Brilio.net - Selama pandemi Covid-19, oximeter menjadi salah satu alat yang paling banyak dicari masyarakat. Oximeter sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengukur saturasi oksigen dalam darah.
Oximeter pun menjadi penting dimiliki, terutama pasien Covid-19 maupun orang yang menjalani isolasi mandiri. Apabila seseorang terkonfirmasi positif Covid-19, terdapat kemungkinan akan mengalami penurunan kadar oksigen dalam darah.
Apabila kadar oksigen terus mengalami penurunan, maka seseorang harus mendapatkan penanganan medis lebih lanjut dan diberi bantuan pernafasan berupa oksigen. Dengan oximeter, kamu bisa memantau kadar oksigen dalam darah, sehingga dapat menghubungi pelayanan medis apabila kadarnya semakin menurun.
Sebenarnya, oximeter tak hanya digunakan oleh pasien Covid-19 saja, tetapi juga dalam kondisi kesehatan lain. Beberapa kondisi kesehatan yang juga memanfaatkan oximeter adalah asma, radang paru-paru, kanker paru-paru, anemia, serangan jantung, dan kelainan jantung bawaan.
Saat ini, cara menggunakan oximeter pun mudah, cepat, dan tidak menyakitkan. Nah, berikut cara menggunakan oximeter yang sangat penting untuk pasien Covid-19, seperti dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (29/7).
foto: pexels.com
- Pastikan sudah mencuci tangan terlebih dahulu. Kemudian jangan menggunakan cat kuku maupun kuku palsu.
- Nyalakan oximeter dengan menekan tombol yang berada pada alat tersebut.
- Kemudian pasang oximeter pada salah satu jari tangan, kemudian jepitkan jari tersebut pada oximeter.
- Setelah oximeter terpasang pada jari, tunggu hingga beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasil pada layar.
- Apabila layar pada oximeter sudah menunjukkan hasil, terdapat dua hasil yang berbeda. Pada oximeter, saturasi oksigen ditunjukkan pada angka yang memiliki satuan %SpO2. Sedangkan untuk denyut nadi atau detak jantung, ditunjukkan pada angka yang memiliki satuan HR (heart rate).
- Jika kamu memiliki angka saturasi oksigen di atas 95%, maka kadar oksigen dalam tubuhmu normal dan aman. Namun, kamu harus segera mendapatkan penanganan medis apabila saturasi oksigen berada di bawah angka 92%.
*
Cara kerja oximeter.
foto: pexels.com
Dilansir dari healthline.com, oximeter akan membaca saturasi oksigen melalui sinar yang dimilikinya. Sinar tersebut dapat melewati darah yang mengalir pada jari.
Selain itu, sinar tersebut juga mengukur perubahan penyerapan cahaya pada darah teroksigenasi maupun darah yang terdeoksigenasi. Setelah itu, oximeter akan menunjukkan hasil pembacaan saturasi oksigen dan detak jantung pada layar yang tertera.
Meskipun oximeter dapat menunjukkan hasil dengan cepat dan akurat, terdapat beberapa hal yang mampu mengurangi keakuratan dari oximeter. Berikut faktor-faktor yang menyebabkan pembacaan oximeter menjadi kurang akurat:
1. Penggunaan kutek.
Mengutip laman WHO, kutek atau cat warna yang diaplikasikan pada kuku akan mengganggu penyerapan cahaya yang dipancarkan dari oksimeter. Dengan demikian, kutek akan mengganggu deteksi hemoglobin teroksigenasi dan membuat hasil saturasi oksigen kurang akurat. Untuk menghindari pembacaan saturasi oksigen yang kurang akurat, hapuslah cat kuku sebelum menggunakan oximeter.
2. Cahaya berlebihan.
Cahaya yang terlalu terang atau berlebihan seperti sinar matahari dan lampu operasi dapat membuat pembacaan oximeter menjadi kurang akurat. Menurut WHO, hal ini terjadi karena cahaya yang terlalu terang dapat mengganggu detektor cahaya pada oximeter, sehingga hasilnya menjadi kurang akurat. Oleh karena itu, perhatikan kembali pencahayaan yang digunakan supaya hasil pembacaan oximeter tetap akurat.
Recommended By Editor
- 9 Cara mengurangi nyeri haid, efektif dan mudah dilakukan
- 19 Manfaat bawang putih untuk kesehatan dan kecantikan
- 25 Manfaat buah naga untuk kesehatan, kecantikan & cara penggunaannya
- 10 Penyebab perut buncit yang perlu diwaspadai dan cara mengatasinya
- 7 Cara obati difteri secara alami, lengkap dengan gejala & penyebabnya