Brilio.net - Makanya jadi cowok itu yang peka dong! Emang bener ya, semua cowok itu nggak peka! Kalimat tersebut mungkin terdengar tidak asing di telingamu. Kata-kata demikian seolah menyimpulkan bahwa kaum Adam memiliki sensivitas perasaan yang rendah.

Namun tahukah kamu, anggapan pria kurang sensitif dibandingkan wanita memang benar adanya jika ditinjau dari sisi ilmiah. Baru-baru ini ilmuwan berhasil mengungkap fakta bahwa wanita mempunyai derajat empati yang tinggi ketimbang kaum lelaki.

Tim dari Amen Clinics di California AS mengungkapkan hasil temuan baru. Dari mengamati sebanyak 46.034 pemindaian otak yang dilakukan melalui teknologi SPECT (Single-Photon Emission Computed Tomography), ditemukan bahwa otak wanita tampak lebih aktif daripada pria.

SPECT merupakan alat yang dirancang khusus untuk melacak aliran darah melalui otak. Pemindaian dilakukan kepada masing-masing partisipan dalam dua kondisi, yaitu saat otak beristirahat dan saat fokus pada suatu pekerjaan.

"Ini adalah studi yang sangat penting untuk membantu memahami perbedaan otak berdasarkan gender. Perbedaan kuantitatif yang kami identifikasi antara pria dan wanita penting untuk memahami risiko berbasis gender tentang gangguan otak seperti penyakit Alzheimer," kata pemimpin penelitian Daniel Amen, seperti dikutip dari Science Alert.

Lebih aktif yang dimaksud adalah bahwa aliran darah wanita lebih banyak daripada pria. Terlihat pada bagian korteks prefrontal, yaitu area yang membantu mengendalikan impuls dan mempertahankan fokus dan limbik, yaitu bagian otak yang menangani suasana hati dan kecemasan. Namun ini bukan berarti menandakan bahwa wanita lebih pintar atau lebih sering menggunakan otak daripada pria.

Wanita Lebih Empati   2017 Science Alert

Para peneliti menerangkan, dengan adanya bagian otak yang lebih aktif ini, memberi dampak antara lain wanita menjadi lebih empati dan intuitif serta lebih memiliki risiko didera kecemasan daripada pria.

Wanita Lebih Empati   2017 Science Alert

Perempuan memiliki tingkat gangguan depresi dan kecemasan lebih tinggi. Sedangkan pria lebih berisiko pada Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), yaitu gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik yang ditandai dengan tidak bisa diam, tidak bisa duduk tenang, dan suka membuat keributan. ADHD inilah yang menyebabkan banyak laki-laki berbuat kriminal.

Penelitian ini dimaksudkan untuk membantu memahami mengapa risiko penyakit otak semisal Alzheimer dan Parkinson berbeda antara pria dan wanita. Journal of Alzheimer's Disease telah memublikasikan penelitian ini.