Brilio.net - Penyebaran virus corona masih terus dicegah agar tidak menimbulkan pasien lebih banyak. Hingga saat ini terpantau sebanyak 2.956 kasus positif, 240 orang meninggal dunia, dan 222 orang dinyatakan sembuh dari Covid-19 di Indonesia.
Di tengah pandemi ini, masyarakat diharapkan terus melakukan upaya pencegahan terutama pada diri sendiri. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat lebih meningkatkan kesehatan tubuh dengan rajin mencuci tangan, mengonsumsi makanan sehat, serta selalu menggunakan masker ketika bepergian.
Menerapkan physical distancing atau menjaga jarak juga termasuk dalam salah satu cara sederhana yang bisa dilakukan masyarakat. Anjuran physical distancing juga dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menekan penyebaran Covid-19.
Penerapan anjuran ini juga sudah terlihat pada beberapa fasilitas publik yang tutup agar menghindari adanya kerumunan orang. Kondisi ini pada awalnya mungkin akan terasa sulit untuk kamu yang kerap melakukan aktivitas di luar rumah.
Bahkan untuk kamu yang kerap berolahraga di pusat kebugaran, di harap untuk melakukan olahraga di rumah untuk sementara ini. Situasi ini dikarenakan selama wabah virus corona, tempat fasilitas umum seperti pusat kebugaran rentan terkontaminasi oleh banyak orang.
Lalu bagaimana dengan kolam renang umum? Hal ini menjadi pertanyaan bagi sebagian orang yang kerap menghabiskan waktu untuk berenang di kolam renang umum.
Meskipun penyebaran virus corona terjadi melalui droplet ketika orang bersin atau batuk, tentu tetap ada kekhawatiran ketika berenang di kolam renang umum.
foto: freepik.com
Virus corona menjadi wabah baru terutama bagi masyarakat Indonesia. Hingga saat ini masih terus dilakukan penelitian untuk mengetahui lebih dalam mengenai virus ini. Termasuk juga mengenai cara penyebaran dari virus corona. Namun menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hingga saat ini belum ditemukan adanya kasus penyebaran Covid-19 melalui kolam renang.
"Tidak ada bukti bahwa Covid-19 dapat disebarkan ke manusia melalui penggunaan kolam dan kolam air panas," begitu pernyataan di situs CDC, seperti dilansir brilio.net pada Kamis (9/4).
Hal ini juga serupa dengan pernyataan yang diberikan oleh profesor kedokteran di College of Nursing, University of Tennessee, Roberta Lavin. Dilansir dari situs U.S. Masters Swimming, ia mengatakan bahwa hingga saat ini para ahli masih terus menyelidiki mengenai cara penyebaran virus corona.
Meski belum diketahui secara pasti mengenai penyebaran virus corona melalui kolam renang, namun Lavin menambahkan bahwa konsentrasi klorin yang terdapat pada kolam renang pada umumnya sudah cukup kuat untuk membunuh virus.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Dr Norman Swan, yang dilansir brilio.net pada Kamis (9/4) dari abc.net.au. Sejauh ini menurutnya menghindari kolam renang umum adalah cara terbaik. Dr Swan juga menambahkan bahwa, klorin pada kolam renang dikatakan efektif membunuh SARS. Akan tetapi, ia menggaris bawahi kekhawatirannya mengenai kemampuan klorin untuk menetralkan Covid-19.
foto: freepik.com
Seperti pada pusat kebugaran, kolam renang umum menjadi lokasi yang kerap dikunjungi banyak orang. Tak hanya bersentuhan dengan air, akan ada banyak interaksi yang terjadi selama di kolam renang. Menyentuh tangga kolam renang, gagang pintu, hingga tembok ruang ganti bisa terjadi selama kamu berada di kolam renang umum. Hal ini yang menjadi kekhawatiran dalam penyebaran virus corona.
Seperti yang kamu tahu, virus corona hingga saat ini diketahui sebagai virus yang mampu menular melalui droplet atau tetesan yang keluar saat orang batuk atau flu. Droplet memiliki massa yang menyebabkan ia bisa jatuh ke lantai atau permukaan benda. Jika benda yang terkontaminasi virus tersentuh oleh tangan, maka berisiko masuk pada tubuh ketika tersentuh pada area mulut, hidung, atau mata.
Beberapa ahli juga sudah melakukan penelitian mengenai umur sebuah virus pada beberapa benda. Dikutip dari laman sciencealert, peneliti menemukan bahwa patogen manusia dapat bertahan di permukaan dan tetap menular pada suhu kamar hingga sembilan hari.
"Suhu rendah dan kelembapan udara tinggi akan semakin meningkatkan umur mereka," kata dokter Gnter Kampf di Rumah Sakit Universitas Greifswald.
foto: unsplash.com
Sebuah analisis pada versi terbaru yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine menyebutkan virus dapat hidup pada beberapa benda dengan rentan waktu berbeda. Dalam penelitian itu disebutkan pada tembaga virus dapat hidup hingga 4 jam.
Sedangkan kardus, menjadi bahan yang memiliki durasi lebih lama ketika tertempel virus. Dikatakan dalam penelitian tersebut, virus dapat tetap hidup di kardus dengan durasi hingga 24 jam. Berbeda lagi umur virus pada plastik dan stainless steel, disebutkan virus dapat bertahan hingga 72 jam.
Maka dari itu untuk menghindari penyebaran virus corona, para ahli menyarankan sebaiknya kamu menghindari tempat yang memiliki risiko tinggi tertular Covid-19. Selain itu menjaga diri dengan meningkatkan kebersihan terutama pada tangan harus tetap dilakukan. Jangan lupa juga memeriksakan diri pada dokter jika mengalami gejala Covid-19.