Brilio.net - Tak ingin berlama-lama absen dari industri sinema, tahun ini Gina S. Noer kembali terlibat dalam proses pembuatan film. Namun, berbeda dari sebelumnya yang mana selalu menjadi penulis skenario, kali ini Gina mencoba duduk di kursi sutradara. Dua Garis Biru yang diperankan oleh Zara JKT 48 (menjadi Dara) dan Angga Yunanda (menjadi Bima) menjadi karya perdananya sebagai pengarah film.

Berlatarkan tempat di Jakarta, Dua Garis Biru membawa tema tentang remaja yang hamil di luar nikah. Menariknya, film ini memberikan penyelesaian yang tidak biasa dan justru tak terasa memberikan penghakiman pada remaja yang melakukan kesalahan tersebut.

Sementara itu, selain Zara JKT 48 dan Angga Yunanda yang menjadi pemeran utama, film ini juga menampilkan aktris dan aktor ternama lainnya. Ada Cut Mini dan Arswendy yang menjadi orangtua Bima. Lalu, Lulu Tobing dan Dwi Sasono yang menjadi orangtua dari Dara. Tidak diragukan, kedalaman mereka dalam menyelami peran berhasil membuat para penonton ikut merasakan naik-turunnya emosi.

Jadi, gimana, tertarik buat nonton film ini? Nah, buat yang masih ragu, yuk coba deh simak ulasan brilio.net berikut ini, Jumat (12/7). Kali aja review ini bisa memantapkan hatimu~

1. Menekankan pada pentingnya edukasi seks sejak dini.

DGB  2019 brilio.net

foto: Instagram/duagarisbirufilm

Beberapa waktu lalu, sempat ada petisi penolakan tayangnya film ini di bioskop. Hal tersebut dikarenakan film ini dianggap akan menjerumuskan remaja ke dalam pergaulan yang tidak baik. Namun, anggapan tersebut tentu saja tidak benar.

Film ini tanpa basi-basi justru menekankan pentingnya edukasi seks sejak dini. Perkacapan mengenai ketubuhan dan seksualitas seharusnya tak menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan oleh orangtua dengan anak.

2. Naskah yang apik.

DGB  2019 brilio.net

foto: Instagram/duagarisbirufilm

Salah satu aspek kuat pada film ini ada pada naskahnya yang ditulis dengan matang. Dialognya sederhana sebetulnya, tak muluk-muluk. Namun, jika kamu memperhatikan dengan saksama, dialog-dialog tersebut cukup mengena.

Hal ini sudah terasa sejak scene awal, yakni pengumuman nilai. Ketika Dara mendapatkan nilai 100 sang guru berucap, "Masa depannya cerah." Kemudian sewaktu sang guru tahu Bima, teman sebangku Dara, mendapat nilai 40 ia mencelanya, "Tidak ada masa depan, malu dengan yang sebelahnya."

3. Diimbangi dengan komedi.

DGB  2019 brilio.net

foto: Instagram/duagarisbirufilm

Konflik mengenai hamil di luar nikah tentu menjadi sesuatu yang sensitif dan berat. Akan tetapi, Dua Garis Biru berhasil membawa cerita dan pesan dalam film ini dengan ringan.

Memasukkan unsur komedi dalam naskah menjadi salah satu poin plus dari film ini. Penonton tak melulu diajak tegang dengan konflik yang ada, tapi juga tertawa. Cut Mini memegang porsi dan peran yang cukup besar pada bagian komedi ini.

4. Warna visual yang enak dipandang.

DGB  2019 brilio.net

foto: Instagram/duagarisbirufilm

Mengangkat kisah mengenai remaja, membuat Dua Garis Biru dipenuhi dengan tone-tone yang "cute", tapi tetap bisa dinikmati oleh berbagai kalangan, baik tua maupun muda.

5. Akting Zara JKT 48 makin matang.

DGB  2019 brilio.net

foto: Instagram/duagarisbirufilm

Dua Garis Biru bukan film pertama Zara. Sebelumnya, ia telah bermain di Keluarga Cemara garapan Yandy Laurens. Berakting apik dengan menjadi Euis di film tersebut membuatnya berhasil memboyong dua penghargaan dari Piala Maya 2018 dan IMA Awards 2019. Kamu yang telah menyaksikan Keluarga Cemara, lalu menonton film ini, bisa dipastikan akan melihat perkembangan akting Zara yang semakin matang di sini. Ekspresinya sungguh natural, laiknya tidak sedang berakting.

6. Ending yang mengena.

DGB  2019 brilio.net

foto: Instagram/duagarisbirufilm

Cerita diakhiri dengan sederhana, tapi justru sangat mengena. Lewat film ini Gina S. Noer tidak terkesan mendikte bahwa hanya ada satu jalan keluar dari masalah hamil di luar nikah. Ia justru menampilkan opsi lain penyelesaian konflik secara terbuka.

7. Soundtrack yang memperkuat emosi.

DGB  2019 brilio.net

foto: Instagram/duagarisbirufilm

Soundtrack dalam film ini tak sekadar menjadi pemanis latar, tetapi juga memperkuat emosi yang coba ditunjukkan oleh para pemain. Salah dua soundtrack tersebut, Growing Up dan Biru, diisi oleh Rara Sekar, kakak Isyana Sarasvati.

Bonus:
- Scene uks adalah salah satu scene terkeren.
- Asal-usul judul akan kamu temukan ketika menuju akhir cerita.