Brilio.net - Dunia perfilman Indonesia kembali dihebohkan dengan kontroversi terbaru. Kali ini, film horor berjudul Thaghut menjadi pusat perhatian publik meski belum resmi tayang di bioskop. Film yang dibintangi oleh selebriti terkenal Ria Ricis ini sudah menuai pro dan kontra bahkan sebelum penonton bisa menikmatinya di layar lebar.

Hal yang membuat film ini semakin menarik perhatian adalah fakta bahwa "Thaghut" telah menerima somasi dari sebuah kelompok yang menamakan diri mereka Dukun Putih. Meski dijadwalkan tayang pada 29 Agustus 2024, film ini sudah lebih dulu menghadapi rintangan hukum yang tidak terduga. Kontroversi ini tentu saja membuat banyak orang penasaran dengan isi dan pesan yang ingin disampaikan oleh film tersebut.

Nah, dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (29/8), berikut sinopsis Film Thaghut dan fakta di balik pencekalan film ini.

Sinopsis Film Thaghut.

sinopsis film thagut Berbagai sumber

foto: Instagram/@filmthaghut

Thaghut adalah sebuah film horor Indonesia tahun 2024 yang disutradarai oleh Bobby Prasetyo. Film yang diproduksi oleh Leo Pictures ini tayang di bioskop Indonesia pada 29 Agustus 2024. Sederet artis membintangi film ini, diantaranya adalah Yasmin Napper, Arbani Yasiz, Ria Ricis, Whani Dharmawan, Dennis Adhiswara, Hana Saraswati dan Keanu Azka.

Sinopsis film Thaghut menceritakan tentang Ainun (Yasmin Napper) yang akhirnya mengetahui bahwa dukun terkenal bernama Abah Mulya (Whani Darmawan) ternyata adalah ayah kandungnya.

Dia mengetahui fakta itu setelah semuanya terlambat setelah Abah Mulya meninggal dunia secara misterius. Ainun kemudian memutuskan pergi untuk melihat ayahnya pertama sekaligus yang terakhir kali.

Namun di luar dugaan, Ainun diharuskan untuk melanjutkan ajaran sesat ayahnya dan bertentangan dengan keyakinan keimanan yang pondasinya dibangun sejak dia masih di pesantren.

Kronologi somasi kelompok Dukun Putih.

Seorang pemelihara Kejawen bernama Dwi Lestari sekaligus perwakilan dari kelompok yang mengatasnamakan Dukun Putih, melayangkan surat somasi lantaran keberatan dengan narasi yang dibuat rumah produksi Leo Pictures yang menganggap negatif perdukunan.

Padahal, menurut Dwi Lestari, tidak semua dukun negatif. Karena faktanya ada kelompok dukun yang baik dan jauh dari perilaku syirik atau melenceng dari ajaran agama.

"Tindakan menggeneralisasi menjadikan profesi dukun seolah-olah semuanya adalah tindakan yang salah dan keji. Ini tentu sangat merugikan secara materil dan imateril bagi pihak-pihak yang kami disebut sebagai Dukun Putih," ujar Dwi Lestari dalam keterangan pers nya, Selasa (28/8) lalu.

Somasi ini bertujuan untuk meminta rumah produksi Leo Pictures memberikan klarifikasi atas narasi yang terkesan melakukan generalisasi perdukunan melampaui batas. Dwi Lestari mengancam, apabila somasi tidak ditanggapi, pihaknya akan mengambil langkah hukum mengingat profesi perdukunan secara keseluruhan terkena imbas dari promosi film Thaghut arahan sutradara Bobby Prasetyo ini.

Fakta dan alasan di balik somasi film Thaghut.

sinopsis film thagut Berbagai sumber

foto: Instagram/@cinema.21

1. Keberatan karena framing negatif terhadap dukun.

Dwi Lestari mengaku sangat keberatan jika praktik perdukunan semuanya dianggap menyimpang. Karena ada beberapa kategori dukun yang dianggap positif. Dia pun menyebut beberapa kategori dukun yang baik yaitu dukun pijat, dukun bayi, dukun reog, dukun manten, hingga dukun suwuk.

Selain itu, Kelompok Dukun Putih juga menganggap film tersebut memberikan pandangan negatif kepada profesi dukun di Indonesia. Padahal menurut mereka, dukun memiliki jasa yang lumayan besar di pedesaan. Seperti contohnya dukun beranak.

2. Film Thaghut sebelumnya berjudul 'Kiblat’.

Sebelumnya film ini lebih dulu diberi judul Kiblat. Tapi judul tersebut langsung diganti lantaran mendapatkan protes karena menistakan agama Islam.

Meski mengganti judul, poster, hingga trailer, film Thaghut rupanya tak melakukan proses syuting ulang.

"Jujur nggak ada pergantian apapun, kita nggak ada syuting ulang, kita nggak ada ini, yang pasti nanti nonton aja filmnya," terang Agung Saputra selaku produser kepada awak media pada 27 Juli 2024 lalu.

3. Pergantian judul belum konsultasi dengan MUI.

Agung Saputra menjelaskan alasan memilih kata Thaghut sebagai judul pengganti Kiblat. Menurutnya, kata tersebut lebih tepat untuk menggambarkan keseluruhan cerita filmnya. Namun, ternyata Leo Pictures tidak melakukan diskusi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ketika memutuskan untuk menggunakan judul Thaghut.