Brilio.net - Bayang-bayang kebahagiaan memiliki bayi mungil nan menggemaskan yang dirasakan pasangan Nate dan Erica Endicott, mendadak buyar. Bayi lucu yang diimpikannya ternyata harus menghadapi kenyataan pahit sejak dari dalam kandungan.
Kebahagiaan Erica dan suami saat pertama kali melihat wajah bayinya lewat teknologi USG, dengan cepat berubah jadi kesedihan. Sebab, hasil USG juga menunjukkan ada yang tidak normal dari kondisi si janin.
Sebagaimana dilansir brilio.net dari laman GE Reports Indonesia, Rabu (21/6), USG menunjukkan bayi dalam kandungan itu mengalami stenosis aorta atau kelainan katup jantung. Sisi kiri jantung dari bayi mereka membesar dan darah tidak mengalir dengan baik.
Erica dan suaminya yang semula sangat bersemangat menyambut sang buah hati, kini menjadi diselimuti kekhawatiran akan kondisi buah hati mereka. Pasangan suami istri ini pun pergi menemui ahli jantung terkemuka di Pusat Jantung Phoenix Children untuk pengobatan bayinya yang akan dinamai Kaden itu.
Cacat pada jantung ini mencegah darah mengalir melalui jantung. Bahkan menurut dokter, beberapa anak dengan kelainan seperti ini mungkin tidak bisa bertahan dalam jangka panjang. Dokter juga mengatakan, kalaupun Kaden tetap hidup, mungkin ia akan menderita sindrom hipoplasia jantung kiri, di mana sisi kiri jantung tidak bisa tumbuh dengan baik.
Namun, keberuntungan ternyata ada di pihak Erica dan Nate. Bayang-bayang kebahagiaan yang tadinya mulai pudar itupun berubah menjadi optimisme akan adanya kesembuhan bagi sang buah hati. Sebab, dokter di Rumah Sakit Phoenix menggunakan USG canggih yang disebut Voluson.
Tidak seperti USG biasanya, teknologi yang dikembangkan GE Healthcare ini menciptakan gambar bayi dengan jelas dan organ internal dalam ruang tiga dimensi ditambah waktu. Dokter dapat mempelajari secara rinci tiap menit perkembangan pembuluh darah dan pergerakan detak pada jantung.
Teknologi 4D bekerja layaknya mesin USG biasanya, di mana memantulkan frekuensi tinggi gelombang suara dari organ dan kemudian menganalisis gemanya. Yang membedakan, Voluson juga menggunakan perangkat lunak mumpuni yang memungkinkan para teknisi menambahkan waktu dan rincian ruang.
Hasilnya, dokter dapat menggunakan mesin ini untuk melihat jantung janin berdetak dari banyak bidang. Tidak hanya itu, dokter juga bisa mengamati darah yang mengalir masuk dan keluar dari jantung dengan waktu yang sebenarnya. Hal ini membantu dokter dalam menemukan kelainan seperti yang diidap Kaden lebih awal dalam perkembangan pada bayi.
Kelainan ini merupakan masalah yang besar, karena cacat jantung bawaan adalah cacat lahir paling sering terjadi. Hampir satu dari 110 bayi lahir dengan kelainan ini.
Setelah menggunakan Voluson, Erica dan Nate pun terbang ke Boston di mana akan dilakukan operasi jantung utero untuk memperbaiki katup jantung Kaden. Kemudian kembali melihat perkembangannya menggunakan Voluson, ahli jantung bisa mencapai katup jantung Kaden dengan jarum besar lewat perut Erica. Pada ujung jarum ada balon yang fungsinya untuk memperluas penyempitan yang terjadi pada katup, sehingga darah bisa mengalir tanpa hambatan.
Tidak lama, jantung Kaden pun mulai memompa secara normal. Meskipun prosedur ini sangat jarang, namun pasien membutuhkan sentuhan yang lembut dan kemampuan memvisualisasikan struktur terkecil.
Operasi yang dijalani Erica berhasil. Kaden pun lahir dengan selamat dan kini telah tumbuh menjadi balita yang ceria dan menggemaskan. Di usianya yang hampir 2,5 tahun, Kaden sangat menyukai olahraga dan selalu ada bola di tangannya.
Kami benar-benar merasa kalau kombinasi dari tim medis yang luar biasa, mesin USG canggih seperti Voluson dan deteksi sini bisa menyelamatkan nyawa anak kami, ungkap Erica. Berkat semua ini, jantung anak kami terlihat sehat sekarang. Memang tidak sempurna, tapi ini sudah lebih baik daripada yang diharapkan.
Recommended By Editor
- 6 Potret di balik layar Beauty and the Beast sebelum dipoles efek CGI
- Mobil terbang siap mengudara tahun 2020, ini harga satu unitnya
- 10 Penampakan teknologi komputer jadul, cuma anak 90an yang paham
- Tahun 2020 bakal ada smartphone bisa 'sembuh sendiri' jika retak
- Inovasi di kala terdesak, jalur monorel ini menembus gedung apartemen