Brilio.net - Pemikiran dan ide kreatif seringkali muncul dari anak-anak muda. Hanya saja tidak semua ide dan gagasan itu bisa ditulis. Di sinilah dibutuhkan keterampilan menulis agar ide-ide segar itu bisa diterima dan dipahami orang lain. Hal inilah yang melatarbelakangi Djarum Foundation lewat Program Djarum Beasiswa Plus menggelar ajang kompetisi menulis (writing competition) di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/8).
Ajang ini diikuti para Beswan Djarum, itu lho mereka yang menerima Djarum Beasiswa Plus. Lewat ajang ini para Beswan Djarum diukur kemampuannya menuangkan ide dan gagasan mereka ke dalam sebuah tulisan yang inovatif dan kreatif.
Oh iya, kompetisi ini merupakan bagian dari keterampilan lunak (soft skills) yang selama ini diberikan Djarum Foundation. Tujuannya sih agar para Beswan Djarum bisa menyerasikan pencapaian akademik mereka dengan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa tulis. Selama ini soft skills diberikan tujuannya untuk membentuk generasi muda yang cakap secara intelegensia maupun emosional.
Peserta Final Regional Writing Competition Djarum Beasiswa Plus di Surabaya, Jawa Timur menjelaskan isi materi karya tulis di hadapan para juri
“Writing Competition Beswan Djarum merupakan salah satu program Djarum Beasiswa Plus yang memfasilitasi penerima beasiswa kami untuk berpikir kritis terhadap berbagai permasalahan bangsa dan menuangkan gagasannya dalam bentuk esai berdasarkan keilmuan yang ditekuninya. Serta mempresentasikan hasil olah-otak tersebut dalam sebuah presentasi singkat,” ujar Program Associate Bakti Pendidikan Djarum Foundation Laksmi Lestari.
Kompetisi menulis ini merupakan program lanjutan dari dua soft skills utama yang telah diberikan kepada Beswan Djarum 2017/2018 yakni Character Building serta Leadership Development. Mereka telah mendapat pembekalan karakter serta kepemimpinan menjadi sosok pemimpin yang visioner, komunikatif serta membawa pengikutnya menuju perubahan yang lebih baik.
Kompetisi tahun ini dibuka bagi 500 Beswan Djarum 2017/2018 yang berasal dari 90 Perguruan Tinggi yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Pada prosesnya, karya tulis mereka diseleksi dewan juri masing-masing regional (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya). Adapun Final Nasional akan dilangsungkan pada 3-4 September 2018 di Jakarta.
Nah pada Final Regional Writing Competition di Surabaya ini, Djarum Foundation melakukan proses penjurian presentasi terhadap 10 finalis Beswan Djarum 2017/2018 yang lolos penjurian kualitas penulisan. Mereka adalah Ahmad Riyadh Al Faathin (Teknik Informatika–Universitas Brawijaya), Celine Christina Handoko (Teknologi Pangan–Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya), Miftahul Jannah HS (Teknik Kimia–Universitas Musilim Indonesia), Ignatius Suryo Wicaksono (Teknik Informatika–Universitas Brawijaya), Maria Wahyu Daniar (Kimia–Institut Sepuluh Nopember Surabaya), Vidonqi Aizin Mariri (Manajemen–Universitas Muhammadiyah Malang), Dwi Sari Puspaningtyas (Ilmu Gizi–Universitas Brawijaya), Deli Dewi Rochmawati (Agribisnis–Universitas Trunojoyo), Aulia Rizki Nurania (Ilmu Hubungan Internasional–Universitas Airlangga), dan Remy Maulinda Rahmawati Subroto (Teknik Material dan Metalurgi—Institut Sepuluh Nopember Surabaya).
Karya mereka mewakili dua kategori yakni Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Nah kesepuluh peserta ini memperebutkan empat tiket menuju tingkat nasional. Mereka dinilai di hadapan tiga juri yang mewakili bidang akademis, dunia jurnalistik hingga praktisi bisnis yakni Dosen Teknik Mesin Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Bambang Sampurno, Isa Ansori dari Radio Suara Surabaya serta Rizki Aris Yunianto yang merupakan Beswan Djarum 2010/2011 lulusan Teknik Elektro ITS yang juga pengusaha CV Sego Njamoer.
Menurut Bambang yang sudah tiga tahun berturut-turut menjadi juri kompetisi ini, ajang ini merupakan cerminan bagi para mahasiswa sebelum terjun ke masyarakat. Bambang menegaskan, Writing Competition Beswan Djarum merupakan ajang penting untuk menguji kemampuan kognitif mahasiswa terhadap permasalahan yang muncul.
“Tentunya, karya para Beswan Djarum ini merupakan kolaborasi antara pengetahuan yang mereka dapat di kampus dengan soft skills yang diterima selama mengikuti program beasiswa ini, terutama dalam rangka meningkatkan kecintaan terhadap Tanah Air. Sehingga diharapkan, para Beswan Djarum nantinya memiliki bekal yang kaya dalam menyongsong masa depan,” ungkap Bambang.
Empat pemenang
Pada Final Regional Writing Competition di Surabaya ini, ada empat Beswan Djarum terpilih sebagai pemenang. Untuk kategori Humaniora, Budaya dan Ilmu Sosial diraih Dwi Sari Puspaningtyas, mahasiswi Jurusan Ilmu Gizi Universitas Brawijaya.
Ia membuat tulisan berjudul Foodways: Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Memanfaatkan Sisa Makanan Sebagai Upaya Mencapai Ketahanan Pangan Indonesia Tahun 2025. Dwi mendapat ide tulisan setelah melihat ironi di tengah masyarakat yang masih banyak kekurangan gizi.
“Sebenarnya ini ide lama yang sudah saya pendam. Ketika ada Writing Competition ini, saya kemudian bergerak mencari data dan literatur untuk menghasilkan sebuah solusi bagi masalah yang hingga saat ini masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua,” tandas Dwi.
Sedangkan Aulia Rizki Nurania, mahasiswi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Airlangga menyabet juara di kategori yang sama berkat tulisannya berjudul Penyediaan Audio Book Bagi Tunanetra untuk Meningkatkan Literasi Kota Surabaya.
Untuk kategori Ilmu Pengetahuan dan Teknologi diraih Maria Wahyu Daniar, mahasiswi Jurusan Kimia Insitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya lewat tulisan berjudul Fortifikasi Kuersetin Dari Ekstrak Bawang Bombay Pada Beras Pecah Kulit (Beras Cokelat).
“Bagi saya, Writing Competition adalah ajang di mana saya bisa menguji keterampilan yang saya terima, baik selama kuliah maupun saat mengikuti pembekalan soft skills di Djarum Beasiswa Plus. Ternyata responnya positif karena saya menang dan dipilih juri untuk melaju ke final Nasional,” ujar Maria, cewek kelahiran Banyuwangi, 28 April 1998 ini.
Perlu perjuangan bagi Maria hingga hasil karya tulisnya memenangkan Final Regional Writing Competition di Surabaya. Selain harus mencari literatur tentang penyakit diabetes dan kegunaan ekstrak bawang Bombay, Maria juga harus menyusun materi presentasi yang bisa menjelaskan gagasannya tersebut.
“Literatur yang saya temukan itu (ekstrak bawang Bombay) sudah pernah dipakai untuk roti. Sementara kultur masyarakat Indonesia adalah nasi sebagai sumber makanan pokok. Hal ini yang berusaha saya gabungkan dalam karya tulis,” lanjut Maria.
Lalu Celine Christina Handoko,mahasiswi Jurusan Teknologi Pangan Universitas Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya ini lolos berkat tulisannya berjudul Permen Karet Kulit Buah Semangka, Solusi bagi penderita Diabetes Melitus Tipe II di Indonesia.
Tuh jadi anak muda harus kreatif dan berpikir inovatif seperti mereka ya Sobat Brilio!
Recommended By Editor
- 3 Mahasiswa ini meraih penghargaan Outstanding Delegate AMUNC 2018
- 10 Mahasiswa Indonesia ini sabet juara simulasi sidang PBB, keren!
- Cegah mahasiswa menyontek dengan cara absurd, universitas ini diprotes
- 9 Cuitan 'percuma kuliah' ini kocak banget, bikin ketawa sampai wisuda
- Begini ungkapan hati Satpam UGM yang sekolahkan anaknya hingga S3