Brilio.net - Di awal tahun 2020 ini, sejumlah wilayah di Jabodetabek tengah dilanda banjir. Hal ini tentunya dipicu karena curah hujan yang terus tinggi sejak Rabu (1/1). Meski kini kondisi banjir di sejumlah wilayah Jabodetabek mulai surut, namun tetap saja ada beberapa titik yang masih mengalami genangan air. Bahkan sebagian ruas jalan raya serta jalur KRL maupun Transjakarta terdampak banjir.
Melihat kondisi seperti ini tentunya seluruh masyarakat terutama warga Jabodetabek terus waspada. Khawatir jika curah hujan yang terus menerus seperti sekarang ini akan membuat wilayah kediaman mereka terus digenangi air.
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk memantau banjir, salah satunya menggunakan aplikasi pemantau banjir. Seperti namanya, aplikasi pemantau banjir ini ditunjukkan untuk memantau debit air di sekitar kawasan Jakarta.
Tentunya ini akan sangat berguna bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Dengan aplikasi ini kamu bisa mengetahui seberapa parah banjir di kawasan tersebut. Seperti apa aplikasinya? Berikut lansiran brilio.net dari liputan6.com, Jumat (3/1).
1. PetaBencana.id.
foto: petabencana.id
PetaBencana.id bisa menjadi pegangan kamu untuk mendapatkan informasi mengenai titik-titik banjir di Jakarta dan sebagai tempat lainnya yang berdampak banjir. Dalam situsnya dikatakan bahwa PetaBencana.id proyek yang dilaksanakan oleh Yayasan Peta Bencana sebagai platform gratis dan terbuka untuk manajemen bencana di kota-kota besar Asia Tenggara dan Selatan. PetaBencana.id memanfaatkan kicauan realtime dari media sosial menjadi informasi penting bagi warga.
2. Pantau Banjir.
foto: liputan6.com
Pantau Banjir merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Aplikasi ini berfungsi untuk mengetahui informasi ketinggian air, kondisi siaga ketinggian di pintu air, kondisi siaga ketinggian di pos pengamatan, dan kondisi pompa air yang beroperasi.
Kamu bisa menginstal aplikasi ini di smartphone Android. Jika kamu membuka aplikasi ini maka kamu akan mendapatkan informasi mengenai banjir, sesuai dengan tanggal dan kalender. Pada halaman muka aplikasi pengguna langsung bisa melihat laporan-laporan wilayah yang terdampak banjir.
Selanjutnya kamu menemukan menu pintu air yang jika dibuka, akan memperlihatkan sejumlah pintu air di Jakarta beserta statusnya. Kemudian ada menu Pos Pengamatan yang menyajikan berbagai pos pengamatan beserta status debit air yang diamati. Menu selanjutnya adalah Pompa Air di wilayah Jakarta. Pompa Air menampilkan jumlah pompa, jumlah pompa yang bisa beroperasi, dan berapa yang disiagakan.
3. Google Maps.
foto: dailygenius.com
Terakhir kamu bisa menggunakan aplikasi peta yang ada di setiap smartphone Android. Kamu bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk mengetahui kondisi jalanan di suatu wilayah. Pasalnya, ketika dibuka, Google Maps bakal memberitahukan ke pengguna mana wilayah jalanan yang ditutup karena banjir.
Misalnya, pengguna bisa membuka peta untuk melihat wilayah di sekitar Ancol, Jakarta Utara, men-zoom peta, dan melihat jalanan mana yang ditutup karena banjir. Lewat aplikasi Google Maps, pengguna juga bisa memberikan informasi ke pengguna lainnya, apakah sebuah jalan masih ditutup atau sudah bisa dilewati.
BMKG prediksi cuaca ekstrem sepekan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan informasi mengenai prakiraan cuaca ekstrem di wilayah Indonesia. Pernyataan tersebut dirilis BMKG pada Kamis (2/1) dini hari melalui akun Instagram resminya, @infobmkg.
Dalam unggahannya BMKG menyebutkan sejumlah wilayah Indonesia masih mengalami cuaca ekstream. Kondisi tersebut dipicu oleh adanya fenomena atmosfer skala regional hingga lokal, yakni aktifnya Monsun Asia yang menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia, terbentuknya pola konvergensi dan terjadinya perlambatan kecepatan angin di beberapa wilayah.
Kemudian karena suhu permukaan laut di sekitar wilayah perairan yang cukup hangat sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan, serta diperkuat dengan adanya fenomena gelombang atmosfer (Equatorial Rossby Wave dan Kelvin Wave) yang signifikan di sekitar wilayah Indonesia.
Berdasarkan kondisi tersebut, sejumlah wilayah Indonesia diperkirakan akan mengalami cuaca ekstream, yakni dengan intensitas curah hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang hingga sepekan kedepan.
BMKG juga menjelaskan beberapa wilayah di Indonesia yang terdampak cuaca ekstream. Untuk periode 1-4 Januari 2020, cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, NTB, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua.
Untuk periode 5 hingga 7 Januari 2020, cuaca ekstrem akan melanda Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Melihat kondisi cuaca demikian, BMKG mengimbau agar masyarakat selalu waspada dan berhati-hati.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir tanah longsor, banjir bandang, genangan air, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin," tulis BMKG dalam akun Instagram resminya.