Brilio.net - Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Segala hal dicoba untuk memenuhi rasa ingin tahu. Mengiringi itu, banyak cerita suka dan duka yang dialami kaum remaja.

Nah, untuk remaja yang mudah sedih, murung, atau tertekan, ternyata bisa 'berbahaya' bagi kehidupan kariernya kelak. Kok, bisa?

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa remaja yang cenderung selalu merasa gugup atau depresi, memiliki tingkat pengangguran tinggi pada awal masa dewasa. Temuan ini menunjukkan kelompok remaja yang sangat tertekan berusia 16-20 tahun mengalami pengangguran sebesar 32% dan 26% berpotensi keluar dari tempat kerja pada usia dewasa awal.

"Temuan ini memberikan bukti kuat bahwa remaja tertekan rentan terhadap pengangguran dan kerentanan ini meningkat selama periode ekonomi yang sulit baru-baru ini mengikuti resesi besar," kata pemimpin penelitian Mark Egan dari University of Stirling di Inggris, sebagaimana dikutip brilio.net dari The Times of India, Jumat (1/4).

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Social Science & Medicine ini meneliti pola kerja lebih dari 7.000 orang Amerika selama 12 tahun, yang lahir pada periode 1980-1084.

Penelitian ini juga menyuguhkan dampak merugikan dari tekanan psikologis pada prospek pertumbuhan pekerjaan pada tahun-tahun setelah resesi besar 2007-2009, di mana orang-orang dengan riwayat stres atau tertekan, mengalami kenaikan persentase pengangguran.

Lebih lanjut, temuan lain membandingkan tingkat stres pada dua orang yang terhubungan tali persaudaraan, yang satu tidak stres dan yang satu stres. Ternyata masalah emosional menimbulkan masalah serius pada cowok atau cewek bersaudara atau dari latar belakang yang sama.

Kalau dilihat dari segi ekonomi, perlu adanya penanganan kesehatan mental pada awal kehidupan seseorang.

"Investasi di masa kecil dan pelayanan kesehatan mental remaja bisa memiliki manfaat ekonomi, termasuk mengurangi tingkat populasi pengangguran," kata Egan.