Brilio.net - Otoritas Chinadi Provinsi Henan melakukan penutupan kota Jia guna meminimalisir penyebaran virus corona Covid-19. Penutupan ini menyusul ada laporan bahwa ada pendatang kota itu yang dinyatakan positif corona jenis baru.

Dilansir brilio.net dari The New York Times, Jumat (3/04), warga di kota Jia saat ini tidak bisa melakukan perjalan keluar tanpa seizin pemerintah setempat. Kota ini sendiri memiliki populasi sekitar 600.000 jiwa.

Mereka hanya diizinkan keluar saat hendak membeli bahan makanan atau obat saja. Selain itu, penghuni tidak diperbolehkan meninggalkan rumah mereka untuk bekerja, kecuali yang memiliki izin untuk melakukannya.

Pemberlakuan ini dilakukan setelah ada laporan seorang pendatang ke kota tersebut yang dinyatakan positif virus corona jenis baru. Provinsi Henan melaporkan satu kasus yang dikonfirmasi di Kota Luohe pada Minggu lalu.

Pihak berwenang setempat mengatakan orang yang terinfeksi telah melakukan kontak dengan dua dokter yang berbasis di daerah Jia, yang kemudian dites positif terkena Virus SARS-CoV-2 meskipun mereka tidak menunjukkan gejala.

Seperti diketahui saat ini Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mulai mengalihkan perhatian pada banyaknya kasus infeksi virus corona dengan pasien yang tidak menunjukkan gejala sakit. Pihak NHC menyatakan bahwa mereka sedang mengamati 1.541 pasien virus corona tanpa gejala, dengan 205 dari kasus tersebut berasal dari luar negeri.

Chang Jile selaku Kepala Biro Pengontrol Penyakit NHC pun mengatakan kasus-kasus tanpa gejala dan orang yang melakukan kontak dekat ini nantinya akan dikarantina di fasilitas terpusat selama 14 hari. Mereka tidak akan dilepaskan dari pengawasan sampai dengan hasil tes menunjukkan hasil yang negatif sebanyak dua kali.

Hal tersebut dilakukan karena individu bebas gejala yang terinfeksi Covid-19 dapat menyebabkan penyebaran penyakit lebih lanjut.

"Pasien-pasien ini tidak akan dilepaskan sampai mereka menguji negatif virus dua kali. Komisi selalu mementingkan infeksi tanpa gejala dan mengambil langkah-langkah tegas untuk mengatasi kasus seperti itu dan kontak dekat mereka," katanya dikutip dari South China Morning Post.