam apa pun yang terkait dengan maskulinitas beracun.
Khozy membuat film pendek Makassar is a City for Football Fans atau Lika Liku Laki dalam judul bahasa Indonesia. Film pendek ini mencoba merekam maskulinitas beracun yang menghantui banyak orang, terutama laki-laki.
Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber Kamis (11/11), berikut 5 fakta menarik film pendek Lika Liku Laki.
1. Meraih Jury Prize di Sundance Film Festival: Asia 2021.
Sundance Film Festival: Asia adalah sebuah program pengembangan dari program Sundance Institute. Program ini, merupakan sebuah ajang pertemuan bagi para filmmakers dan penikmat film di Asia, khususnya Indonesia.
Acara yang digelar dari 23-26 September 2021 ini dan puncaknya dengan mengadakan sesi Awards Night dan Jury Prize. Film pendek Lika Liku Laki berhasil meraih Jury Prize di Sundance Film Festival: Asia 2021 ini dan berhasil masuk dalam 10 besar film pendek terbaik.
2. Lika Liku Laki mendapatkan penghargaan 'Best Fiction Short' di ajang Minikino Film Week.
Film pendek Lika Liku Laki juga berhasil menang dalam ajang Minikino Film Week Bali International Short Film Festival atau MFW. MFW merupakan sebuah festival film pendek internasional di Bali, Indonesia yang diselenggarakan sejak 2015 dan dirancang menjadi acara rutin setiap tahun untuk para pencinta dan penikmat film.
3. Ungkap toxic masculinity yang dialami laki-laki.
Dalam sebuah wawancara bersama Pmancar, Khozy mengungkap ide awal dari film pendeknya ini. Awalnya, ia ingin meriset bagaimana pengaruh maskulinitas beracun terhadap laki-laki dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental.
"Awal ide ini sebenarnya berasal dari keinginan saya untuk mengeksplorasi/meriset bagaimana pengaruh maskulinitas toksik terhadap laki-laki dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental. Tema ini menjadi sangat menarik bagi saya dan sekaligus sangat penting untuk dibicarakan/dibahas dalam bentuk sebuah karya," ungkap Khozy.
Khozy menjelaskan apa yang ia maksud maskulinitas toksik seperti komentar-komentar kepada laki-laki harus kuat, laki-laki nggak boleh baper, laki-laki itu harus "manly", laki-laki itu harus suka sepak bola, dll. Hal itulah yang menurut Khozy akan menjadi bibit-bibit dari maskulinitas toksik yang kerap terjadi. Tanpa disadari, ungkap Khozy, kita memberikan efek buruk pada kesehatan mental laki-laki.
4. Tidak terlalu dikenal di Makassar sendiri.
Proses pembuatan film Lika Liku Laki sudah dimulai sejak 2018. Namun, karena waktu itu masih mencari produser, penggarapan film ini pun ditunda sampai 2020.
Setelah tayang di Minikino dan juga di Sundance Film Festival: Asia, Khozy merasa senang film pendeknya bisa diapresiasi dengan baik oleh para juri dan penontonnya. Khozy mengaku bahwa banyak yang merasa tersambung dan cocok dengan tema yang diangkatnya.
Walaupun dikenal luas di penghargaan film Indonesia, film Lika Liku Laki ini kurang begitu mendapat sambutan di kota Makassar. Hal ini dikarenakan di Makassar kurang menjadi tempat menarik bagi dunia film.
"Ya di Makassar kan memang agak kurang daya tariknya ke film, apalagi film alternatif," ujar Khozy seperti yang dilansir dari Pmancar.
5. Pemenang Film Cerita Pendek Terbaik di Festival Film Indonesia 2021.
Walaupun kurang dikenal di Makassar sendiri, film pendek Lika Liku Laki berhasil muncul sebagai salah satu nominasi dalam penghargaan paling bergengsi bagi insan film di Festival Film Indonesia 2021. Tak disangka, setelah muncul sebagai nominasi, film Lika Liku Laki yang digarap oleh Khozy Rizal dari Makassar, Sulawesi Selatan ini berhasil menjadi pemenang untuk nominasi Film Cerita Pendek Terbaik di Festival Film Indonesia 2021.
Recommended By Editor
- Raih 12 Piala Citra, ini fakta 6 karakter utama film Penyalin Cahaya
- Cerita Nirina Zubir perankan istri korban KDRT di film Paranoia
- 7 Fakta menarik film Penyalin Cahaya, raih 17 nominasi Piala Citra
- 7 Film tema perjuangan layak ditonton saat Hari Pahlawan
- 6 Fakta film My Sassy Girl versi Indonesia, debut akting Tiara Andini
- 7 Web series Indonesia 2021 di WeTV, Little Mom trending 22 negara
- Tembus pasar internasional, ini 5 fakta film animasi Riki Rhino