Brilio.net - Dinyatakannya virus corona oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 lalu, tak pelak membuat pasar saham di seluruh dunia runtuh.
Kendati demikian, hal tersebut rupanya tak memengaruhi kondisi keuangan sejumlah kelompok perusahaan. Buktinya, ada beberapa kelompok perusahaan yang justru mencatatkan peningkatan di tengah pandemi ini
Perusahaan yang menyediakan fasilitas kesehatan Covid-19 adalah salah satunya. Tak pelak, adanya fenomena tersebut lalu membuat sejumlah orang turut menjadi miliarder baru.
Diansir brilio.net dari laman Forbes, Rabu (6/5), berikut daftar miliarder pada bidang kesehatan yang mengantongi lebih dari USD 7 miliar atau sekitar Rp 105 triliun sejak WHO menyatakan virus corona sebagai pandemi global.
1. Stephane Bancel.
foto: liputan6.com
CEO Moderna Therapeutics ini memperoleh hibah hingga USD 483 juta atau sekitar Rp 7,25 triliun dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS untuk mempercepat pengembangan vaksin COVID-19-nya.
2. Gustavo Denegri.
Melalui perusahaan biotek Italia DiaSorin, Gustavo Denegri telah meluncurkan tes diagnostik berbasis swab dan alat tes darah antibodi untuk Covid-19, yang merupakan tes antibodi baru.
Alat tes yang diluncurkan pada bulan April itu sekarang sedang didistribusikan ke beberapa pemerintah daerah di Italia.
3. Seo Jung-Jin.
Perusahaan biofarma Celltrion yang didirikannya telah bekerja keras dalam membuat alat pengujian dan pengobatan potensialuntuk Covid-19. Dilansir dari Liputan6, alat tes diagnostik tersebut diklaim dapat memberikan hasil dalam lima belas hingga dua puluh menit.
4. Alain Meìrieux.
foto: liputan6.com
Melalui perusahaannya, yakni BioMérieux, Alain Meìrieux merilis kit pengujian diagnostik virus corona pada akhir Maret. Alat tes tersebut memotong waktu pengujian untuk virus menjadi 45 menit.
5. Maja Oeri.
Melalui perusahaan farmasinya, yakni Swiss Roche, Maja Oeri kini tengah memulai uji klinis fase tiga dari obat radang sendi tocilizumab sebagai pengobatan untuk pasien virus corona di AS. Perusahaan tersebut juga mengembangkan tes serologi baru yang mendeteksi antibodi pada orang yang sudah memiliki penyakit.
6. Schleifer Leonard dan George Yancopoulos.
foto: liputan6.com
Perusahaan Leonard dan Yancopoulos, yakni Regeneron tengah memulai uji klinis sarilumab obat rheumatoid arthritis pada pasien Covid-19 di New York. Hasil awal dari uji coba fase dua menunjukkan bahwa obat dengan cepat menurunkan penanda utama peradangan, dan uji coba fase tiga akan berlanjut hingga Mei.
7. Thomas Struengmann dan Andreas Struengmann. Perusahaan milik si kembar Struengmann, yakni BioNTech, kini tengah menjalin mitra dengan Pfizer PFEdan Fosun Pharmaceuticals untuk membuat vaksin Covid-19.
8. Li Xiting.
Mindray, perusahaan raksasa perangkat medis yang dirintis oleh Li Xiting, telah aktif terlibat dalam memerangi pandemi Covid-19 sejak pertama kali muncul di China.
Perusahaan tersebut turut melipatgandakan kapasitas produksi ventilator di pabrik Shenzhen mencapai 3.000 pcs dalam sebulan.
Recommended By Editor
- Cerita lansia 104 tahun pernah kena kanker dan sembuh Covid-19
- 4 Bisnis besar di Indonesia lakukan potong gaji & PHK karena corona
- Pasien positif corona di Jakarta mayoritas usia lebih dari 50 tahun
- Begini cara tiga SMK di Kudus berkontribusi melawan virus corona
- Kisah wanita meninggal usai seminggu dinyatakan sembuh dari corona