Brilio.net - Menurut sebuah artikel yang dirilis di The Economist beberapa waktu lalu, data kini menggantikan minyak dan gas sebagai komoditas yang memiliki nilai paling tinggi. Bagaimana tidak, 40% populasi dunia kini terhubung dengan internet. Setiap aktivitas yang kita lakukan baik di media sosial, mesin pencarian, situs belanja online, maupun situs berita, meninggalkan rekam jejak digital yang disebut data. Data yang terkumpul kemudian dapat diolah menjadi suatu wawasan yang berguna untuk memprediksi perilaku konsumen, membuat keputusan-keputusan yang mampu meningkatkan efisiensi dan keuntungan suatu usaha. Ini kita baru berbicara mengenai internet konsumen, bayangkan apa yang bisa kita wujudkan jika teknologi ini diimplementasikan pada sektor perindustrian?
Kurang lebih sejak 5 tahun lalu, GE, yang memiliki pengalaman lebih dari 100 tahun di bidang perindustrian, mulai merambah dunia bisnis digital. Para peneliti terbaik GE membawa teknologi digital ke level yang lebih tinggi demi menjawab suatu pertanyaan besar: mampukah kita memanfaatkan teknologi digital untuk mendorong laju sektor perindustrian?
Kami berbincang dengan Handry Satriago, CEO, GE Indonesia, mengenai revolusi industri teranyar yang GE sebut sebagai Digital Industrial. Menurutnya, kunci bagi Indonesia untuk mendorong transformasi digital adalah melalui awareness. Berikut petikan perbincangannya.
CEO GE Indonesia Handry Satriago dalam GE Digital Industrial Forum 2017 di Jakarta/foto-foto: brilio.net
Bisa dijelaskan lebih dulu apa digital industrial itu?
Digital industrial merupakan sebuah konsep di mana mesin (aset fisik) bertemu dengan ilmu fisika, data, dan advanced analytics. Mesin bisa berkomunikasi dengan manusia; sebaliknya, manusia juga bisa berkomunikasi dengan mesin, dan antar-mesin pun juga bisa saling berkomunikasi.
Apa yang mendasari GE masuk ke dalam bisnis digital ini setelah selama ini GE berada di bisnis manufacturing dan penyedia peralatan berbasis teknologi?
Awalnya kita berfikir bagaimana mesin bisa bicara dengan diri sendiri. Selama ini secara konvensional, mesin baru akan "berteriak" ketika sudah rusak. Sehingga terjadilah unscheduled maintenance ataupun downtime yang tidak terencana. Gangguan seperti ini memakan biaya yang besar bagi operator. Anda bisa bayangkan kalau mesin MRI yang normalnya melakukan perawatan setahun sekali tiba-tiba mengalami downtime tak terencana di tengah tahun. Hal ini tentunya bisa dihindari jika diprediksi lebih awal.
Kami ingin menciptakan software yang membuat mesin mampu melakukan diagnosis sendiri. Contoh sederhananya, mesin bisa memberitahu operator jika kadar oli yang diberikan tidak pas, dan apa konsekuensinya dalam jangka waktu satu atua dua bulan ke depan terhadap komponen. Kemampuan analisis prediktif inilah yang melandasi platform berbasis komputasi awan kami yang bernama PREDIX. PREDIX merumahi kegiatan analisis data berskala industrial untuk mengelola performa mesin serta mengoptimalkan operasional kegiatan perindustrian, dengan cara menghubungkan mesin, data dan manusia.
Siapa yang bisa mengakses platform PREDIX itu?
Sama halnya seperti Android atau IoS sebagai operating system yang digunakan dalam consumer internet untuk Google dan Apple; PREDIX merupakan operating system yang diciptakan khusus untuk mesin.
Jadi PREDIX ini open source pada tahap tertentu, jadi bisa diakses oleh semua orang yang ingin mencoba bikin program di dalamnya. Begitu masalah mulai serius dan spesifik, nah disitu kita mulai kerja sama. Dan kita akan kembangkan software itu bersama dengan customer di sektor industri. Nilai bisnis ini diharapkan bisa mencapai hingga USD 5 miliar pada 2020, meningkat 2x lipat pada 2025, lebih besar dari USD 10 miliar secara global.
Apakah software ini sudah dipakai perusahaan-perusahaan di Indonesia?
Di Indonesia sendiri kita mulai memperkenalkan bisnis ini. Kita mulai dengan mendekati existing customer kita dulu, PLN punya banyak pembangkit listrik, Garuda Indonesia punya banyak mesin pesawat, KAI punya banyak lokomotif. Nah mesin-mesin ini jika kita gabungkan dengan kemampuan PREDIX maka yang pertama, mereka akan mampu meningkatkan efisiensi; yang kedua mampu melakukan prediksi dengan cepat.
Saat ini kami sudah memulai beberapa pilot project. Untuk sektor pertanian, kami bekerjasama dengan perusahaan big data startup lokal bernama Dattabot, dan dengan KAI beberapa waktu lalu kami menandatangani MoU untuk rail integrated monitoring system.
Karena teknologi ini harus terhubung dengan sensor untuk mengirimkan data, bagaimana dengan mesin-mesin yang lama, apakah teknologi ini juga bisa diaplikasikan ke sana?
Ini menariknya teknologi kami. Teknologi digital kami bisa diimplementasikan pada mesin lama sekalipun, dan bahkan mesin-mesin yang bukan diproduksi oleh GE. Itu keistimewaan dari teknologi digital yang kami tawarkan. Jadi tidak dibuat hanya untuk mesin yang diproduksi GE. Dalam pengembangan programnya pun kami bermitra dengan customer, karena kami harus menciptakan sebuah model kembaran virtual dari aset fisik mesin tersebut. Ini yang kami sebut sebagai Digital Twin.
Apa itu Digital Twin?
Digital Twin merupakan kembaran virtual sebuah mesin yang di simpan di dalam komputer. Misalnya, untuk mesin pembangkit listrik. Kami dapat mengumpulkan dan mengolah data yang terkirim dari aset fisik mesin tersebut secara real time. Jadi segala hal yang terjadi pada mesin ini bisa dilihat di komputer maupun mobile device, segala hal yang apa yang dilakukan di dalam komputer juga bisa langsung terimplementasikan pada mesinnya.
Apa manfaat dari implementasi solusi digital industrial dari GE?
Seperti misalnya untuk pembangkit-pembangkit yang mangkrak. Solusi digital bisa meningkatan efisiensi bagi pembangkit lama sekalipun. Bahkan, hitungan kasar kita, dari semua pembangkit listrik yang mangkrak, kita bisa menghasilkan sekitar 2 GW dari 7GW pembangkit yang ada, tanpa harus membangun pembangkit baru.
Menurut Anda, sektor mana yang membutuhkan PREDIX ini?
Menurut saya semua sektor yang ada sekarang membutuhkannya. Baik yang berurusan dengan GE, misalnya ketenagalistrikan, minyak dan gas, kesehatan, perkeretaapian, kedirgantaraan, dsb. Hal ini pun bisa juga diimplementasikan kepada sektor-sektor non-mesin, misalnya pertanian dan perikanan.
Keuntungan apa yang bisa didapat perusahaan yang menggunakan PREDIX ini?
Ada tiga. Pertama, menghubungkan operator dengan mesin kemudian mendapatkan insight maupun data prediktif terakhir adalah kemampuan mengoptimalkan operasional Connecting menggunakan sensor dan sebaginya, insight diolah dari data acquisition dan data analytic, optimize adalah tindakan yang dilakukan.
Jika berbicara tentang data, yang menarik adalah bagaimana kita bisa menarik data secara real time dari sebuah mesin yang sedang beroperasi. Bayangkan berapa banyak data yang bisa terkumpul. Kumpulan data inilah yang dinamakan data lake.
Siapa yang akan mengelola data-data tersebut?
Kalau berkaitan dengan GE, kami mengelolanya bersama dengan customer. Cyber security juga menjadi bagian penting dari GE Digital. Bahkan, kami mengakuisisi satu perusahaan khusus di bidang cyber security, yaitu Wurld Tech.
Apa kendala dalam mendorong digital industrial di Indonesia?
Menurut saya yang pertama adalah awareness. Itu yang harus kita mulai. Digital Industrial akan terus berkembang, dan maka itu proses pembelajaran tidak akan pernah berhenti.
Recommended By Editor
- Aplikasi digital canggih ini bantu petani raih untung lebih besar
- Gardu induk PLN gunakan teknologi digital, begini kehebatannya
- Era modern, bangunan kuno bekas toko kue ini diubah jadi pusat data
- Ini komponen inti dari era internet yang wajib dimiliki
- Aplikasi ini pas banget buat anak muda kreatif, bikin hidup makin seru