Brilio.net - Pandemi virus coronamasih mewabah hingga saat ini. Di Indonesia, menurut data covid19.go.id tercatat sebanyak 66.226 kasus positif, 30.785 sembuh, dan 3.309 orang meninggal dunia hingga Rabu (8/7).

Kondisi ini membuat sejumlah pihak terus mencari cara pencegahan terbaik dari virus ini. Menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menggunakan masker, dan menerapkan pola hidup sehat masih menjadi tameng yang perlu dipertahankan masyarakat dunia.

Kabar terbarunya, ada informasi yang cukup mengejutkan. WHO akhirnya mengakui ada bukti bahwa virus corona bisa menyebar melalui udara. WHO mengakui hal tersebut setelah sekelompok ilmuwan mendesak badan PBB itu untuk memperbarui panduannya tentang bagaimana Covid-19 menulari orang.

"Kami telah berbicara tentang kemungkinan transmisi udara dan transmisi aerosol sebagai salah satu mode transmisi Covid-19," jelas pimpinan teknis pandemi WHO, Maria Van Kerkhove, pada konferensi pers, dikutip brilio.net dari merdeka.com, Rabu (8/7).

Kebijakan WHO  2020 brilio.net

foto: freepik.com


Reuters menulis seperti yang diketahui WHO sebelumnya mengatakan virus yang menyebabkan penyakit pernapasan Covid-19 menyebar terutama melalui tetesan kecil yang dikeluarkan dari hidung dan mulut orang yang terinfeksi.

Namun dalam sebuah surat terbuka kepada badan yang bermarkas di Jenewa itu, yang diterbitkan pada Senin dalam jurnal Clinical Infectious Diseases, 239 ilmuwan di 32 negara menguraikan bukti yang menunjukkan partikel virus yang mengambang di udara dapat menginfeksi orang yang menghirupnya.

Karena partikel-partikel lebih kecil yang diembuskan itu dapat berlama-lama di udara, para ilmuwan dalam kelompok itu mendesak WHO untuk memperbarui panduannya.

"Kami ingin mereka mengakui bukti," kata Jose Jimenez, seorang ahli kimia di Universias Colorado yang menandatangani surat tersebut.

"Ini jelas bukan serangan terhadap WHO. Ini adalah debat ilmiah, tetapi kami merasa kami harus mempublikasikan karena mereka menolak untuk mendengarkan sejumlah bukti setelah sering membahas dengan mereka," lanjutnya dalam sebuah wawancara telepon.

Menanggapi hal tersebut, pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, Benedetta Allegranzi, pada Selasa mengatakan ada bukti yang muncul terkait penularan virus corona melalui udara, tetapi itu tidak pasti.

"Kemungkinan penularan melalui udara di tempat publik - terutama dalam kondisi yang sangat spesifik, padat, tertutup, ruangan berventilasi buruk, tidak dapat dikesampingkan," jelasnya.

Kebijakan WHO  2020 brilio.net

foto: freepik.com

Jimenez mengatakan secara historis, telah ada pertentangan sengit dalam dunia medis terhadap pendapat transmisi aerosol, dan standar pembuktian yang ditetapkan sangat tinggi. Kekhawatiran utama adalah ketakutan dan kepanikan.

"Jika orang mendengar udara, petugas layanan kesehatan akan menolak pergi ke rumah sakit. Selain itu orang akan membeli semua masker respirator N95 yang sangat protektif, "dan tidak akan ada yang tersisa untuk negara-negara berkembang, " ungkapnya.

Jimenez mengatakan panel WHO menilai bukti tentang penularan melalui udara tidak beragam secara ilmiah, dan tidak memiliki perwakilan dari para ahli dalam penularan aerosol.

Perubahan ini tentu juga menuntut pemerintah menyesuaikan langkah-langkah kesehatan masyarakat dalam menghindari virus Corona. Van Kerkhove mengatakan WHO akan mempublikasikan ringkasan ilmiah yang merangkum pengetahuan tentang cara penularan virus dalam beberapa hari mendatang.

"Paket intervensi yang komprehensif diperlukan untuk dapat menghentikan transmisi. Ini tidak hanya mencakup jarak fisik, itu termasuk penggunaan masker yang sesuai dalam ruangan tertentu, khususnya di mana Anda tidak dapat melakukan jaga jarak fisik dan terutama untuk petugas kesehatan, " paparnya.