Brilio.net - Jumlah kelahiran di Jepang mencapai titik terendah pada 2016, menyusut di bawah satu juta untuk pertama kali, pertanda mengkhawatirkan bagi negara dengan sebagian besar penduduk semakin menua dan menyusut.
Pada tahun lalu, 976.979 bayi lahir, namun menjadi angka terendah sejak 1899, saat pemerintah mulai melakukan pencatatan. Jumlah tersebut juga hanya sepertiga dari puncak kelahiran pada 1949, demikian menurut data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Jepang Jumat (2/6) dikutip dari Antara Sabtu (3/6).
Dengan penduduk dan usia kerja menurun, Jepang bergulat dengan kekurangan tenaga kerja serta tingkat kelahiran rendah yang membebani pertumbuhan ekonomi pada masa depan.
Pada 2065, penduduk Jepang diperkirakan menyusut menjadi 88 juta dari 127 juta pada saat ini dan proporsi orang di atas 65 akan meningkat menjadi 38,4 persen dari 27,6 persen, kata perkiraan Lembaga Penelitian Keamanan Sosial dan Populasi Nasional.
Pemerintahan Perdana Menteri Shinzo Abe telah menetapkan tujuan untuk menaikkan tingkat kelahiran namun tidak ada tanda-tanda keberhasilan.
Jumlah kelahiran per seribu orang turun ke rekor 7,8 pada tahun 2016 dari 8.0 pada tahun sebelumnya, data Kementerian Kesehatan menunjukkan. Data itu juga menunjukkan angka populasi menyusut sebanyak 330.786 tahun lalu.
Permintaan tenaga kerja naik ke level terkuatnya di lebih dari 40 tahun pada bulan April sementara tingkat pengangguran bertahan stabil pada level terendah dalam dua dasawarsa.
Jepang enggan membuka pintu imigrasi karena kubu konservatif selalu menekankan homogenitas budaya dan politisi takut kehilangan suara dari kaum pekerja, yang khawatir kehilangan pekerjaan.
Recommended By Editor
- Baru lahir langsung berusaha jalan, bayi ini bikin heboh dunia maya
- 6 Seleb cantik ini melahirkan anak di luar negeri, alasannya beragam
- Begini proses kelahiran anak Ananda Omesh & Dian Ayu, penuh perjuangan
- Nia Ramadhani melahirkan anak ke-3 berjenis kelamin laki-laki, selamat
- Melahirkan saat koma, wanita ini tersadar karena sang bayi