Brilio.net - Kehadiran Hometown Cha-Cha-Cha dengan suasana desa di pinggir pelabuhan membuat drama serial ini punya tempat tersendiri di hati para penontonya. Drama ini tidak hanya mengisahkan perjalanan Shin Min-a yang berperan sebagai Yoon Hye-jin, seorang dokter gigi yang memilih pergi jauh dari Seoul dan membuka klinik di desa pelabuhan. Di desa tersebut, Hye-jin bertemu dengan Kim Seon-ho yang berperan sebagai Hong Doo-sik, seorang pengangguran serba bisa yang punya banyak lisensi atau sertifikasi kerja.

Kedua karakter tersebut tarik-menarik satu sama lain dan membuat alur cerita semakin menarik. Selain itu, drama ini juga menampilkan kehidupan desa yang guyub dan sekaligus heboh. Setiap minggu, hampir semua penduduk berkumpul di balai desa untuk membahas sesuatu. Saat pertama kali datang, Hye-jin harus mengikuti 'ospek' warga baru ini dan keesokan harinya mau tak mau harus ikut kerja bakti bersama-sama.

Selain itu, juga menampilkan realitas ibu-ibu dan bapak-bapak komplek yang keranjingan mengikuti gosip di sebuah warung kelontong warga. Hal ini bisa dilihat saat Hye-jin kepergok salah satu ibu-ibu baru saja keluar dari rumah Doo-sik. Belum juga sampai di rumah, kabar tentang Hye-jin tersebut tersebar ke penjuru desa. Sampai di rumah yang dikontraknya, Hye-jin terperangah saat Pyo Mi-seon, rekan kerjanya sudah tahu hal tersebut yang didapatinya dari grup warga desa.

Meskipun warga Gongjin gemar bergosip, mereka punya masa lalu masing-masing. Sayangnya, tak semuanya berani mengungkapkan masa lalunya. Namun, ada satu warga yang mau menceritakan masa lalunya, yaitu Oh Cheon-jae, pemilik kedai kopi yang gagal menjadi penyanyi.

Mengetahui mimpi Oh Cheon-jae, Hye-jin menyebut bahwa orang yang nggak mampu menggapai mimpinya karena nggak punya tekad adalah seorang yang pengecut dan payah. Namun, Doo-sik memberitahunya agar jangan menjustifikasi orang lain tanpa tahu perjuangan di belakangnya. Karena itu dapat menyakiti orang lain.

"Kau cerdas, nilaimu bagus, dan menjadi dokter, hidupmu tak berhalangan. Kau tak berpikir tak ada yang mustahil asal punya tekad. Hidup tak selalu adil bagi semua orang," kata Doo-sik kepada Hye-jin.

Selain hal-hal tersebut, dirangkum brilio.net dari berbagai sumber Senin (27/9), berikut 5 pesan moral yang bisa diambil dari drama Korea Hometown Cha-Cha-Cha yang dapat menjadi pelajaran.

1. Warga baru harus bisa akrab dengan warga yang lebih lama.

<img style=

foto: Instagram/@hometownchachacha

Saat pertama kali Hye-jin sudah menjadi warga desa tepi laut Gongjin, ia secara otomatis harus mengikuti semua peraturan dan bahkan norma yang berlaku di desa tersebut. Di desa tersebut, Hye-jin harus menurunkan gengsinya sebagai warga kota Seoul yang punya kecenderungan individualis untuk dapat diterima oleh tetangganya. Hye-jin harus bersedia ikut kerja bakti tiap minggunya. Hal inilah yang kemudian membuat klinik yang dikelolanya perlahan bisa mendatangkan pasien dari warga atau tetangganya di desa Gongjin.

2. Perbedaan status sosial.

<img style=

foto: imdb.com

Hye-jin dan warga sekitar, terutama dengan Doo-sik, punya perbedaan kelas sosial yang sangat mencolok. Hye-jin adalah kelas menengah Seoul yang tak mampu bersaing di kota setelah lulus sebagai mahasiswa kedokteran gigi. Ia dan teman-temannya lahir dan besar dengan situasi Seoul yang padat dengan gedung-gedung tinggi. Hye-jin sempat syok saat ia harus berbaur dengan warga dan tetangganya di Desa Gongjin.

Namun, demi membuktikan kerja kerasnya membuka klinik di tempat tersebut, Hye-jin tak mempersoalkan lagi siapa dirinya dan dari mana asalnya. Ia hanya berpikir bagaimana caranya warga Gongjin bisa pergi ke klinik gigi yang dirintisnya.

3. Kehidupan desa yang santai dan tidak terburu-buru.

<img style=

foto: imdb.com

Kehidupan di Gongjin layaknya desa pada umumnya. Kehidupan yang pelan dan tak buru-buru karena memang tidak ada yang ingin dikejar selain bisa hidup sehat. Hal ini tampak pada sosok Kim Gam-ri, seorang nenek yang punya rumah yang cukup bagus dan ditinggal anaknya merantau ke Seoul selama bertahun-tahun. Gam-ri sering kali mengajak anak muda seperti Doo-sik makan di rumahnya. Ia tinggal sendiri dan hanya Doo-sik-lah yang sering membantu. Saat gigi Gam-ri sakit, Doo-sik berusaha keras untuk meyakinkan nenek tersebut untuk pergi ke klinik gigi Hye-jin untuk segera mendapatkan penanganan.

4. Berani bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan.

<img style=

foto: imdb.com

Hidup di desa dengan segala peraturan dan normanya, harus diikuti dengan keberanian untuk bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan. Apalagi ketika Hye-jin mengumpat tentang peraturan dan norma di Gongjin, maka ia harus menerima untuk dikucilkan dari lingkungan tersebut. Kejadian tersebut membuat Hye-jin menyesal karena bisa berakibat kliniknya tak mau dikunjungi warga Gongjin. Hye-jin kemudian meminta maaf kepada seluruh sesepuh kunci warga Gongjin dengan memberikan mereka kue beras kacang merah sebagai tanda permintaan maaf.

5. Perempuan harus berani speak-up.

<img style=

foto: imdb.com

Dalam drama ini, ada kejadian saat Pyo Mi-seon mengalami pelecehan seksual saat menangani seorang pasien. Ia takut berteriak saat pelaku sedang melancarkan aksinya. Namun, kejadian yang sudah terjadi dua kali tersebut, dilihat langsung oleh Hye-jin. Hye-jin pun membentak pelaku dan memberikan tendangan ke arah kepala sang pelaku. Hye-jin tak takut apa yang akan terjadi saat itu.

Ketika Hye-jin selesai menendang dan pelaku berusaha menelepon polisi, Doo-sik tiba-tiba datang dan melancarkan tendangan ke arah pelaku. Pelaku pingsan, Doo-sik terbaring lemah, dan Hye-jin juga ikutan pingsan karena kejadian tersebut. Pelaku langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, sementara Hye-jin dan Doo-sik harus ke kantor polisi dan dipenjara sejenak. Namun, setelah kasus diproses dan pelaku benar-benar dinyatakan bersalah dengan berbagai bukti, Hye-jin dan Doo-sik pun dibebaskan dari tuduhan.