Brilio.net - Film Kadet 1947 sudah tayang sejak 25 November 2021 lalu dan berhasil membawa cerita dunia militer dengan warna lain. Jika biasanya kisah militer jauh dari kesan haru dan romantis, film ini memasukkan unsur tersebut sebagai bagian dari dramatisasi film. Selain itu, film tampak jauh dari kesan maskulin seperti film militer pasca-Orde Baru lainnya.
Film Kadet 1947 merupakan kisah yang mengangkat serangan udara TNI AU pertama kali di tiga kota penting di Jawa Tengah yang menjadi markas Belanda: Semarang, Ambarawa, dan Salatiga. Serangan tersebut dilakukan oleh para kadet, siswa Angkatan Udara yang nekat tanpa rasa takut membombardir markas Belanda. Peristiwa tersebut terjadi saat Belanda melanggar perjanjian Linggarjati dan menyerang beberapa wilayah Indonesia.
Pada Senin (29/11), para kru dan pemain melakukan kunjungan ke kantor Brilio.net dan mengisahkan banyak hal yang terjadi selama proses pembuatan film Kadet 1947. Mulai dari proses ide, syuting, dan bahkan saat film ini dirilis secara resmi dan ditonton oleh para keluarga dari pelaku sejarah yang dihadirkan dalam film ini.
Dirangkum brilio.net dari wawancara dan berbagai sumber Selasa (30/11), berikut 9 fakta menarik film Kadet 1947, pakai bahasa Indonesia ejaan lama.
1. Menggunakan bahasa Indonesia ejaan lama.
foto: imdb.com
Para kru dan pemain film Kadet 1947 menyatakan bahwa film yang mereka perankan menggunakan bahasa Indonesia dengan ejaan lama. Hal ini tampak saat beberapa kali scene film menampilkan gapura yang bertuliskan "Magoewo". Selain itu, film ini juga beberapa kali tampak menggunakan aksen bahasa Indonesia pada zaman saat tahun 1947. Hal ini tampak sekali saat Ario Bayu yang berperan sebagai Soekarno tampil dalam film ini.
2. Set film dibangun di Landasan Udara Gading TNI AU.
foto: imdb.com
Set film dibangun di Landasan Udara Gading TNI AU di Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Lokasi ini yang kemudian disulap para kru untuk menampilkan tampilan yang lebih nyata kondisi Magoewo zaman dulu.
3. Dilatih bersama Korps Pasukan Khas TNI AU.
foto: imdb.com
Para pemain totalitas saat memerankan film Kadet 1947. Hal ini dapat dilihat saat mereka rela berpanas-panasan dilatih bersama Dilatih bersama Korps Pasukan Khas TNI AU. Latihan ini dilakukan agar para pemain dapat menjiwai peran mereka saat menjadi para kadet yang tak lain siswa militer.
4. Pakai CGI untuk memperkuat visualisasi kamera.
foto: imdb.com
Selain menggunakan large format dari APRI, film ini juga menggunakan teknologi efek CGI. Menurut Rahabi Mandra saat kunjungan media di Brilio.net, ada sekitar 15% dari total seluruh scene film Kadet 1947 menggunakan teknologi efek visual CGI.
5. Proses produksi Kadet 1947 dikawal langsung oleh pihak TNI Angkatan Udara.
foto: imdb.com
Dalam momen yang sama, Celerina Judisari menyatakan bahwa film ini didukung penuh oleh pihak TNI Angkatan Udara. Mulai dari proses ide cerita yang mengharuskan para kru mencari informasi lain hingga saat proses syuting agar proses adaptasi tidak keluar dari kisah aslinya. Walaupun begitu, ia juga menyatakan bahwa pihak TNI AU tidak banyak melakukan intervensi untuk proses kreatif atau pengembangan yang dilakukan dalam film ini.
6. Bisma Karisma awalnya bukan pemeran utama.
foto: imdb.com
Awalnya, Celerina Judisari bercerita bahwa Bisma Karisma bukan pemain yang awalnya direncanakan. Setelah sempat melakukan syuting pada Maret 2020, proses syuting ini pun terhenti karena PSBB dan pembatasan wilayah lainnya. Hal ini pun membuat banyak hal berubah, termasuk pemeran utama dan pengembangan cerita. Setelah kembali bisa melakukan proses syuting, Bisma pun terpilih untuk memerankan tokoh Sigit, satu-satunya karakter romantis yang ada dalam film Kadet 1947.
7. Semua pemain sampai menemui keluarga dari tokoh yang diperankannya.
foto: imdb.com
Bisma Karisma juga mengatakan bahwa bukan hal mudah saat memerankan tokoh Sigit, yang menjadi karakter utama film Kadet 1947. Hal ini dikarenakan keluarga dari Sigit masih ada dan ia khawatir melenceng dari fakta yang sebenarnya terjadi. Karena itu, Bisma selalu berkomunikasi dengan sutradara dan produser agar penjiwaan yang dilakukan Bisma tidak keluar dari yang sudah ditentukan. Walaupun saat proses syuting cukup khawatir dengan peran tersebut, tetapi saat film ini dirilis dan ditonton pihak keluarga, terutama keluarga para Kadet, mereka berterima kasih karena telah mengangkat kisah hidup dari kakek-orang tua mereka. Hal serupa juga dilakukan oleh pemain lain yang juga mendapatkan peran sebagai para kadet.
8. Para pemain dan kru tampak sekali rasa kekeluargaannya.
foto: imdb.com
Selama proses film, Rahabi Mandra, Aldo Swastia, dan Celerina Judisari menyatakan bahwa mereka sangat terbantu dengan kerja keras para pemain. Saat proses syuting, sesama pemain saling memberi masukan dan bahkan tak sungkan memberi koreksi apa yang kurang dari setiap adegan. Hal ini pun membuat para pemain dan kru kompak sekali dan tampak seperti keluarga. Selain itu, film ini semakin membuat mereka percaya diri untuk membaktikan diri kepada negeri.
9. Perempuan punya peran penting dalam film ini.
foto: YouTube/filmkadet1947
Asih, satu-satu karakter perempuan yang diperankan oleh Givina Lukita membuat film ini tampak tidak maskulin. Rahabi Mandra dan Aldo Swastia menyatakan bahwa Asih ditampilkan sebagai pemimpin rombongan warga yang melarikan diri dari kejaran tentara Belanda. Sosok perempuan yang menampilkan Asih tersebut membuat karakter perempuan tidak sekadar ditempel begitu saja, tetapi juga punya kontribusi terhadap jalan cerita.
Recommended By Editor
- 7 Momen menarik di balik layar film Kadet 1947, dilatih paskhas AURI
- 7 Fakta menarik film One Night Stand, Putri Marino tampil berani
- 7 Fakta film Akhirat: A Love Story, mirip cerita hidup Della Dartyan
- 5 Film Indonesia tayang Desember 2021, Yuni raih piala internasional
- 7 Film Indonesia raih Piala Citra terbanyak, borong banyak juara