Brilio.net - Sebagai kota wisata, Yogyakarta memang nggak pernah kehabisan inovasi buat memanjakan para traveler. Di tangan para pemuda-pemudi kreatif, memanfaatkan sesuatu hal yang menjadi ciri khas bisa jadi cara untuk memajukan desa lho, terutama di sektor wisatanya.
Seperti yang dilakukan oleh para pemuda Dusun Kalinampu, Desa Sukoharjo, Bantul, Yogyakarta ini. Memanfaatkan hamparan tumbuhan eceng gondok yang tumbuh di tepian Kali Opak, para pemuda menyulapnya menjadi destinasi wisata yang tengah ramai jadi perbincangan. Menyuguhkan pemandangan indah dari bunga-bunga eceng gondok warna ungu, serta pernak-pernik tambahan ala Jepang membuat tempat wisata ini jadi spot foto yang Instagramable abis.
foto: brilio.net/Syamsu Dhuha FR
Dibuka pertama kali pada 7 Oktober 2019, tempat wisata yang diberi nama Kalinampu Natural Park ini sukses memikat hati para pengunjung. Berlokasi sekitar 19 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta, destinasi wisata Kalinampu Natural Park nggak hanya jadi tempat liburan bagi warga sekitar, namun juga nyatanya bisa menyedot atensi masyarakat wilayah Jogja lainnya saat akhir pekan.
Meski berjarak lumayan jauh dari kota, namun akses menuju Kalinampu Natural Park nggak terlalu sulit. Kamu hanya perlu melakukan perjalanan darat dari Yogyakarta ke Dusun Kalinampu. Sesampainya di sana, kamu akan bertemu gapura masuk Kalinampu Natural Park. Harga tiketnya pun terjangkau, cukup dengan membayar Rp 5.000, kamu bisa menikmati keindahan bunga eceng gondok sepuasnya.
foto: brilio.net/Ivanovich Aldino
Begitu memasuki area Kalinampu Natural Park, suasana Jepang pun langsung terasa. Nggak hanya berasal dari properti yang terpasang, namun juga lagu-lagu Jepang yang terus mengalun membuat kamu berasa sedang berada di negara aslinya. Sebagai tempat wisata yang dijadikan objek foto para pengunjung, Kalinampu Natural Park juga menyediakan berbagai properti foto ala Jepang.
Di sini kamu bisa menyewa kimono dengan harga Rp 25.000, kipas dan payung ala Jepang dengan biaya sukarela, serta kapal dengan tarif Rp 10.000 per orang. Semua properti yang disediakan pun bikin bak orang Jepang di tengah hamparan bunga eceng gondok warna ungu yang ciamik.
foto: brilio.net/Syamsu Dhuha FR
Walaupun baru dua pekan dibuka, namun popularitas Kalinampu Natural Park nggak perlu diragukan lagi deh. Keindahan Kalinampu Natural Park yang sudah wara-wiri di berbagai lini masa media sosial membuat semakin dikenal publik. Dalam sehari, pengunjung yang datang bisa mencapai ratusan.
"Kalau untuk hari Senin sampai Jumat, rata-rata itu hanya 200 pengunjung. Kalau untuk Sabtu-Minggu bisa lebih, sempat sampai 600 pengunjung," ungkap Doni, Ketua Pemuda Dusun Kalinampu kepada brilio.net, Jumat (18/10).
Nggak perlu takut kelaparan atau kehausan, dibukanya Kalinampu Natural Park juga menjadi peluang bagi warga sekitar untuk berjualan. Berbagai makanan ringan dan minuman bisa jadi pilihan buat kamu setelah berfoto-foto ria.
--
Inisiatif para pemuda dusun membangun desa wisata Kalinampu
Berawal dari hamparan eceng gondok yang tumbuh liar di tepian Kali Opak, warga kemudian mengumpulkan tanaman yang merupakan salah satu jenis gulma tersebut dalam satu titik, agar tak terbawa arus sungai. Bunga-bunga warna ungu dari eceng gondok yang terlihat cantik saat bermekaran kemudian menimbulkan ide dari salah satu penggagasnya.
"Awalnya ada temen kami, namanya Mas Kasan melihat ini bunganya banyak banget. 'Beliau memberikan asumsi gimana bagusnya kalau kita buat spot untuk teman-teman (desa)?'" kata Doni.
Respons positif pun nggak hanya datang dari warga sekitar tapi juga para pengunjung dari berbagai wilayah di Yogyakarta. Antusiasme yang ditunjukkan warga pun membuat para pemuda meningkatkan daya tarik Kalinampu Natural Park dengan menambahkan berbagai ornamen khas Jepang seperti lampion, torii, kapal dan lain-lain.
"Mungkin awalnya targetnya untuk satu kecamatan, lama kelamaan banyak yang suka jadi kita tingkatkan propertinya untuk semua warga (seluruh kota Yogyakarta)," tambah cowok berusia 23 tahun ini.
foto: brilio.net/Syamsu Dhuha FR
Tak butuh waktu lama bagi para pemuda untuk mengubah hamparan eceng gondok ini menjadi taman bak Jepang yang Instagramable abis ini. Begitu gagasan yang tercetus disetujui, para pemuda langsung bersatu padu untuk proses penataan taman. Dari pemasangan properti hingga perencanaan objek wisata Kalinampu Natural Park diselesaikan para pemuda dalam waktu lima hari.
Meskipun menghadirkan destinasi desa wisata ala Jepang, terciptanya Kalinampu Natural Park justru nggak terinspirasi dari salah satu desa atau taman asli dari Negeri Matahari Terbit tersebut lho. Doni mengaku, ide tersebut muncul dari salah satu pemuda desa yang pernah berkunjung di salah satu tempat ala Jepang di Malang, Jawa Timur.
"Sampai hari ini belum ada sih (inspirasi tempat dari Jepang). Kan ada temen kami yang pernah ke Malang, di sana ada daerah yang bernuansa Jepang. Beliau pun terinspirasi jadi situ, jadi kita menerapkan di sini," ujar Doni.
Kerja keras para pemuda dalam menciptakan kampung wisata pun nggak hanya menuai respons positif dari warga, tapi juga pemerintah desa setempat. Hal tersebut dibuktikan dari dukungan yang diberikan Lurah dan jajarannya yang sudah mengunjungi Kalinampu Natural Park. Sedangkan dalam upaya membangun Kalinampu Natural Park, para pemuda menggunakan dana swadaya mereka sendiri lho.
foto: brilio.net/Syamsu Dhuha FR
Musim kemarau yang masih menyelimuti Yogyakarta membuat bunga eceng gondok lagi bagus-bagusnya nih. Nah, buat kamu yang nggak mau melewatkan destinasi satu ini, sore hari jadi waktu yang tepat buat mengabadikan momen bersama sahabat, keluarga dan orang terkasih di Kalinampu Natural Park.
"Lebih enak ke sini tuh sore, dari jam 3, 4, dan 5 sore. Itu lagi bagus-bagusnya, jadi bunga lagi mekar banyak, dan kita dapat background sunset," pungkas Doni.
Recommended By Editor
- 7 Festival tahunan di Yogyakarta ini sayang untuk dilewatkan
- Uma Yum Cha, sensasi makam dimsum restoran bergaya kaki lima
- Menengok Perpustakaan Malioboro, terasing di tengah kebisingan
- Inovasi digital andong Malioboro ini makin manjakan turis di Jogja
- Sate Ratu, kuliner khas Jogja langganan turis mancanegara