Brilio.net - Film Indonesia selalu punya cara untuk bisa menyemarakkan industri kreatif, salah satunya lewat penghargaan film yang biasanya digelar melalui festival. Salah satu festival film bergengsi yang sangat dinanti oleh para pencinta film adalah Festival Film Indonesia (FFI) dengan Piala Citra-nya.

FFI pertama kali digelar pada 1955 dan berlanjut pada 1960 dan 1967 dengan nama Pekan Apresiasi Film Nasional. Sejak awal digelar, FFI menjadi salah satu festival film paling bergengsi sehingga membuatnya tak lepas dari intrik politik. Karena itu, FFI sudah beberapa kali vakum. Terakhir kali vakum pada 1992 dan kembali digelar pada 2004. Sejak saat itu, semarak festival film kembali ramai digelar.

Pada 10 November 2021 lalu, FFI kembali digelar untuk ke-41 kalinya dan membuat film Indonesia semakin semarak. Film Penyalin Cahaya menjadi salah satu film yang disorot saat malam penghargaan karena berhasil meraih Piala Citra terbanyak pada malam itu sekaligus memecahkan rekor film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak (2017) yang menjadi film yang meraih banyak perhargaan. Selain dua film tersebut, masih ada film lain yang juga pernah meraih Piala Citra terbanyak.

Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Senin (22/11), berikut 7 film Indonesia raih Piala Citra terbanyak, borong banyak juara.

1. Penyalin Cahaya (2022).

<img style=

foto: imdb.com

Walaupun belum tayang secara resmi, film Penyalin Cahaya berhasil memenangkan 12 nominasi Piala Citra dari total 17 nominasi yang ditetapkan. Karya sineas Wregas Bhanuteja ini menempatkan Shenina Cinnamon sebagai Suryani, siswi pintar yang menjadi korban kekerasan seksual. Tak tinggal diam, ia berupaya mengusut dalang di balik perbuatan bejat ini.

Capaian Penyalin Cahaya bikin gempar lantaran menyalip rekor Perempuan Tanah Jahanam sebelumnya di FFI. Raihan ini membuat film Penyalin Cahaya menjadi film terbanyak yang meraih Piala Citra untuk saat ini.

2. Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak (2017).

<img style=

foto: imdb.com

Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak mengisahkan perempuan yang penuh keberanian saat dirinya memenggal kepala orang yang melecehkan dirinya. Film ini pun berhasil meraih 14 nominasi dan berhasil memenangkan 10 Piala Citra. Film karya sineas Mouly Surya ini menjadi film pertama yang kemudian melampaui film klasik Ibunda (1986) karya sutradara legendaris Teguh Karya.

3. Ibunda (1986).

<img style=

foto: imdb.com

Film Ibunda merupakan salah satu karya film klasik Indonesia yang disebut sebagai yang terbaik. Film yang dirilis pada 1986 ini menerima respons positif dari banyak kritikus film dan penonton zaman tersebut. Film ini disebut bentuk kepekaan seorang sineas di level paripurna, dalam merespons isu yang bergulir di masyarakat majemuk. Ibunda berhasil memenangkan 9 Piala Citra, termasuk Film dan Sutradara Terbaik. Aktris Tuti Indra Malaon yang tampil effortless mampu menang menjadi Pemeran Utama Wanita Terbaik.

4. Tjoet Nja Dhien (1988).

<img style=

foto: imdb.com

Tjoet Nja Dhien menjadi film terbaik yang pernah disutradarai oleh Eros Djarot dan disebut sebagai seorang yang berhasil menghadirkan pahlawan asal Tanah Rencong, Tjoet Nja Dhien. Film ini pun disebut sebagai mahakarya Eros Djarot yang takkan pernah terulangi kembali. Film ini berhasil memenangkan delapan Piala Citra, termasuk menjadi sebagai nominasi Film Terbaik.

5. Pacar Ketinggalan Kereta (1988).

<img style=

foto: imdb.com

Pacar Ketinggalan Kereta menjadi film karya sutradara Teguh Karya yang juga berhasil memborong Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI) pada 1989. Film karya Teguh Karya ini berhasil mempertemukan aktor watak Rachmat Hidayat dengan aktris teater Tuti Indra Malaon. Keduanya menang Piala Citra lewat film ini. Selain itu, film ini juga menampilkan para pemain yang saat sedang naik daun seperti Onky Alexander dan Ayu Azhari. Usaha serius tersebut akhirnya membawa film Pacar Ketinggalan Kereta berhasil meraih delapan Piala Citra termasuk sebagai Film Terbaik.

6. Kucumbu Tubuh Indahku (2019).

<img style=

foto: imdb.com

Film Kucumbu Tubuh Indahku menjadi salah satu film yang sempat menjadi kontroversi di Indonesia karya dianggap sebagai karya yang menampilkan LGBT dalam naskahnya. Walaupun begitu, film ini melenggang di Venice Independent Film Critic hingga Asia Pacific Film Awards. Selain itu, di Indonesia sendiri, film ini berhasil meraih 12 nominasi Piala Citra dan berhasil membawa pulang delapan Piala Citra, termasuk kategori Film Terbaik sebagai pemenang.

7. Pengabdi Setan (2017).

<img style=

foto: imdb.com

Pengabdi Setan merupakan film horor garapan Joko Anwar yang dirilis pada 2017. Film ini merupakan remake dari film dengan judul yang sama dan tayang pada 1980 silam. Film ini berhasil menarik antusiasme penonton dan disebut sebagai film Indonesia terlaris pada 2017. Selain itu, capaian terbaik film ini saat mendapatkan 13 nominasi Piala Citra dan berhasil memenangkan 7 di antaranya.