Brilio.net - Sekarang ini sudah nggak heran banyak anak muda merekam perjalanan mereka dalam bentuk audio visual. Selain untuk dokumentasi, cara ini juga bisa untuk berbagi pengalaman dan kisah menjelajahi kekayaan alam dan budaya Indonesia di sosial media. Eh iya, secara nggak langsung juga dapat mengasah kemampuan sinematografi lho.
Selama ini banyak karya anak muda yang hanya tersalurkan melalui ruang-ruang di sosial media. Belum banyak apresiasi yang diberikan sebagai bentuk penghargaan dan penyemangat kreator-kreator muda ini untuk terus berkarya lebih baik. Padahal, tren positif yang dibangun lewat karya audio visual ini memiliki peran penting dalam mendorong perkembangan sektor pariwisata Indonesia.
Fenomena positif inilah yang menjadi inspirasi digelarnya festival film pendek bertajuk UnYUZUal Trip Film Festival. Festival film ini menjadi ruang berkarya sekaligus bentuk apresiasi terhadap kreativitas generasi muda dalam mendokumentasikan petualangannya menjelajahi indahnya Indonesia.
Setelah melewati proses seleksi sejak 29 Januari hingga 15 April 2018, festival yang mengusung tema Menemukan Indonesia ini akhirnya meloloskan 10 finalis dari ratusan film pendek yang berpartisipasi karya sineas muda dari berbagai kota di Indonesia seperti Medan, Tanjung Pinang, Balikpapan, Jakarta, Jepara, Yogyakarta, hingga Gowa, Sulawesi Selatan.
Yang berhasil dipilih itu karena filmnya informatif dan ketika menonton kita merasa ingin ke sana (tempat yang dieksplor). Yang jelas sih filmnya harus sesuai tema, Menemukan Indonesia dan mengekeplorasi tempat-tempat yang belum banyak dikunjungi orang, ujar Ita Sembiring, penulis naskah yang sekaligus produser UnYUZUal Trip Film Festival disela-sela pemberian penghargaan festival ini di CGV Central Park, Jakarta Barat, Kamis (26/4).
Proses penjurian yang berlangsung ketat dinilai dewan juri profesional di bidangnya yakni Ita Sembiring (produser dan penulis naskah), Kamila Andini (sutradara), Leonard Anthony (travel blogger Indonesia), dan Darius Sinatrhrya (aktor).
Meski yang bikin ini sineas amatir tapi bobot sinematografi tetap menjadi pertimbangan utama. Selain itu film harus sesuai dengan konsep yang kita ajukan dan tidak menonjolkan unsur SARA, lanjut Ita.
Nah proses penjuriannya sendiri berlangsung cukup ketat. Seluruh juri memberikan nilai dan pemenangnya ditentukan berdasarkan tiga nilai tertinggi. Bobot penilaian didasarkan pada teknik penyutradaraan, proses pembuatan film hingga pesan yang memiliki perspektif berbeda dalam karyanya. Terakhir adalah kesesuaian tema.
Tapi saya cukup kaget karena ternyata kita ngasih nilai memang video-video hampir sama. Kualitasnya bagus-bagus. Tapi di sisi yang sama nggak ada yang secara khusus men-treat perjalanan ini beda banget. Jadi sebenarnya hampir semua sama kayak pencarian, perjalanan. Jadi emang sulit membuat berbeda satu sama lain, bagi kita itu tipis-tipis banget, itu sih. Tapi film-film yang menang ini berarti punya kelebihan dari yang lain, kata Kamila.
Nah dari 10 finalis yang lolos, akhirnya film karya Sugianto berjudul Indonesia, Jawaban dari Sebuah Pencarian yang mengambil lokasi syuting di sejumlah daerah termasuk Papua dinobatkan sebagai pemenang pertama. Sementara juara dua diraih sineas asal Jakarta, Ricky Sutomo dengan judul film Journey To The East dan film Keindahan Indonesia karya M Falah Al Failah Sufi menjadi pemenang ketiga. Sedangkan film favorit diberikan kepada Pendi Cahyono yang menyuguhkan karya Temanggung Bersenyum yang meraih likes terbanyak dari viewers mereka di Youtube.
Film karya Sugianto mengisahkan kompilasi perjalanannya selama dua tahun terakhir menelusuri bumi pertiwi, menikmati setiap keindahan negeri ini, dan menemukan arti. Diamengeksplorasi sejumlah daerah termasuk Indonesia timur mulai dari Raja Ampat, Wamena, Merauke di Papua, Sumba hingga Kepulauan Kei dan Banda Neira. Ada juga Borobudur dan beberapa wilayah Sumatera.
Indonesia ini terlalu luas gitu lho, kalau satu tempat itu enggak bakal bisa menggambarkan Indonesia sendiri. Indonesia kan Sabang sampai Merauke. Nggak adil kalau cuma satu daerah, memang sengaja dikompilasikan, ujar Sugianto.
Namun dalam filmnya Sugianto sengaja lebih dominan menonjolkan Indonesia Timur. Menurutnya, wilayah imur Indonesia masih sangat kurang dikenal masyarakat Indonesia sendiri. Padahal daerah di sana punya potensi yang keren. Saya sengaja memilih wilayah di timur agar semua orang tahu Indonesia itu luas dan indah, kata Sugianto.
Ketiga pemenang masing-masing mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp10 juta untuk juara pertama. Sedangkan juara dua dan tiga mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp7,5 juta dan Rp5 juta rupiah. Sementara juara favorit mengantongi hadiah Rp2,5 juta.
Penasaran kayak apa film-film karya sineas muda yang keren ini? Berikut 10 video nominasi terbaik UnYUZUal Trip Film Festival:
1. Indonesia, Jawaban dari Sebuah Pencarian, Sugianto
2. Journey to the East, Ricky Sutomo
3. Keindahan Indonesia, M Falah Al Faila Sufi
4. Temanggung Bersenyum, Pendi Cahyono
5. Melampaui Imajinasi, Andika Setyawan
6. Ini Indonesia, Adrian Pratama
7. A Journey for Peace, Exilion Films
8. Soul of Banten, Wina Afrillia
9. Indonesia Punya Cerita, Roliharni Rezeki Simanjuntak
10. Line of Sight in Yogyakarta, Belva Laila Falah
Tuh keren-keren kan karya para sineas muda ini.
Recommended By Editor
- 10 Cuitan kocak 'spoiler Infinity War' ini bikin geli-geli jengkel
- 5 Film spin-off ini paling dinantikan, mana yang kamu tunggu?
- Menguak rahasia teknologi di balik kekuatan 5 superhero Marvel
- 10 Potret para pemain film Si Doel The Movie syuting di Belanda
- Sosok Ahok difilmkan, ini 10 potret di balik layar film Anak Hoki