Brilio.net - Kemajuan dunia digital telah memberi banyak dampak positif dalam berbagai sektor kehidupan. Sayangnya, ada beberapa oknum yang justru memanfaatkan kemajuan teknologi digital untuk melakukan kejahatan siber.
Penipuan online jadi salah satu bentuk kejahatan siber yang kini marak terjadi. Beberapa modus penipuan online umumnya terlihat sederhana dengan memanfaatkan aktivitas digital yang sering dilakukan.
Seperti diketahui, kini hampir semua aktivitas bisa dilakukan dengan mudah dan cepat secara online. Semua bisa dari smartphone atau laptop dari bekerja, belajar, belanja, transaksi perbankan bahkan hingga investasi.
Untuk itu, kewaspadaan harus lebih ditingkatkan demi menjaga keamanan akun digital dan transaksi online. Jangan mudah percaya dan asal klik link di layar.
Biar nggak mudah tertipu, yuk cari tahu deretan modus penipuan online yang sering ditemukan, seperti dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Senin (6/12).
1. Top up voucher atau item game di media sosial.
foto: shutterstock.com
Game online yang kini jadi primadona banyak orang ternyata dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab sebagai ladang penipuan. Biasanya penipuan terjadi saat membeli item atau top up voucher game di media sosial.
Modus penipuan ini punya beberapa ciri khas yang harus kamu waspadai. Pertama, toko online tersebut memiliki banyak komentar negatif atau bahkan mematikan kolom komentar. Lalu, biasanya bio di media sosial terkesan agresif atau menggunakan kata kasar. Selain itu, nama akun media sosial juga sering kali diganti.
Biar aman, kamu bisa membeli item atau top up voucher game di tempat resmi seperti Google Play, Codashop, UniPin, MPL, atau Wawa Games.
2. Metode pembayaran yang mencurigakan saat belanja online.
foto: shutterstock.com
Saat ini hampir semua proses pembayaran belanja online dilakukan tanpa tatap muka. Untuk itu, hindari metode pembayaran yang mencurigakan.
Pembayaran dengan cara transfer langsung ke rekening rentan penipuan. Jika memang harus melalui transfer, pastikan nomor rekening penerima bukanlah nomor rekening yang bermasalah.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, lebih baik gunakan marketplace tertentu. Hal ini karena akan ada pihak yang berada di tengah-tengah antara pembeli dan penjual saat melakukan pembayaran. Metode pembayaran COD atau cash on delivery juga bisa jadi pilihan.
3. Permintaan kode OTP tanpa persetujuan user.
foto: shutterstock.com
One Time Password (OTP) merupakan kode verifikasi atau kata sandi sekali pakai yang berisi 4-6 digit karakter. Kode OTP umumnya dikirim melalui SMS atau e-mail dan digunakan sebagai bentuk keamanan dalam mengonfirmasi login atau transaksi yang dilakukan secara online. Kode OTP tidak boleh dibagikan kepada siapa pun, bahkan ke marketplace atau bank.
OTP bisa diibaratkan sebagai kunci rumah yang jika diberikan kepada orang lain bisa merugikan diri sendiri. Jika memberikan OTP, maka kamu sudah mengizinkan orang lain untuk mengambil alih akun beserta semua data pribadi di dalamnya.
Jadi, ketika ada yang mengaku perwakilan dari pihak tertentu dan meminta kode OTP, kamu harus waspada. Hal ini karena biasanya pihak pengirim OTP selalu mengingatkan untuk tidak memberikan kode tersebut kepada siapa pun, termasuk pengirim.
Sayangnya hal ini terkadang tidak bisa dihindari ketika HP hilang atau rusak. Berbagai akun digital penting seperti e-wallet bisa diakses orang yang tidak bertanggung jawab. Jika tidak segera diamankan, saldo e-wallet bisa terancam hilang dalam sekejap mata.
Beruntung, GoPay punya Jaminan Saldo GoPay Kembali program yang bisa kamu andalkan saat ada penyalahgunaan saldo GoPay dan limit GoPayLater. Lewat program ini, saldo yang hilang akibat penyalahgunaan akun Gojek di luar kendalimu akan dikembalikan.
Salah satu program dari langkah #AmanBersamaGoPay ini bisa dipakai setelah melakukan upgrade akun GoPay ke GoPay Plus. Pastikan juga kamu sudah mengaktifkan kode PIN dan tidak membagikan OTP untuk autentikasi transaksi GoPay sebelum kasus terjadi.
foto: GoPay
Saldo GoPay dan limit GoPayLater akan dikembalikan jika mengalami kehilangan saldo akibat akun diambil alih secara paksa (brute force) dan akun digunakan oknum tidak bertanggung jawab saat HP hilang (phone loss). Proses pengembalian saldo akan ditangani selama kasus yang terjadi tidak lebih dari 60 hari.
Ada beberapa Langkah untuk mengklaim saldo di program Jaminan Saldo GoPay Kembali.
- Klik Eksplor atau Explore pada halaman utama aplikasi Gojek.
- Lalu klik menu Plus.
- Pilih menu Jaminan Saldo Kembali atau Money Back Guarantee.
foto: GoPay
- Selanjutnya klik Ajukan Klaim atau Claim Refund.
- Isi formulir dengan lengkap untuk mempercepat proses investigasi.
- Setelah itu, cek perkembangan proses klaim melalui My Tickets pada halaman utama aplikasi Gojek. Klik di sini untuk baca lebih lengkap soal My Tickets.
foto: GoPay
Meski kini bertransaksi dengan GoPay makin nyaman berkat Jaminan Saldo GoPay Kembali, menjaga keamanan akun tetap jadi nomor satu. Jangan lupa untuk tetap selalu waspada dan melindungi diri dengan literasi digital yang baik. Nah, untuk informasi lebih lengkap bisa kamu temukan di sini.
4. Membeli akun streaming tidak resmi atau sharing account.
foto: shutterstock.com
Akun streaming film atau musik yang banyak ditemukan di media sosial biasanya dijual dengan harga miring. Eits, jangan sampai terjebak, ada banyak bahaya yang mengikuti saat membeli sharing account dari penjual tidak resmi.
Contoh bahaya itu, orang lain bisa mengontrol akun yang sudah dibeli. Alhasil, data pribadi yang ada rawan disalahgunakan. Penjual juga sering tidak bertanggung jawab karena menjual akun bodong.
Pilih penjual atau rekan usaha resmi untuk menghindari risiko penipuan. Gunakan juga GoPay untuk metode pembayaran pada berbagai aplikasi hiburan seperti YouTube Premium, Spotify Premium, Netflix, dan lainnya agar lebih praktis dan aman.
5. Phishing laman streaming atau layanan digital lainnya.
foto: shutterstock.com
Phishing merupakan upaya pencurian data-data pribadi. Phishing umumnya dilakukan oleh oknum yang mengaku dari lembaga resmi. Phishing bisa dilakukan melalui telpon, email, pesan teks, dan terbaru lewat platform streaming.
Menurut laporan Kaspersky, sebuah perusahaan keamanan siber, penipuan phishing yang meniru layanan streaming populer semakin banyak ditemukan. Penipuan ini melibatkan pembuatan laman layanan streaming palsu dan membuat pengguna masuk menggunakan data kredensial yang akan dicuri.
Oknum tersebut bisa mengancam akan memblokir akses layanan streaming sehingga pengguna harus membuat akun baru.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari phishing. Seperti memeriksa ketat keaslian laman dan menghindari link yang hanya menampilkan bagian awal konten.
Recommended By Editor
- Jarang disadari, 4 tren finansial di 2021 ini bisa bikin tambah cuan
- Kunci keberhasilan cegah gelombang ketiga, perkuat strategi kolaborasi
- Kenali 4 jenis flek wajah dan cara mengatasinya, kulit auto glowing
- Epidemiolog puji langkah cepat Indonesia hadapi varian Omicron
- 7 Teknik hasilkan fotografi arsitektur nan estetik pakai kamera HP