Brilio.net - Masih ingat kolaborasi tujuh musisi yang nge-camp bareng di Collabonation Camp pada akhir 2020 lalu? Proyek yang mempertemukan Iga Massardi, Asteriska, Kunto Aji, Hindia, Sal Priadi, Rendy Pandugo, dan Petra Sihombing ini mempertemukan ide-ide mereka untuk berkarya menghasilkan tiga lagu, Putaran, Angin Di Lautan, dan Irama.
Meski kebersamaan mereka di Collabonation Camp sudah usai, tapi bukan berarti mereka bubar jalan ya. Ternyata setelah dari Collabonation Camp, ketujuh musisi tersebut menggarap proyek baru. CAMP Gang is Back!
Mereka ditantang menjadi sutradara film pendek. Dalam kolaborasi anyar Collabonation Series 3.0 ini ketujuh musisi kembali beraksi dengan mengejawantahkan tiga lagu karya mereka menjadi karya film pendek bersama tiga sutradara muda Naya Anindita, Gianni Fajri, dan Surya Penny yang bertindak sebagai co-directors.
Penggarapan tiga film pendek ini tak lepas dari respons positif masyarakat, khususnya anak muda terhadap tiga lagu yang mereka ciptakan. Selain itu, ketiga lagu tersebut sarat makna dengan situasi pandemi saat ini.
Karena itu ketujuh musisi yang memulai debutnya sebagai sutradara ini ingin berbagi energ positif kepada masyarakat dengan format berbeda melalui Collabonation Series 3.0.
“Melalui Collabonation Series 3.0, kami berharap tidak hanya dapat menghadirkan konten positif yang menghibur, namun juga menginspirasi generasi muda untuk dapat terus optimistis bergerak maju serta berkarya dengan selalu terhubung dan memanfaatkan teknologi meski sedang dalam keadaan yang menantang seperti sekarang,” papar SVP—Head of Brand Management and Strategy Indosat Ooredoo Fahroni Arifin.
Berikut ketiga film pendek garapan tujuh musisi yang diadaptasi dari tiga lagu karya mereka.
1. Tim Pegulat (Irama)
Film yang diadaptasi dari lagu Irama ini disutradarai Sal Priadi dan Kunto Aji bersama Surya Penny sebagai co-director. Film ini bercerita tentang seorang laki-laki bernama Tim di mana ia mengalami beragam pengalaman aneh yang membawanya menghadapi berbagai pergulatan.
Namun ternyata seluruh pergulatan itu membuat ia tersadar dan merasa bersalah terhadap momen-momen bersama anak dan istri yang ia lupakan. Ia juga sadar akan berbagai kesalahan kepada keluarganya karena terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga membuatnya kehilangan segalanya.
Di film ini para musisi juga berkolaborasi dengan pemeran lain seperti Kristo Immanuel dan Ichal Kate. Uniknya, saat proses penggarapan, tim produksi melakukan casting secara online dan sempat mencari tiga pengganti pemeran utama dalam waktu tiga hari.
Proses syuting yang hanya dilakukan dua hari di Yogyakarta, membuat tim produksi meminjam banyak boneka pegulat dari seorang kolektor gulat di Kota Gudeg itu. “Suatu pengalaman baru buat gue, tetapi memberi banyak sekali pelajaran,” kata Sal.
Penny sebagai salah satu co-director juga ikut menyampaikan keseruan selama berkolaborasi membuat film pendek ini. Menurutnya, Collabonation Series 3.0 menjadi sangat unik dari berbagai perspektif. Karena para musisi dengan peran yang berbeda, terjun langsung menyutradarai tiga film pendek yang ceritanya terinspirasi dari lagu karya mereka di Collabonation CAMP.
"Saya dan co-directors lain juga mendapatkan pengalaman baru menggali ide dan mengerjakan film bersama teman-teman musisi. Bekerja sama dengan mereka yang memiliki perbedaan latar belakang bisa sangat membuka mata kita terhadap possibility dari sebuah kolaborasi,” kata Penny.
2. Angin di Lautan
Film ini disutradarai Baskara, Iga Massardi, dan Asteriska didukung Naya Anindita. Angin di Lautan menceritakan kisah tentang seorang remaja bernama Guntur yang harus melakukan tanggung jawabnya mengikuti tradisi sebagai pria Bajo. Ia diharuskan berlayar menjadi tulang punggung keluarga meski ia harus menghadapi ketakutannya karena ayahnya yang tenggelam di lautan saat berlayar.
Dari perjalanan pengembaraan pertamanya akhirnya mengingatkan ia kembali akan perannya dalam keluarga, yang pada akhirnya memotivasi ia untuk semangat mengembara dan berlayar di lautan menaklukan ketakutannya, demi sang ibu dan adiknya.
Proses syuting film ini dilakukan tim kecil di Wakatobi dengan talent asli Suku Bajo. Saat pembuatannya tim dihadapkan pada hujan badai di lautan. Namun film yang sepenuhnya menggunakan bahasa Bajo ini akhirnya rampung.
“Yang pasti senang sekali Collabonation CAMP Gang is back! Kali ini kita ditantang mencoba hal baru, menjadi sutradara. Awalnya nggak kebayang gimana caranya kita bisa kembali menyampaikan pesan dari 3 lagu tersebut ke dalam film pendek. Tapi ternyata prosesnya sungguh luar biasa seru. Kami berharap hasil karya ini dapat diterima dan pesannya bisa menginspirasi serta memberi semangat agar kita semua dapat terus berkreasi melalui kolaborasi,” ujar Iga.
3. Putaran
Film yang disutradarai Rendy Pandugo, Petra Sihombing bersama dengan Gianni Fajri ini bercerita tentang perjalanan dua orang yang berada dalam persimpangan waktu antara masa lalu dan masa depan dengan misi menyelamatkan dirinya dan kehidupan di sekelilingnya. Kedua tokoh tersebut akhirnya bertemu dalam satu waktu yang sama dan menyadari keindahan dunia yang sebenarnya.
Proses kreatif penggarapan film ini dilakukan di Bali. Menariknya dalam film bergenre fiksi sains ini, Rendy, Petra dan, Gianni ikut menjadi tokoh dalam film ini selain menjadi sutradara.
“Lagu Putaran ceritanya cukup relate sama kehidupan sekarang. Jadi gue pilih lagu ini buat film tim kami,” kata Rendy.
Penasaran dengan cerita tiga film pendek karya tujuh musisi di Collabonation Series 3.0? Jangan lewatkan penayangan premiere film Irama, Angin di Lautan, dan Putaran, hari ini, Jumat, 16 Juli 2021 pukul 19.00 WIB hanya di kanal YouTube IM3 Ooredoo.