Brilio.net - Sudah jadi rahasia umum jika kehidupan kampus selalu dipenuhi dengan berbagai aktivitas. Mulai dari kegiatan akademik hingga segala macam aktivitas seperti membuat acara baik yang bersifat hiburan maupun yang mendukung perkuliahan.
Nah seringkali civitas akademi merasa ribet mengurusi berbagai kebutuhan akademik. Apalagi berkaitan dengan kegiatan acara. Ya misalnya saja membuat undangan, mempublikasikannya, hingga menyetak sertifikat acara, termasuk menentukan venue untuk kegiatan.
Dulu berbagai kebutuhan itu selalu dilakukan secara manual. Tapi kini, di tengah perkembangan teknologi, berbagai kebutuhan tersebut tidak lagi menjadi halangan. Semua bisa dilakukan secara digitalisasi.
Terlebih saat ini sudah ada aplikasi yang yang dapat membantu berbagai macam kebutuhan akademik mulai dari elemen mahasiswa, dosen, hingga kampus itu sendiri. Namanya Ngampooz (baca: Ngampus). Aplikasi besutan PT Ngampooz Pintar Sejahtera yang mulai diiluncurkan Agustus 2018 ini memang dibuat untuk mengataasi berbagai persoalan terkait kegiatan akademik di kampus.
Saat ini Ngampooz sudah digunakan beberapa Universitas serta lembaga pelatihan. Mereka merasa terbantu dalam pembuatan acara, publikasi, registrasi, absensi hingga publikasi e-sertifikat.
“Beberapa partner juga merasa pendapatan acaranya meningkat saat menggunakan Ngampooz karena aplikasi ini telah mendigitalisasi beberapa kebutuhan yang sebelumnya dilakukan secara manual,” ujar CEO dan Founder Ngampooz Ainur Rony dalam acara relaunch Ngampooz di kawasan Hotel Morrissey, Jakarta, Sabtu (24/8).
CEO dan Founder Ngampooz Ainur Rony
Awalnya aplikasi ini untuk mengatasi masalah dalam manajemen tiket dan publikasi sertifkat acara di kampus. Kemudian, seiring perkembangan, aplikasi ini pun dikembangkan untuk menjawab permasalahan dalam proses Akreditasi, Validasi Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) serta penyusunan Beban Kerja Dosen (BKD).
Sebagai sebuah platform berbasis digital, Ngampooz mempunyai fitur unggulan bernama E-Certificate (sertifikat digital). Di mana sertifikat sebuah acara yang biasanya berbentuk fisik atau cetak digantikan sepenuhnya menjadi bentuk digital.
Hal ini tentunya akan sangat memudahkan bagi para peserta dalam banyak hal. Tidak hanya di sisi user, fitur ini juga sangat memudahkan dan menguntungkan bagi partner karena dapat mengurangi budget acara untuk cetak sertifikat. Itu salah satu manfaatnya.
E-Sertifikat yang bisa menghemat bugdet kegiatan kampus
Sejak pertama diluncurkan tercatat lebih dari 400 events dilaksananakan dengan memanfaatkan aplikasi ini. Aplikasi ini telah membantu lebih dari 115 partner aktif yang terdaftar di dalam mendigitalisasi acaranya.
Ternyata hal itu memberikan dampak sosial terhadap lingkungan sekitar dengan adanya fitur E-Certificate. Tercatat sudah lebih dari 140 ribu E-Certificate yang telah dikeluarkan dengan menggunakaan aplikasi ini. Angka ini setara dengan 200 lebih batang pohon besar yang dijadukan bahan baku kertas. Artinya, aplikasi ini telah membantu efisiensi budget event mencapai hamper Rp1 miliar.
“Perkembangan aplikasi ini dari pertama kali release benar-benar luar biasa. Sampai saat ini, Ngampooz sudah memiliki lebih dari 120 ribu user. Jika dipukul rata-rata kurang lebih ada 10 ribu user baru yang terdaftar di Ngampooz setiap bulan,” ujar Gatot Wicaksono, Co-founder Ngampooz.
Wendi Usino, Dosen Cyber Communication Universitas Budi Luhur (tengah) merasakan manfaat Ngampooz
Hal ini pun diakui Wendi Usino, Dosen Cyber Communication Universitas Budi Luhur. Menurutnya, dulu banyak kampus saat membuat event seringkali kebingungan. Cost yang harus dikeluarkan kampus mulai dari menyetak undangan, sertifikat hingga pendaftaran cukup besar sehingga usaha yang dilakukan harus lebih besar.
Bahkan efisiensi yang bisa diraih mencapai 50 persen dari perkiraan budget sebelumnya. “Setelah menggunakan aplikasi ini, kita nggak perlu lagi nyetak sertifikat dan distribusinya mudah,” ujar Wendi.
Selain itu lenjut Webdi saat pendaftaran, kampus sudah bisa memprediski jumlah peserta kegiatan. Dengan begitu mereka bisa mempersiapkan gedung atau venue yang disesuaikan dengan kapasitas perserta. “Banyak hal bermanfaat yang kami rasakan saat menggunakaan aplikasi ini,” lanjut Wendi.
Nah yang cukup menarik, aplikasi ini juga bisa dimanfaatkan dosen untuk pendapatan tambahan melalui fitur open class. Dosen juga bisa mengajar mahasiswa lain di luar kampusnya melalui fitur ini dengan menentukan materi open class secara berbayar.
“Aplikasi ini membuka peluang bagi dosen untuk membagi pengetahuan atau ilmunya keluar kampus dan bisa menghasilkan uang tambahan,” tutup Wendi.
Recommended By Editor
- Nih ajang half marathon yang digelar di lokasi paling hijau dan steril
- Sekolah ini diincar milenial yang ingin jadi desainer, ini alasannya
- 8 Negara ini punya universitas yang gratiskan biaya kuliah
- UI gagas Smart City kembangkan inovasi teknologi untuk perkotaan
- Kenalin doktor termuda Indonesia dari ITB, usianya baru 24 tahun