Brilio.net - Internet kini sudah menjadi keseharian masyarakat, khususnya generasi milenial. Sedetik saja nggak berselancar di dunia maya, mereka bakal mati gaya deh.
Cuma yang sering menjadi persoalan adalah ketersediaan kuota. Jumlah kuota yang terbatas membuat para pengguna harus super irit memakainya. Nah nggak jarang lho yang harus menjadi “fakir kuota” gara-gara jumlah kuota sangat terbatas. Iya kan?
Tapi banyak juga yang penasaran kenapa ya kuota yang dimiliki cepat habis. Padahal cuma dipakai untuk browsing dan chatting saja. Banyak yang nggak paham kemana kuota tersebut.
Nggak sedikit orang yang sulit mengontrol penggunaan kuota pada aplikasi yang mereka sukai. Nah sebenarnya tanpa kamu sadari, kuota kamu sering tersedot untuk aplikasi di latarbelakang gawai kamu lho padahal nggak digunakan.
Vice President Tim Next Billion Users Google Caesar Sengupta
Persoalan inilah yang menjadi perhatian Google. Baru-baru ini, Google pun meluncurkan aplikasi untuk ‘Next Billion Users’, miliaran pengguna ponsel yang akan mengakses internet untuk kebutuhan sehari-hari.
Aplikasi Datally besutan Google ini bisa membantu pengguna Android memahami, mengontrol dan mengoptimalkan penggunaan kuota di ponsel mereka. Hebatnya lagi, aplikasi ini diluncurkan setelah Google melakukan riset menyeluruh terhadap pengguna ponsel di Indonesia di mana banyak pengguna ponsel khawatir paket kuota mereka terlalu cepat habis.
Nggak tanggung-tanggung, Vice President Tim Next Billion Users Google Caesar Sengupta khusus datang ke Jakarta untuk meluncurkan Datally lho. Menurut dia, Google terus berinovasi dan menciptakan produk yang bisa membantu masyarakat Indonesia memaksimalkan potensi internet.
“Inilah alasan kami membuat Datally, aplikasi yang bisa membantu Anda memahami, mengontrol, dan menghemat kuota internet, sehingga Anda bisa lebih menghemat dan melakukan lebih banyak hal dengan kuota Anda,” katanya saat peluncuran Datally di kantor Google, Jakarta, Kamis (30/11).
Nah aplikasi ini punya 4 fitur utama yang didesain sesuai kebutuhan pengguna ponsel di Indonesia. Apa saja ya?
1. Penghemat kuota
Tahu nggak sih jika beberapa aplikasi di ponsel sering menggunakan kuota secara diam-diam di latar belakang untuk terus memperbarui konten dan informasi. Nah fitur penghemat kuota Datally memungkinkan kamu mengontrol kuota yang digunakan setiap aplikasi. Jadi kuota bisa dimaksimalkan pada aplikasi yang kamu sukai saja. Pengguna yang telah menguji aplikasi ini sebelumnya mengatakan bahwa Datally dapat menghemat kuota ponsel hingga 30%, bergantung pada cara mereka menggunakan Datally.
2. Balon penghemat kuota
Setelah penghemat kuota diaktifkan, balon penghemat kuota Datally akan muncul. Balon ini akan menampilkan jumlah penggunaan kuota terhadap sebuah aplikasi, dan pengguna bisa memilih memblokir penggunaan kuota di aplikasi tersebut jika penggunaan kuota sudah mulai tak terkendali. Balon penghemat kuota ini berfungsi seperti spidometer untuk kuota ponsel.
3. Kelola data
Datally akan memberitahu jika sebuah aplikasi menggunakan kuota dalam jumlah yang banyak, serta berapa banyak kuota yang kamu gunakan per hari, per minggu, hingga per bulan.
4. Temukan Wi-Fi
Ada kalanya kamu ingin menggunakan lebih banyak kuota dari paket yang mereka miliki, seperti saat ingin menonton video. Fitur temukan wi-fi di Datally dapat membantu menemukan jaringan wi-fi di sekitar yang telah dinilai komunitas Datally. Setelah terhubung, pengguna dapat memberikan rating wi-fi yang digunakan berdasarkan pengalamannya sendiri.
Datally sebelumnya diuji di Filipina sepanjang 2017. Datally tersedia di Google Play Store secara global mulai 30 November 2017, dan berfungsi di semua ponsel Android dengan minimal OS versi 5.0 (Lollipop).
Recommended By Editor
- 5 Fakta Christopher, siswa SMA di Yogyakarta yang diundang Google
- Mau liburan asyik sekarang nggak perlu repot, cari di Google beres deh
- Bagaimana mesin pencari mengarahkan pikiranmu dengan satu klik saja
- Kisah di balik Google Doodle tampilkan hantu Jinx ini inspiratif
- Tak disangka, surat lamaran kerja bocah 7 tahun ini dibalas CEO Google