Brilio.net - Sebelum maraknya penyebaran virus Corona pada bulan Januari lalu, diketahui sudah ada seorang dokter yang memperingatkan tentang ancaman virus ini. Dia adalah Dr. Li Wenliang, seorang dokter di Wuhan, China. Pada bulan Desember lalu, ia menjadi orang pertama yang memperingatkan masyarakat mengenai infeksi misterius di kota Wuhan. Namun saat itu, justru ia malah sempat dibungkam oleh pihak berwenang setempat.

Setelah virus Corona mewabah pada akhir bulan Januari 2020, Dr. Li Wenliang dikabarkan meninggal dunia akibat tertular virus itu sendiri. Mulanya, pada pertengahan Januari Dokter Li dikabarkan mengalami gejala demam dan dirawat di rumah sakit. Namun, menurut informasi yang dilansir brilio.net pada Jumat (7/2) dari buzzfeednews.com, berdasarkan sebuah unggahan dari rumah sakit Pusat Wuhan pada media sosial Weibo, kondisi dokter mata itu menjadi kritis dan pada akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Jumat pagi waktu setempat.

Pihak rumah sakit mengungkapkan kesedihannya mengenai kepergian Dr. Li Wenliang. "Kami sangat menyesali dan meratapi ini," ungkap staf rumah sakit.

<img style=

foto: buzzfeednews.com

Dokter Li sempat dianggap menyebarkan informasi palsu oleh pihak berwenang setempat. Hal ini dikarenakan pada akhir Desember 2019 lalu, ia mulai memberikan peringatan kepada teman-teman medisnya secara online. Ia mengingatkan mengenai virus mirip SARS yang menginfeksi masyarakat Wuhan yang telah mengkarantina seorang pasien di rumah sakitnya.

Beberapa jam setelah itu, Dokter Li sempat dipertanyakan oleh pihak berwenang mengenai bagaimana ia mendapatkan informasi tersebut. Sikapnya yang memilih untuk menyebarkan informasi tersebut juga dipertanyakan saat itu. Bahkan pihak polisi juga menggali informasi lebih lanjut dengan Dokter Li. Akibatnya, Dokter Li dan beberapa petugas medis diminta pihak kepolisian untuk menandatangani dokumen yang berisikan mengenai janji untuk tidak menyebarkan informasi "palsu" lebih lanjut secara online.

Tetapi ternyata apa yang sudah diperingatkan Dokter Li bukanlah sebuah informasi palsu. Beberapa minggu setelahnya wabah virus Corona menyebar ke seluruh kota Wuhan dan bahkan menjalar hingga negara lain. Virus Corona yang sudah ia peringatkan sebelumnya menewaskan ratusan orang di seluruh China.

"Jika para pejabat mengungkapkan informasi mengenai epidemi sebelumnya, saya pikir itu akan jauh lebih baik. Harus ada lebih banyak keterbukaan dan transparansi," ungkap Dr Li kepada New York Time pekan lalu.

<img style=

foto: buzzfeednews.com

Keberanian Dr Li yang berani memperingatkan mengenai bahaya virus Corona pada bulan Desember lalu mendapat pujian dari warganet. Bahkan pada media sosial Weibo, Dokter Li dianggap sebagai pahlawan karena tindakannya dalam berbicara mengenai virus itu.

Pengadilan tinggi Tiongkok juga membuat sebuah unggahan minggu lalu yang berisi kritikan untuk pemerintah setempat karena menekan informasi awal dari Li dan rekan-rekannya. "Ini mungkin cara yang lebih baik untuk mencegah dan mengendalikan virus Corona, jika masyarakat percaya pada 'rumor' saat itu, mulai menggunakan masker, dan melakukan tindakan sanitasi dan menghindari pasar hewan liar (tempat yang diyakini menjadi sumber virus Corona)," begitu yang dituliskan dalam unggahan tersebut.

Kepergian Dr. Li akibat virus yang ia peringatkan menjadi sorotan publik. Bahkan Dr. Mike Ryan, Direktur Eksekutif WHO, memberikan penghormatan kepada mendiang Dr. Li. "Kami sangat sedih dengan meninggalnya Dr. Li Wenliang," ujar Dr. Ryan.

Meninggalnya dokter berusia 34 tahun itu tidak hanya meninggalkan kesedihan bagi para tenaga medis, namun juga seorang anak dan istrinya yang dikabarkan sedang mengandung.